Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Nasek Ghulung Daun Pisang Kuliner Khas Pulau Bawean

Nasek Ghulung Daun Pisang Kuliner Khas Pulau Bawean

Posted by Media Bawean on Sabtu, 23 Januari 2021


Pernah menikmati nasi bakar yang sempat membumi 3 tahun silam. Di Pulau Bawean, Gresik ada nasi yang secara fisik mirip dengan nasi bakar.

Dibungkus dengan daun pisang, namun tidak dibakar. Namanya nasi gulung daun pisang. Lantas bagaimana rasanya, pasti penasaran kan?.

Nasi Gulung sangat populer di kalangan masyarakat Pulau Bawean. Sebab, nasi yang dibungkus daun pisang lalu digulungnya, menjadi bekal warga Pulau Bawean bila berlayar naik kapal ke Gresik. Selama dalam pelayaran di atas kapal, kebiasaan warga Pulau Bawean memakan nasi gulung.

Keistimewaannya, nasi gulung selain memiliki rasa lebih lezat, juga lebih tahan lama, dibanding nasi biasa. Sehingga tidak cepat basi. Mengapa demikian, karena pengolahannya tidak seperti menanak nasi biasa. Nasi gulung pengolahannya atau memasaknya memerlukan waktu yang cukup lama.

Nasi ini menjadi lezat karena campuran lauk dan olahan sayurnya di dalam gulungan nasi. Umumnya nasi gulung dimakan dengan serundeng kelapa, ditambah ikan kering dan sambal belacan.

Siti Nafisah, warga Desa Daun, Kecamatan Sangkapura mengatakan, dia dan keluarganya sudah terbiasa bila berlayar membawa bekal nasi gulung. “Selama perjalanan bila lapar langsung dinikmati, membawanya juga praktis dibanding nasi bungkusan,”katanya.

Dikatakan, dalam pelayaran Bawean-Gresik menggunakan kapal jenis roll off roll on (roro) dengan waktu tempuh 12 jam, dia masih bisa menikmati nasi gulung.

Bahkan, rasa nasi tidak hambar, baunya juga tidak apek seperti nasi biasa bila tidak dimakan dalam waktu lama. “Ketahanan nasi gulung sampai berhari-hari lamanya, terkadang belum habis di perjalanan bisa dinikmati ketika sampai di tujuan,” ujarnya.

Sampai sekarang nasi gulung tetap menjadi idola bekal perjalanan warga Bawean dalam pelayaran. Untuk mendapatkannya bisa membeli di pasar, ataupun membuat sendiri bila ada keluarganya bertujuan berlayar.

Nafisah, pembuat nasi gulung mengungkapkan, bahan untuk membuat olahan nasi gulung sebenarnya cukup sederhana. Di antaranya beras, garam, daun pisang, dan tali rafia. Untuk membuatnya, beras dicuci bersih dan direndam dalam air kurang lebih 30 menit. Saat direndam, diberi garam secukupnya sebagai pelengkap agar rasanya gurih. Setelah beras direndam, daun pisang dibersihkan dan dibuat lembaran sesuai ukuran nasi gulung.

Selanjutnya, beras diletakkan di atas daun pisang tersebut membentuk empat persegi panjang secara merata, digulung dan diikat dengan tali rafia. Di ujung ikatan talinya diberi tempat gantungan. Untuk proses penanakan, membutuhkan waktu sampai 5 jam. Proses ini mirip dengan memasak lontong yang butuh proses lama. Semakin lama direbus semakin lama ketahanannya untuk tidak basi.

“Setelah nasek ghulung masak, diangkat dan dianginkan. Kemudian dihidangkan sudah siap makan,” katanya.

Agar lebih mantap, nasek ghulung ditambahi bumbu tambahan dengan menu buje capbhi atau garam cabe. lalu diberi sambal kelapa dan jhukok kerreng ka apel-apel atau ikan kering dengan rempah. “Selanjutnya nasek ghulung siap untuk dinikmati sambil menemani pelayaran di dalam kapal,” pungkas dia. (bst)

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean