Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Uji Coba Lapter Harun Tohir, Pilot Nyatakan Pesawat Aman

Uji Coba Lapter Harun Tohir, Pilot Nyatakan Pesawat Aman

Posted by Media Bawean on Jumat, 25 September 2015

Media Baweran, 25 September 2015



Uji coba navigasi dan penerbangan di lapangan terbang (Lapter) Perintis Harun Tohir, Pulaub Bawean Gresik, Rabu (23/9/2015) siang berjalan lancar.

KENDATI pendaratan dan penerbangan berlangsung mulus, namun pilot pesawat uji coba navigasi Capt Iwan Kurniawan memberi sejumlah catatan.

Suasana Lapter Harun Tohir, di Desa Tanjung Ori, Kecamatan Tambak, Bawean Rabu siang, sedikit heboh. Ratusan warga sekitar berduyun-duyun mendatangi lapter yang dibangun Pemkab Gresik bersama Kementerian Perhubungan. Maklum, seumur-umur mereka belum pernah melihat pesawat terbang mendarat di Pulau Bawean.

“Kalau naik pesawat saya sudah berkali-kali mulai yang kecil saat ke Malaysia sampai yang besar ketika umrah ke Mekkah. Tetapi melihat pesawat mendarat di tanah kelahiran itu baru luar biasa apalagi saya yang berada di dalam pesawat. Sehingga kalau ada buku, nama saya bisa dicatat sebagai satu-satunya orang Bawean yang turun dari pesawat di bandara Bawean,” kelakar Jazilul Fawaid, Anggota Komisi V DPR RI saat turun dari pesawan King Air Kalibrasi GT 200.

Memang, pendaratan pesawat yang dipiloti Capt Iwan Kurniawan ini berlangsung mulus. Berangkat dari Bandara Juanda Surabaya pukul 13.05, pesawat khusus uji coba navigasi milik Kementerian Perhubungan ini mendarat di lapter Harun Tohir pukul 13.40.

Saat turun dari pesawat Capt Iwan Kurniawan menjelaskan, secara umum pendaratannya di Lapter Harun Tohir tidak ada masalah. Hanya ada sedikit gangguan kerikil dan debu di sekitar landasan pacu. Saat di udara, Iwan mengaku sempat mengalami cross wind atau tekanan udara dari samping pesawat. Namun menurutnya itu hal wajar, apalagi posisi lapter Bawean berada di tepi pantai. “Saya menjalankan pesawat dengan kecepatan 125 knot atau sekitar 430 km/jam. Ada tekanan angin dari samping tapi itu wajar.

Saat mendarat, saya sempat melihat ada kerikil kecil dan debu berterbangan di sekitar propeler pesawat. Kedepan, kami berharap kerikil dan debu bisa dibersihkan agar tidak mengganggu penerbangan,” terang pilot khusus uji navigasi Kemenhub ini.

Dengan kondisi landasan pacu sepanjang 930 meter, Capt Iwan mengatakan, lapter Harun Tohir untuk sementara hanya bisa didarati pesawat berkapasitas maksimum 16 seat. Tipe pesawat seperti ini Cesna Caravan, Twin Otter, Cassa 27, dan pesawat King Kalibrasi. “Tetapi jika mau didarati pesawat jenis ATR 40 yang berkapasitas 60 seat, runaway harus diperpanjang hingga 1.300 meter,” terang dia.

Di tempat yang sama Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, setelah melihat hasil uji coba pendaratan dan navigasi, maka dia memastikan operasional lapangan lapter Bawean minimal Desember 2015 atau paling lambat awal Januari 2016.

Jonan mengatakan, sebelum dilakukan penerbangan reguler, kementerian yang dipimpinnya akan memasang sejumlah fasilitas, seperti pagar bandara dan alat navigasi penerbangan. “Pemagaran bandara perlu menjadi prioritas, agar tidak ada hewan ternak yang melewati landasan saat pesawat akan mendarat,”ucapnya.

Mantan Direktur Utama PT KAI itu juga meminta dukungannya kepada masyarakat Pulau Bawean agar mendukung pengembangan atau pelebaran landasan Lapter Bawean yang akan dilakukan Kementerian Perhubungan. Ia mengaku, saat ini panjang landasan masih 930 meter dan akan dipanjangkan menjadi 1.300 meter, agar bisa didarati pesawat yang mempunyai kapasitas tempat duduk yang lebih banyak.

“Jadi, ibu-ibu dan bapak-bapak apabila pesawatnya mempunyai kapasitas penumpang lebih banyak, tentunya biaya penerbangan akan murah, kalau sekarang Lapter Bawean masih hanya bisa didarati pesawat berkapasitas 12 penumpang,” katanya.

Menurut Puji Wahyu, Kepala Lapter Harun Tohir sarana di bandara sebenarnya sudah 80 persen. Seperti alat bantu komunikasi, scaning barang bawaan, metal detector, ruang tunggu. “Nanti secepatnya atas arahan pak menteri, seluruh kekurangan sarana akan kita penuhi maksimal akhir Desember tahun ini,” jelas Puji Wahyu. (bst/ris)

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean