Pembangunan jembatan apung yang menghubungkan Pulau Gili dengan Pulau Bawean telah terpasang. Proyek APBD Gresik tahun 2015 dengan total anggaran sebesar Rp 8,5 miliar ini makin mempercantik kawasan pelabuhan sekaligus menjadi daya tarik pariwisata.
Ismail Lutfi, kontraktor pembagnunan dermaga mengatakan, proyek ini menggunakan teknik modular float system atau kubus apung atau dikenal pontoon HDPE. Jembatan apung yang terpasang di Pulau Gili ini panjangnya 95 meter ditambah tangga 10 meter. Sehingga, total panjang menjadi 105 meter. Sedangkan terpasang di Pulau Bawean ukuran panjangnya 60 meter, ditambah tangga 10 meter, jadi 75 meter.
Menurutnya jembatan apung yang terpasang di Pulau Gili dan Pulau Bawean dengan berbentuk kubus dan dapat mengapung. Sementara ini yang menggunakan masih hitungan jari di Indonesia, termasuk di Gili Trawangan.
Jembatan ini, kata dia, dibangun terapung diatas perairan, baik perairan pasang maupun surut. “Penggunaannya dikhususkan untuk menaikkan ataupun menurunkan penumpang saja, bukan tempat parkir perahu,” katanya.
Ditambahkan, hasil pembangunan jembatan apung tahap pertama masih diperlukan 100 meter lagi. Tujuannya agar bisa menyesuaikan pasang surutnya air, sehingga pengguna jembatan
jamin tidak basah.
Abdul Wahed, Kepala Dusun Pulau Gili menyatakan, gembira atas pembangunan jembatan apung yang menghubungkan daerahnya ke Pulau Bawean. “Ini bukti perhatian pemerintah kepada masyarakat Pulau Gili sangat besar. “Setelah pembangunan selesai, tentunya
warga atau pengunjung sudah tidak basah saat akan naik atau turun dari perahu,”pungkasnya. (bst)
