Dokar menjadi
kendaraan favorit bagi warga
ataupun pengunjung wisata di
Pulau Bawean. Disamping bisa
leluasa bernostalgia, ongkos
mengendarai dokar sangat murah
dibandingkan kendaraan umum.
Salah satu wisatawan, Siti
Fadilah mengaku tertarik naik
dokar untuk keliling kota Sangkapura. Disamping mengenang
masa lalu, juga sepanjang jalan
bisa meluapkan kegembiraan
bersama seluruh keluarganya.
“Asyik kok, apalagi dokar
sekarang sudah langka di Pulau
Bawean,”ujarnya.
Jamal (45 tahun) yang berprofesi sebagai penarik dokar
sudah 21 tahun, mengaku senang menekuni usaha yang digeluti sejak usia muda. “Apalagi sekarang saingannya sedikit, saya menikamati menekuni
profesinya,”paparnya.
Menurutnya dokar di Sangkapura hanya 2 ekor saja. Ketika hari libur, banyak penumpang yang antri naik dokar. Apalagi setelah lebaran, sepertinya kelabakan melayani penumpang. “Untuk ongkosnya
keliling kota Sangkapura, untuk perorangan dikenakan Rp.
10 ribu perorangan,”katanya.
Tapi angkutan umum saat
menghantarkan pergi atau pulang ke pasar, untuk tarif perorangan Rp.5 ribu.
Jamal mengaku senang menekuni usaha dokar, karena
hobby merawat kuda termasuk
menjalani profesinya. Adapun
penghasilannya setiap hari
antara Rp. 30 ribu sampai Rp.
40 ribu. (bst)