Bocornya lambung kapal layar motor
(KLM) Srimonah masih menyisakan kesedihan. Terutama para memilik muatan
yang hendak diangkut ke
Pulau Bawean. Hanya sebagian yang bisa diselamatkan.
Seperti yang diungkapkan
H. Abdul Halik, pedagang
asal kecamatan Tambak. Sebagian besar barang-barang
dagangan miliknya sudah tak
bisa dipakai akibat tercampur
air laut. Hanya mebel yang
bisa diselamatkan.
Begitu pula dengan ribuan
sak semen milik warga Labuhan Tanjungori.
Nahkoda KLM Srimonah
Musrih menjelaskan sebagian
besar muatan adalah sembako seperti tepung, beras dan
gula. Tentu barang-barang ini
tak bisa lagi dikonsumsi karena terkontaminasi air laut.
Musrih sebenarnya telah
berupaya mengurangi kerusakan pada muatan. Misalnya
menyedot air laut dari badan
kapal dengan mesin.
Sayang niatannya ini tak
kesampaian. Pihak penyewa
mesin menyedot wanprestasi.
“Saya dibohongi mereka,”
katanya.
Apa yang terjadi pada KLM
Srimonah murni kecelakaan.
Lantaran menabrak benda di
sisi timur pelabuhan Kalimas
Surabaya. “Bukan karena
kelebihan muatan,” katanya.
Sebelum bocor, KLM Srimonah diduga menabrak benda yang ada di dalam alur dekat dinding pembatas lahan
milik PT. PAL Surabaya.
Tabrakan ini mengakibatkan
lambung kapal bocor.
Musrih mengaku tidak tahu
menahu soal kerugian yang
diderita. “Saya hanya sebagai
pengangkut saja, tidak tahu
berapa kerugian sebab pedagang belanja barang sendiri,”jelasnya.
Muhammad Yasin, petugas
Syahbandar Bawean menyatakan tidak tahu menahu soal
tenggelamnya KLM Srimonah di Kalimas Surabaya.
Alasannya sampai sekarang
belum mendapat laporan dari
Surabaya. (bst)