Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Terbang Perdana Bersama Pesawat Twin Otter

Terbang Perdana Bersama Pesawat Twin Otter

Posted by Media Bawean on Selasa, 19 Januari 2016



Oleh : Sugriyanto (Dosen STAIHA Bawean) dan Guru SMAN I Sangkapura

Cihuy…sungguh mengasyikkan! Kesertaanku dalam terbang perdana dari bandara udara Ir. Juanda Sidoarjo-Surabaya menuju lapangan terbang (Lapter) Kopral Harun Thohir di Kecamatan Tambak Pulau Bawean benar-benar seperti dalam mimpi saja. Aku duduk di kursi dekat pilot yang tidak jauh pula dari tempat berdirinya pramugari yang anggun dan memesona. Ruang dekat kabin pesawat benar-benar beraroma bak kamar penganten baru. Kuhirup dalam-dalam setiap semburan embun AC yang putih petak seputih salju (red: putih tanpa warna noda lain) di dekat pintu emergency menuju ruang pilot. Aroma semerbak bunga se-Nusantara rasanya. Segar….nyaman….

Dalam masa penungguan saat pesawat akan take off untuk bermanuver, perasaan dag-dig-dan dug terus berkecamuk penuh dengan segala kemungkinan yang akan terjadi bila pesawat berbodi ringan dan berpenumpang minim ini bisa terbang selamat dan mendarat di Lapter yang dalam seumur-umur bumi baru terwujud di sebuah Pulau yang tampak secuil nokta dari peta buta itu. Kegunda-gulanaan itu mulai menyublim perlahan setelah tatapan mata ini tertuju memagu kepada seorang pramugari muda dengan segala kesempunaan yang dimilkinya. Walau dalam diam bersama, pikiran ini terus membaca dan mendalami kelebihan-kelebihan sang pramugari dengan blezer dan warna kulit yang langsat banget. Mulai dari ujung rambut hingga ujung kakinya benar-benar membuat mulut saya harus berucap “Subhanallah…!”

Terbang perdana dengan pesawat twin otter ini diikuti oleh pejabat dan orang-orang penting lainnya. Tak ketinggalan pula kedua camat, kedua kapolsek, kedua danramil dari Tambak dan Sangkapura, serta orang kaya putra daerah beserta istri dan kedua anaknya pun turut terbang perdana. Suasana menjadi gayang dan gaduh gembira setelah terlihat pak Mentri Ignatius Jonan ikut serta dalam terbang perdana ini. Pak menteri tersenyum lancar tanpa sedikit rasa merengut dan cemas. Tentunya ini berkat latihan dan kerja keras beliau melafalkan “Tempe, tempe, tempe” berkali-kali. Ini merupakan keberhasilan Dahlan Iskan sebagai instruktur kepada bawahannya dalam new hopenya beberapa tahun silam saat menjabat sebagai menteri BUMN. Begitu pentinnya senyum dalam sebuah marketing. Semula pak mentri sulit dan mahal untuk tersenyum, kini senyumnnya cukup menawan penuh rasa familiyar. Tentu, di kereta api tidak senyaman di pesawat.

Sejenak bunyi bel bandara Juanda mendenting dengan disertai kemerduan suara operator perempuan sebagai peringatan perdana untuk persiapan terbang. Pramugari pun memberikan penjelasan mengenai perihal yang harus dilakukan oleh para penumpang terhadap sefty penerbangan pada umumnya dengan SOP (Standar Operasional Penerbangan). Karena ini merupakan penerbangan perdana tentu sedikit mendebarkan. Debar itu masuk ke relung kalbu ini setelah mendengar dan memperhatikan bahasa dan gestur pramugari yang benar-benar berpengalaman dalam taktik terbangnya. Di dukung dengan pilot dan kopilot yang sergep dan berwibawa itu mulai duduk di kursi masing-masing dengan memasang kedua sabuk pengamannya. Sebagai kontrol saja untuk persiapan terbang perdana sang pilot menoleh ke arah penumpang yang juga benar-benar sudah siap. Mesin pesawat mulai menderu sedikit enger di telinga dan menggaruk relung dada ini. Maklum saja orang dusun seperti saya ini baru kali ini juga nekat ikut terbang perdana. Pak menteri dan para pejabat serta orang penting lainnya perlahan mulai merendahkan suara percakapannya.

Betapa irinya hati ini dengan maskapai-maskapai penerbangan berkelas internasional yang menerapkan penerbangan “Halal” seperti yang dirintis oleh maskapai penerbangan Arab Saudi, Brunai Darussalam, dan yang terkini Malaysia turut mengeluarkan pruduk penerbangan berlebel “Halal” tersebut. Sungguh menjadi suatu keharusan untuk penerbangan menuju dan dari Pulau Bawean menerapkan label penerbangan “Halal” juga. Label keselamatan ini patut dan layak untuk diterapkan pula pada rute menuju dan dari Pulau Bawean bila kelak benar-benar menjadi moda transportasi udara yang benar-benar representatif dan menjadi kebanggaan bersama. Tanpa melibatkan kaum calo dan cukung-cukong bandara yang kerap kali membikin tak sedap pemandangan di areal bandara. Pihak yang berkompetenlah yang bisa mengantisipasi menjamurnya para calo terutama di musim penghujan ini. Dan kepada pemilik moda transportasi laut tidak usah cemberut karena ini sebuah realita dari sebuah industri kemajuan dalam bidang transportasi. Kepuasan bersama cola biarlah menjadi sebuah kenangan saja. Saatnya kini berubah!

Tak terasa pesawat sudah beranjak dari run way (red: landasan pacu) bandara Juanda. Saat ini tengah berada di atas laut Jawa. Dari ketinggian tertentu dari sebuah altimeter di ruang pilot menujuk angka di atas seribu meter. Rasanya hati tadi seperti mau jatuh saja karena pengaruh menipisnya gaya gravitasi bumi. Kebetulan kursi tempat duduk saya dekat dengan jendela pesawat. Kudapan yang menjadi suguhan dalam pesawat yang disodorkan oleh pramugari sengaja tidak disantap. Kudapan perdana dan istimewa ini jadi snake sejarah penerbangan yang terus diharap dengan penuh gegap gempita. Akan saya pamerkan kepada sanak saudara dan handai tolan makanan ringan suguhan pesawat twin otter itu. Komposisi gizi dan rasa menjadi prioritasnya. Di samping perjalanan jarak pendek, sesekali saya berdiri sebentar untuk melihat kondisi di bawah pesawat yang berupa bentangan laut biru yang tampak rata gelombang lautnya. Kilauan cahaya menyebabkan lautan seperti banyak memiliki hamparan mutiara. Hal ini membuat hati semakin bangga menjadi anak pulau dengan segala kelebihan dan keindahan alamnya.

Setelah beberapa menit lagi pesawat hendak landing di bumi Boyant ini, Sang pilot sempat berdecak kagum menyaksikan dari ketiggian tentang keindahan alam Pulau Bawean.Mulai dari bukit, ngarai, lembah, air terjun (red: grojokan), pantai berpasir putih, serta hamparan pulau-pulau kecil yang mengitarinya menjadi daya tarik tersendiri. Untuk penerbangan perdana ini ingin rasanya mengajak dan memaksa pilot untuk tidak cepat-cepat menurunkan pesawatnya. Ingin rasanya terbang berkeliling di atas pulau Bawean untuk sekian menit saja. Ini sebagai pariwara atau iklan perdana untuk diketahui seluruh warga Pulau Bawean di manapun berada, tak terkecuali di pedalaman sekalipun. Tiba-tiba sang pramugari mengeluarkan peringatan bahwa pesawat akan segera mendarat di lapangan terbang Harun Thohir Tambak Bawean. Tatkala roda pesawat mau mencium run way yang panjangnya hampir sekilo meter itu, tersentak pula saya terbangun dari tidur lelapnya di kamar peraduan dengan guling terdekap erat. Astagfirullah, waktu menunjukkan pukul 0:00 dini hari. Kebetulan dan bahkan keseringan pula PLN padam di pas jam itu. Benar-benar bermimpi dalam kegelapan. Mungkin inilah efek keinginan yang selalu tertunda dalam alam nyata akan terbawa ke alam mimpi. Semoga semua pihak tidak memolor-molor karena bila dipolor-polor jadwal penerbangan tidak akan pernah bulat sempurna waktu terbang perdananya. Selamat datang Pak Menteri beserta rombongan di Pulau Bawean pun hanya dalam mimpi belaka. Terkecuali mau datang sungguhan “Terbang Perdana Bersama Twin Otter”. Amin.

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean