Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Bawean Tolak Tawaran Gabung Provinsi Madura

Bawean Tolak Tawaran Gabung Provinsi Madura

Posted by Media Bawean on Jumat, 12 Februari 2016


Sejumlah tokoh masyarakat dan tokoh agama dan tokoh masyarakat Pulau Bawean dengan tegas menolak ajakan bergabung dengan Provinsi Madura. Pulau Bawean oleh sejumlah tokoh masyarakat asal Pulau Garam diklaim masuk wilayahnya dan menjadi bagian teritorial Madura.

“Kendati dijadikan sebagai wilayah kabupaten atau kota mandiri, kami tetap menolak tawaran bergabung dalam Provinsi Madura,” kata Baharuddin, Ketua STAIHA Bawean.

Dikatakan, dia tidak setuju bila Bawean dijadikan kota lalu bergabung dalam Provinsi Madura. Alas- annya masyarakat Bawean sudah menyatu dalam Kabupaten Gresik. Selain itu, secara budaya lebih dominan melayu bukan Madura.

Diakui memang bahasa ada kemiripan bahasa, namun secara kulturnya sangat berbeda. Menurutnya, Pemkab Gresik sudah memberikan perhatian khusus terhadap Pulau Bawean. “Pembangunan infrastruktur serta sarana dan prasarana sudah bisa dinikmati oleh masyarakat Pulau Bawean, seperti jalan lingkar, bandara, rumah sakit dan lainnya,” katanya.

Dia menilai, tawaran Bawean menjadi kota dan bergabung dalam Provinsi Madura dianggap sebagai orang mimpi. “Jika menuruti tawaran menjadi Provinsi Madura, kami khawatir nantinya jadi kabupaten yang dianaktirikan. Ataupun penyesalan seperti nasib Timor Timur setelah melepaskan diri dari Indonesia,” katanya.

Pernyataan lebih keras lagi disampaikan KH Abdul Latif. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Sangkapura ini mengungkapkan, Bawean tidak bisa dipisahkan dengan Kabupaten Gresik. “Bagi kami Kabupaten Gresik adalah harga mati, ngapain mau ikut Madura,” tegasnya.

Dikatakan, secara adat istiadat Pulau Bawean lebih dominan melayu bukan Madura. “Dulu ketika di bawah pemerintahan Kabupaten Tuban, ketika Sunan Bonang berdakwah menyatu dengan kultur masyarakat Pulau Bawean. Namun ketika di bawah kerajaan Sumenep ada paksaan untuk menerapkan bahasa Madura. Sehingga banyak warga Bawean asli yang pergi merantau kebanyak daerah di nusantara,” terangnya.

Lebih lanjut KH Abdul Latif menegaskan, Pulau Bawean adalah Kabupaten Gresik, bukan Kabupaten apalagi Provinsi Madura. “Jadi adanya tawaran bergabung dalam Provinsi Madura mutlak ditolak oleh masyarakat Pulau Bawean,” tegasnya.

Terpisah, Muntarifi Anggota F-PPP DPRD Gresik menilai, tawaran tersebut seperti mimpi di siang bolong. “Mustahil diterima oleh masyarakat Pulau Bawean, karena pemerintah kabupaten Gresik sudah memberikan perhatian penuh terhadap pemba- ngunan di Bawean,” ungkapnya.

Adanya rencana tersebut hanya statemen untuk mewacanakan Madura jadi provinsi yang dinilai sampai sekarang belum layak. (bst)

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean