Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Bupati Minta Mahasiswa UGM Teliti Amblas JLB Bawean

Bupati Minta Mahasiswa UGM Teliti Amblas JLB Bawean

Posted by Media Bawean on Selasa, 28 Juni 2016


Puluhan mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) Jogjakarta menghadap Bupati Gresik, Sambari Halim Radianto. Mereka berpamitan untuk melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Peromaan Kecamatan Tambak Pulau Bawean.

Para mahasiswa ini terdiri dari 12 orang mahasiswa dari jurusan Agro Per- tanian, 3 mahasiswa dari Kedokteran dan kedokteran gigi, 8 Mahasiswa dari jurusan Sains Tehnik dan 8 mahasiswa lain dari jurusan Sosial dan Hukum. Mereka yang dipimpin guru besar UGM, Prof. Dr. Ir. Achmadi Priyatmojo, M.Si. Dan hadir mendampingi Sambari, Kepala Bapeda Gresik Tugas Husni Syarwanto, Kepala Dinas Pertanian Gresik, Agus Joko Waluyo, Kepala Bapeluh, Labat Wibowo dan Kepala Ketahanan Pangan, Wasti Andari. Pertemuan digelar di ruang Puteri Cempo Kantor Bupati Gresik.

Sambari menitipkan beberapa pesan dan bahkan membekali mahasiswa dengan bibit sayur mayur. Hal ini menyikapi pertanyaan mahasiswa yang membaca data tingkat konsumsi sayur masyarakat Bawean yang rendah. “Di Bawean produksi ikan sangat tinggi. Memang disana ada komoditi sayur mayur tapi tidak terlalu beragam seperti di Jawa. Agar para Mahasiswa ini bisa mengembangkan sayur mayur ini serta dapat memotivasi masyarakat untuk konsumsi sayur” kata Sambari.

Sambari meminta kepada para Mahasiswa agar meneliti tanaman holtikultura. “Agar budidaya holtikultura bisa dikembangkan dengan model yang lebih maju dari yang ada sekarang” katanya.

Untuk pembangunan fisik, mahasiswa tehnik diminta meneliti pembangunan jalan yang ada di sana. Lantaran baru-baru ini ruas jalan lingkar Bawean (JLB) amblas karena air hujan.”“Kami minta kepada mahasiswa teknik untuk meneliti dan menemukan hal yang penting untuk memperbaiki keadaan” pinta Sambari.

Endah dari jurusan Pariwisata menanyakan bagaimana bila ada wisatawan asing berkunjung ke Bawean dan mengenakan pakaian yang tidak sesuai dengan budaya setempat.

Sambari menjawab, akan membuat aturan berupa perda tentang kearifan lokal.“Kalau di tempat wisata yang lain para pengelola wisata bisa menerapkan busana tertentu untuk masuk lokasinya, maka Bawean juga harus bisa” ujar Sambari. (rof)

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean