Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Bawean Bisa Seperti Bali

Bawean Bisa Seperti Bali

Posted by Media Bawean on Sabtu, 01 Oktober 2016


BANYAK masyarakat yang ma- sih belum mengetahui tentang Pulau Bawean. Banyak pula rumor yang berkembang tentang pulau kecil itu. Ia disebut dengan pulau sejuta rahasia. Keindahan alamnya, budaya masyarakatnya, masih sedikit yang mengetahuinya.

Hal itulah yang disampaikan oleh pengamat ekonomi Universitas Airlangga (Unair), Tjuk K Sukiadi. Menurutnya, Pulau Bawean memiliki sejuta potensi. Sayang, potensi tersebut hingga kini masih belum dimanfaatkan dengan maksimal.

“Saya kira potensi Bawean sangat besar. Tinggal bagaimana komitmen Pemkab Gresik dan Pemprov Jatim khususnya, menghubungkan antara Bawean dan Gresik atau dengan Jawa,” ungkap Tjuk.

Ia mengatakan, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang Pulau Bawean. Bahkan tak sedikit pula yang tidak mengetahui bahwa Bawean adalah bagian dari Jawa Timur. “Hal itu memang wajar, karena letak geografis Bawean yang jauh di tengah laut Jawa,” sambungnya.

Hal awal yang perlu dilakukan oleh pemerintah adalah memberikan informasi sebanyak mungkin tentang Bawean. Baik dari kekayaan alam, pemandangan alam atau budaya masyarakat yang dapat dikemas menjadi potensi wisata. Tjuk memisalkan seperti Pulau Bali yang awalnya tidak seperti sekarang. “Bali dulu pertama kalinya diperkenalkan oleh pemerintah Bali, dan butuh perjuangan sampai dikenal dunia seperti sekarang,” ungkap Tjuk.

Dosen Fakuktas Ekonomi Unair ini juga mengatakan, bahwa tidak menutup kemungkinan Bawean dapat seperti Bali. Memiliki objek wisata yang mejadi idola masyarakat dunia. Roda perekonomian Pulau Seribu Pura berjalan sangat dinamis karena industri pariwisatanya maju. “Dengan kekayaan alam serta budaya masyarakatnya, Bawean memang berbeda. Tapi, Bawean bisa menjadi seperti Bali kalau dikemas dengan sangat baik,” kata Tjuk.

Dijelaskannya, meski secara keturunan masyarakat Bawean berasal dari Madura, tetapi tipikal masyarakat yang suka merantau ke Singapura dan Malaysia, membuat Bawean lebih unik. Suku Melayu memanggil masyarakat Bawean dengan sebutan Suku Bayan, atau orang Bayan.

“Masyarakat Bawean sangat khusus, keislaman mereka cukup kental Dialegnya mirip Madura tapi mereka sudah terkontaminasi atau terekspose Malaysia dan Singapura. Dan yang paling penting, masyarakat Bawean lebih terbuka daripada Madura. Bawean itu out world looking,” terangnya.

Maka untuk menunjukkan Bawean sebagai pulau parwisata, banyak yang perlu dibenahi. Baik dari segi transportasi atau konektifitas dan sumber daya manusia (SDM). Tjuk mengapresiasi positif terhadap pemerintah yang telah membuka bandara perintis di Bawean. Meskipun memang perlu banyak perbaikan untuk lebih maksimal fungsinya.

“Seperti Banyuwangi. Banyuwangi sukses membuat transportasi udara ke daerahnya, maka saya yakin Bawean juga bisa,” yakinnya.

Sedangkan terkait dengan sumber daya alam (SDA), bagi Tjuk masyarakat Bawean sudah cukup berpendidikan. Apalagi notabene masyarakat yang suka merantau membuat pengetahuan mereka juga cukup luas dan terbuka dengan hal asing. “Paman saya pernah jadi kepala sekolah di Bawean. Jadi pendidikan atau pengetahuan mereka sudah bagus, “ tegasnya.

Pada intinya, bagi Tjuk, potensi Bawean dapat dimanfaatkan maksimal. Tergantung bagaimana pemerintah mengemasnya. Dari sisi transportasi, kesiapan SDM dan lainnya harus dipersiapkan matang. Selain itu yang terpenting adalah informasi yang perlu disampaikan ke masyarakat luas tentang keberadaan, keindahan, dan kekayaan Bawean. “Karena semua itu percuma jika tidak ada informasi yang intens tentang Bawean,” tandas Tjuk.

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean