Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Tempas

Tempas

Posted by Media Bawean on Kamis, 19 April 2018


Oleh: Sugriyanto

Tengel atau Tuli merupakan nama jalan menanjak yang cukup angker dan menyeramkan. Kesan keseraman jalan menanjak ini menjadi sebuah cerita yang mengalir lewat peristiwa kejadian aneh-aneh. Setan alas, kuntil anak, oreng celleng, oreng poteh, dan "petakutan" gaib lainnya kerap kali menampakkan diri dalam kegelapan petangnya malam. Cerita misteri ini tetap dipercaya oleh masyarakat setempat sebagai lagu lawas yang menyenandung di kesunyian malam. Benarkah demikian? Cobalah melintas sendiri di waktu malam jumat kliwon.

Seiring dengan menggelindingnya waktu dengan segala kemajuan zaman, tanjakan "Tengel" yang cukup menukik ini sudah tidak seseram masa lalu. Lampu penerang dan hiruk pikuknya deruh mesin kendaraan bermotor di tanjakan menikung itu membuat para demit harus minggat perlahan untuk pindah tempat. Walau demikian, masih saja muncul cerita aneh yang dialami para pengguna jalan di Dusun Alasmakmur Desa Daun Kecamatan Sangkapura Bawean. Kadar keangkeran jalan tanjakan "Tengel" rupanya kian hari kian memudar laksana kain jemuran dimakan sinar mentari. Sirna dan pelay cerita misteri yang mengundang bulu kuduk terus tegak merinding mendengarnya. Rupanya, kini sudah tidak seram lagi setelah kawasan itu berpenghuni rumah bengkel dan rumahan tua serbaguna lainnya.

Tepian jalan di kawasan tanjakan "Tengel" ini kini menjadi pusat pengepul buah kelapa. Ratusan bahkan ribuan buah kelapa menumpuk di sepanjang tepian jalan "Tengel". Berbagai varian buah kelapa yang terdapat di pulau ini sudah ada pengepulnya. Di antara jenis kelapa yang ada seperti; kelapa poju, kelapa hibrida, kelapa gading, kelapa papoanan, hingga kelapa tunas dijumpai di sana. Kelapa-kelapa itu dibeli dengan harga kisaran antara Rp.1.500 hingga Rp.3.000 perbuah sesuai dengan ukuran besar kecilnya. Sebelum kelapa-kelapa itu dikirim ke luar pulau terlebih dahulu ditempas kulitnya menggunakan cara manual yang unik dan menarik bila ditrawang dari dekat. Waktu kecepatan mengelupasi ijuknya melebihi kecepatan menempas dengan menggunakan parang biasa. Tukang tempas cukup menancapkan linggis yang bagian pipihnya ditengadahkan ke langit. Tusukan awal dengan sedikit menekan hingga menembus bagian batok kelapa dapat memudahkan proses penempasan. Kelapa muda "kesantan-santan" hingga kelapa "kereng" atau kelapa tua renta semua terkelupas kulitnya tanpa harus mengeluarkan tenaga berlebih. Buah kelapa yang sudah dikelupasi kulitnya dikemas dalam karung untuk dikirim ke daerah Paciran dan daerah lain di sekitarnya. Berkarung-karung buah kelapa terkirim setiap minggunya. Untuk buah kelapa yang sudah bertunas dijadikan bibit yang akan dikirim ke daerah Nganjuk atas pesanan para petani kelapa di daerah tersebut. Menurut para petani yang sempat memesan bibit tanaman kelapa asal Pulau Bawean mengungkapkan bahwa buah kelapa asal Pulau Bawean cukup tahan lama atau awet serta hasil santannya berasa lemak manis. Hal ini yang menjadi nilai jual kelapa khas asal Pulau Bawean yang tiada duanya di bumi nusantara ini. Buah kelapa yang teramat tua akibat kekerengannya hingga berfuruk setelah dikuliti batoknya dijemur di bawah terik matahari sebagai bahan baku untuk dibuat kopra. Tumpukan koprapun dikirim keluar daerah hingga bersak-sak jumlahnya.

Berdasarkan keterangan pengepul yang ditemui di lokasi menuturkan bahwa pasokan kelapa ini berasal dari seluruh desa yang berada di penjuru Pulau Bawean. Dari 30 desa yang ada pengepul sudah kualahan menerima hantaran buah kelapa karena memang berlimpah adanya. Pemilik pohon kelapa pun merasa enggan menjual kelapa muda atau "degan" walau harga bisa tiga kali lipat dari harga kelapa santan biasa. Pandangan mereka tidak menjual "degan" karena dapat menyebabkan buah kelapa rusak untuk harapan hasil buah selanjutnya. Beruntunglah para pemilik pohon yang tak mengenal musim ini bila memiliki lahan luas jika ditanami pohon kelapa. Selain buahnya yang dijual masih banyak barang ekonomis lainnya yang diambilkan dari bagian pohon kelapa. Termasuk pelepah kering dan "carokcok"-nya bisa dipakai untuk menambah kepulan asap dapurnya. Khusus "nyeor poan" atau kelapa kopyor dibuat pesta pora keluarga bersama adukan gula merah yang manisnya "amber-amber" aka benar-benar berasa segar.

Prospek usaha penepulan kelapa ini cukup menjanjikan. Berbagai keuntungan sudah dirasakan oleh pengepul dan pemilik pohon kelapa sendiri. Warga sekitar yang berminat terhadap ijuk kelapa untuk acara bakar ikan tinggal mengambil saja. Tumpukan ijuk kelapa pun kian hari kian menggunung. Itulah sisa hasil kulit kelapa yang sudah terkena "Tempas" oleh petugas. Tempas, Tekan Masuk Lepas...! Kidung merdupun mengalun "Puk ame-ame, belalang kupu-kupu, siang makan nasi kalau malam minum susu, susu lemak manis, santan kelapa muda, anak jangan nangis bapak ibu lagi kerja". Hussssttt...!

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean