Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Duel Udara Menegangkan F-16 TNI AU Saat Mencegat F-18 US Navy di Langit Pulau Bawean

Duel Udara Menegangkan F-16 TNI AU Saat Mencegat F-18 US Navy di Langit Pulau Bawean

Posted by Media Bawean on Selasa, 29 Mei 2018


Tanggal 3 Juli 2003 silam, ruang udara di atas Pulau Bawean mendadak mencekam.

Hal ini lantaran radar milik TNI AU mendeteksi lima buah pesawat asing (Blackflight) terbang masuk ke wilayah udara Indonesia tanpa izin.

Dari pantauan radar dapat dilihat kelima pesawat asing itu bergerak dengan cepat dan bermanuver tajam, bisa dipastikan kelimanya adalah pesawat tempur.

Namun Kosek II Hanudnas (Komando Sektor II Pertahanan Udara Nasional) dan Popunas (Pusat Operasi Pertahanan Udara Nasional) belum melakukan tindakan lantaran kelima pesawat itu kemudian menghilang dari pantauan radar.

Tetapi dua jam kemudian Radar Kosek II kembali menangkap manuver pesawat tadi.

Panglima Kohanudnas kemudian memerintahkan untuk segera mencegat pesawat asing tersebut.

Hal ini lantaran pesawat asin tersebut sudah menganggu penerbangan komersial Surabaya-Bali.

Serta mereka tidak melakukan kontak komunikasi dengan menara ATC untuk izin penerbangan.

Menanggapi hal itu dua pesawat tempur F-16 TNI AU lantas lepas landas untuk melakukan pencegatan dan identifikasi pesawat asing tersebut.

Kedua F-16 TNI AU itu dibekali dengan rudal udara ke udara dan 450 butir peluru kaliber 20mm.

Menjelang petang kedua F-16 sudah sampai di titik pencegatan.

Pilot kemudian melihat bahwa target mereka rupanya adalah F/A 18 Hornet milik US Navy.

Belum apa-apa dua Hornet itu lantas mengajak berduel (dogfight) F-16 TNI AU.

Akhirnya perang elektronika dimulai antar keduanya, saling jamming untuk mengacaukan sistem radar serta avionik pesawat.

Di sini keunggulan teknologi amat nyata, F-16 US Navy berhasil duluan me-lock on/mengunci posisi salah satu F-16 TNI AU dengan radar dan rudalnya.

Untuk menghindari sergapan rudal lawan, F-16 lantas melakukan hard break yakni manuver menghindar dengan berbelok tajam 90 derajat ke arah kanan dan kiri serta melakukan gerakan zig-zag.

Bukan hanya F-16 TNI AU yang melakukan manuver tersebut namun F/A-18 juga melakukan hal yang sama, jaga-jaga jika rudal milik musuh menyasar mereka.

Keadaan menjadi semakin menegangkan, setiap pilot yang terlibat dogfight sudah ancang-ancang memencet trigger di kokpit mereka.

Melihat keadaan seperti ini salah satu F-16 kemudian menggoyangkan pesawat sebagai tanda tak mengancam dan misi pencegatan itu merupakan identifikasi visual.

Satu menit kemudian terjalin komunikasi antar keduanya, F/A-18 mengklaim mereka terbang di wilayah perairan internasional.

"We are F-18 Hornets from US Navy Fleet, our position on International Water, stay away from our warship" ujar pilot Hornet.

Pilot F-16 TNI AU kemudian menjelaskan bahwa Hornet sudah menganggu jalur penerbangan komersil dan tidak melapor ke ATC terdekat di Bali sehingga status mereka Blackflight.

Usai itu F/A 18 terbang menjauh pergi sedangkan dua F-16 TNI AU kembali ke pangkalan mereka di lanud Iswahjudi Madiun.

Setelah mendarat di pangkalan, TNI AU menerima laporan dari MCC Rai (ATC Bali) bahwa Hornet yang mereka cegat merupakan bagian dari armada kapal induk US Navy.(Seto Aji/Grid)

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean