Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » , » Kebuntelukdalam, Desa Berkeberkahan

Kebuntelukdalam, Desa Berkeberkahan

Posted by Media Bawean on Sabtu, 16 Juni 2018


Oleh: Sugriyanto (Pakar Seni dan Bahasa Bawean)

Berdasarkan catatan ilmu bumi, nama Desa Kebun Telukdalam disandarkan pada peristiwa alam yakni bertambah naiknya sebuah pulau setiap tahunnya dari permukaan air laut. Temuan sementara yang menguatkan bahwa di antara Desa Daun dan Desa Kebun Telukdalam terdapat gua yang di dalamnya penuh berisi fosil biota laut berupa cangkang kerang dengan berbagai variannya. Secara penelusuran sederhana, kata teluk itu sendiri merupakan laut yang masuk ke darat atau sebaliknya darat yang menjorok ke laut. Nama kata "dalam" dapat diartikan tidak dangkal atau masuknya laut ke daratan begitu jauh. Bila ditarik garis lurus dari arah selatan Desa Daun hingga ke Utara menuju Desa Kebun Telukdalam hampir tiga kilometer jauhnya. Laut itu masuknya begitu ke dalam atau memang laut yang masuk memiliki tingkat kedalaman sampai tak terjajaki.

Tanah yang ditengarai bekas teluk ini memiliki tingkat kesuburan di atas rata-rata tanah desa lain di sekitarnya. Berbagai macam tanaman umbi-umbian dan sayur tumbuh subur di hampir seluruh wilayah Desa Kebun Telukdalam. Hasil bercocok tanam bawang terbagus kualitasnya selama ini berasal dari desa tersebut. Bahkan, salah seorang ahli pertanaman asal Pasuruan setelah menggarap berhektar tanah milik warga setempat menyatakan dari amat suburnya tanah desa tersebur cocok dibuat menanam tanaman tembakau. Namun, warga setempat belum bisa menerima bila tanaman tembakau dibudi-dayakan di desanya dengan berbagai dalih yang memang masuk di nalar. Pasokan sayur dan tanaman umbi-umbian di pasar kebanggaan warga Desa Kebun Telukdalam yakni pasar "Kotempa" seluruhnya hasil tanam warga setempat. Tanaman sayuran itu banyak dikulak warga desa lain dari pasar "Kotempa" (baca,Indonesia: kura-kura sungai, bulus) untuk dijual kembali ke berbagai pasar di Pulau Bawean merupakan hasil bumi Desa Kebun Telukdalam. Seperi; buah mentimun, nangka sayur, kacang panjang (baca, Bawean: sayur otok), sayur bayam, labu sayur, kangkung tajin, serta berbagai jenis sayur lainnya adanya berlimpah dan harganya pun relatif murah. Bila menjelajah lebih jauh ke dalam Desa Kebun Telukdalam akan menjumpai di setiap pekarangan rumah warga terdapat tanaman buah naga karena cocok dan teramat subur tanahnya.

Sisi menarik dari desa ini adalah adanya jalinan perjodohan yang berporos antara gadis asal Desa Kebun Telukdalam dengan warga keturunan Bawean yang menetap di Singapura dan Malaysia sebagian kecilnya. Sulit bagi jejaka luar manca untuk mendapat gadis asal Desa Telukdalam kalau tidak karena jodoh atas usaha sekuat tenaga. Selain wajah elok rupawan dari keturunan warga desa dimaksud juga terdapat pertimbangan kemapanan ekonomi dan pertimbangan lain yang masih menjadi nilai tawar yang tidak semua orang bisa berjodoh ke desa penuh keberkahan ini. Alasan lain, di desa ini terdapat banyak tanah peninggalan warga keturunan yang sudah menetap di Singapura dan Malaysia sehingga warga setempat sudah tidak direpotkan dengan kepemilikan lahan nantinya. Hal ini diperkuat dengan peristiwa pengiriman hewan kurban dari Singapura dan Malaysia selalu menuju Desa Kebun Telukdalam.

Keberadaan lembaga pendidikan di Desa Kebun Telukdalam boleh dikatakan lengkap dan maju. Sejak tingkatan terendah PAUD, SD, MI, MDU, MINU, MTs, MA, hingga pondok pesantren berkembang pesat di desa tersebut. Semboyan utama warga Desa Kebun Telukdalam yaitu tidak akan pernah berhenti menuntut ilmu hingga sampai melepas masa lajang atau hingga sampai masanya kawin. Wajar bila para kiai atau ulama asal Desa tersebut ilmu keagamaannya cukup mumpuni dan dalam hingga melebihi kedalaman teluknya sendiri. Selain lembaga pendidikan yang turut berkembang pesat pula adalah sarana tempat ibadah. Hampir di setiap dusun terdapat satu langgar bahkan lebih yang tersentral pada satu garis komanda satu mesjid saja. Di sini terlihat jelas bentuk kekompakan dan kerukunan warganya dengan banyak langgar tetapi tetap menginginkan satu masjid saja.

Temuan lain dari tanah subur dan berkeberkahan ini, di sana terdapat sungai dengan hewan spesifik berupa "kotempa" atau bulus sebagai hewan sungai yang dilindungi. Padahal, di sungai desa yang lain, hewan berkategori "penjultok" itu sudah mengalami kepunahan karena diburu secara membabi buta penuh keangkara- murkaan. Di sungai yang sama ditemukan pula banyak kerang hijau (baca, Bawean: kerang kejhing) yang berlimpah. Jenis kerang serupa banyak ditemukan di sungai negara Thailand Muangthai. Salah seorang mantan perantau sebagai pekerja kapal luar negeri mengatakan rasa kerang itu melebihi sedapnya kerang buluh sekalipun asal tahu cara mengolah dan memasaknya. Sedap betul...!

Kejadian aneh dan banyak menarik perhatian warga Pulau Bawean, di Desa Kebun Telukdalam terdapat pemandian "Olo Tompo" yang baru saja diresmikan dan dibuka untuk umum oleh wakil Bupati Gresik (DR. H.Moh.Qosim, M.Si). Nama pemandian merdeka "Olo Tompo" ini dapat diurai sedikit tentang artinya. Olo itu berarti kepala atau hulu sumber air dan kata "tompo" artinya cupak beras (baca, Bawean: copbhuk) yang biasa digunakan warga setempat untuk mencuci beras sebelum ditanak. Tersingkap pula rahasia keberkahan berupa khasiat air sumber "Olo Tompo" dengan cara mengadzaninya pada malam tertentu, airnya akan mendidih (baca, Bawean: ngalkal) bergelumbung-gelebung. Saat itu pula warga berbondong-bondong membotoli air sumber "Olo Tompo" yang menyembur dari bawah batu menjadi air berkhasiat sebagai obat berbagai penyakit, baik fisik maupun psikis serta menyehatkan. Posisi pemandian "Olo Tompo" rupanya perlu dievaluasi sedikit agar ditinggikan dari rata-rata persawahan warga pada umumnya sehingga sisa debit air buangan dari kolam pemandian masih bisa dimanfaatkan untuk keperluan irigasi persawahan warga pada umumnya. Bumdes Untung warga pemilik sawah juga. Bahkan, kelimpahan sumber mata air pemandian "Olo Tompo" hingga mengalir sampai persawahan wilayah warga Desa Daun.

Keajaiban yang terjadi di Desa Kebun Telukdalam hingga saat ini menjadi gudangnya warga pemilik kemerduan suara, terutama dalam melantukan ayat-ayat suci Al Qur'an. Sebuah kesaksian menuturkan bahwa genteng atau seng atap rumah turut bergetar tatkala salah seorang warga mengeluarkan kemerduan suaranya dalam seni baca Al Qur'an. Sampai-sampai lampu listrik di ruang rumahnya bisa padam akibat kemerduan tarikan suaranya. Bila kurang yakin dengan keajaiban ini maka ingatlah pada suara Siti Fatimah yang membuat pedang yang akan dihunuskan kepadanya oleh abangnya sendiri bernama Sayyidina Umar jatuh menggeletak di tempatnya berdiri. Setelah mendengar kemerduan suara bacaan Al Qur'an adiknnya serta-merta tangan Umar bergetar dan pedangpun jatuh. Terbukti, suara emas itu terwariskan salah satunya kepada qori'ah juara 1 tingkat Nasional yakni Ibu Hj. Aziza Aziz asli kelahiran Desa Kebun Telukdalam. Penerus kemerduan suara itu masih banyak diwarisi oleh warga lain yang juga kelahiran desa tersebut. Tokoh hebat kelahiran Desa Kebun Telukdalam seabrek adanya sehingga tak cukup ruang untuk ditulis di sini.

Paling akhir dari tulisan sederhana ini hendak mengungkap mengapa hasil panen padi sampai surplus dan hasil panen yang lain juga berlimpah di Desa Kebun Telukdalam? Jawabnya, warga Desa Kebun Telukdalam selalu bersyukur terhadap nikmat dan karunia ilahi. Di saat usai memanen tanamannya, di saat itu pula hasil panennya tidak lupa dizakati, baik diperuntukkan kemakmuran tempat ibadah maupun kepada mereka yang berhak menerima. Betapa dalamnya hukum dan ketentuan ajaran Islam yang diterapkannya. Bisa ditiru...!

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean