Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Waspada.... Jambret Rambah Pulau Bawean

Waspada.... Jambret Rambah Pulau Bawean

Posted by Media Bawean on Rabu, 06 Maret 2019


Kejadian mengejutkan baru-baru ini dialami oleh seorang ibu tua bernama Ibu Hj.Marfu'ah. Keseharian Ibu yang menjadi nenek dari Mahathir ini membuka toko racangan dengan berbagai bahan klontong yang dijualnya. Tepat pada hari Jumat parak siang sehabis waktu subuh tanggal 22 Pebruari 2019 peristiwa penjambretan itu dialaminya. Peristiwa yang amat tidak lumrah seumur-umur di Pulau Bawean yang menjadi hal tabu untuk dilakukan pada kenyataannya terjadi juga. Semua paham bahwa secara sosio kultural warga Pulau Bawean boleh dikatakan "Panjang mulut pendek tangan", artinya bila ada berita secuil sekalipun akan cepat menyebar sebagai wujud kontrol sosial. Sebaliknya, peristiwa pencurian apalagi penjbretan amat tabu dilakukan.

Sudah menjadi kebiasaan warga Pulau Bawean, terutama ibu-ibu tua saat mengenakan baju kebaya atasan selalu bersemat emas "ropeah" atau emas bersemat seukuran uang seratus receh (Baca, Bawean: uang kercing) masa silam. Berat emas "ropeah" mencapai seratus gram per-"ropeah"-nya. Pada zaman itu pula banyak transaksi jual beli sawah, tanah, dan sebagainya menggunakan ukuran "ropeah". Kondisi ini terlihat seperti butik berjalan saja. Kebiasaan ini dilakukan karena adanya rasa aman yang amat terjamin. Ke mana saja warga dengan mengenakan emas "ropeah" di baju kebayanya tidak pernah merasa gamang dan risau.

Peristiwa naas yang menimpa Ibu Hj. Marfu'ah ini terjadi sesudah menunaikan ibadah salat subuh. Saat itu Ibu Hj. Marfu'ah menjalani kebiasaannya melakukan joging atau jalan-jalan jarak pendek di sepanjang jalan raya berpaving yang tak jauh dari pasar pagi "Padheleman" Desa Lebak Kecamatan Sangkapura Bawean Gresik Jawa Timur. Rumah ibu Hj. Marfu'ah tepat berada di sebelah barat pasar pagi "Padheleman" menghadap ke arah jalan raya. Di sebelah kiri jalan arah menikung memasuki Desa Pudakit Timur rumah Ibu Hj. Marfu'ah berada. Biasanya Ibu Hj. Marfu'ah melakukan jalan pagi (Baca, Bawean: kias) bersama cucu kesayangannya Mahathir di sepanjang jalan berpaving depan rumah dan toko miliknya. Suasana pasar masih lengang dan baru ada satu mobil yang datang dengan tujuan memasukkan barang dagangannya ke dalam pasar.

Di saat senyap tanpa terlihat seorang pun yang sudah bangun pada hari Jumat pagi itu, seorang lelaki berperawakan tinggi besar dengan warna kulit hitam legam menguntit Ibu Hj. Marfu'ah yang tengah sendirian melakukan jalan santai. Tiba-tiba saja dari arah belakang mengarah ke barat sang penjambret melakukan aksinya dengan memeluk dari belakang dan menarik gelang "pentel" sekuat-kuatnya hingga Ibu Hj. Marfu'ah berteriak histeris kesakitan dan minta tolong kepada warga yang masih dalam terlelap tidur. Suara ibu Hj. Marfu'ah yang setua itu nyaris tak terdengar oleh warga di sekitarnya. Hampir saja Ibu Hj. Marfu'ah terjerembab ke badan jalan berpaving sekiranya gelang yang dijambret itu tidak putus kait-kaitnya. Berat gelang yang berhasil dibawa kabur oleh penjambret mencapai 28 gram.

Setelah berhasil menjabret gelang "pentel-pentel" milik Ibu Hj. Marfu'ah maka penjambret langsung ngacir dengan tancap gas sekencang-kencangnya. Beberapa saksi mata yang sempat bersalipan atau berpapasan dengannya saat mau menuju pasar pagi "Padheleman" dari arah barat menuturkan bahwa memang berjumpa pengendara bersepeda motor beat merah dengan melaju amat kencang. Mereka baru mengetahui saat warga ramai berkerumun dan pengejaran partikelir dilakukan warga namun sang penjambret sudah menghilang tak terkejar lagi.

Sosok penjambret tinggi gempal dengan sepeda motor beat merah itu terus membayang dalam pikiran ibu Hj.Marfu'ah. Akibat tarikan penjabret dengan sekuat tenaganya, pergelangan tangan kiri Ibu Hj. Marfu'ah mengalami ruda paksa. Luka dan bengkak masih membekas hingga selalu terbawa dalam tidur perasaan trauma itu. Peristiwa kelabu ini menjadi pembelajaran bagi kita semua agar waspada dan tetap berhati-hati karena kesempatan itu terjadi karena adanya peluang. Semoga kejadian ini menjadi yang pertama dan terakhir di Pulau Bawean. (sug/mb)

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean