Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Menyibak Kekokohan Bata Bululanjang

Menyibak Kekokohan Bata Bululanjang

Posted by Media Bawean on Senin, 09 September 2019


Oleh: Sugriyanto

Kebutuhan akan batu bata bagi kehidupan manusia saat ini menjadi sebuah keniscayaan. Transformasi budaya dalam pembangunan tempat tinggal atau perumahan penduduk yang semula berdinding bambu dan kayu, kini beralih ke dinding tembok atau bahan permanen lainnya. Kebutuhan akan batu bata sebagai bahan bangunan menjadi pilihan yang tak bisa terpungkiri. Meningkatnya kebutuhan akan batu bata memacu industri rumahan warga setempat di Dusun Bululuar dalam pembuatan batu bata secara turun temurun atau cara tradisional. Salah satu dusun yang menjadi sentra produksi batu bata berkelas di antero Pulau Bawean adalah Dusun Bululuar Desa Bulu Lanjang Kecamatan Sangkapura Bawean Gresik Jawa Timur.

Hampir seluruh warga di Sangkapura, khususnya dan di Pulau Bawean pada umumnya tahu akan kualitas batu bata asal Dusun Bululuar. Beberapa kepala tukang atau mandor pendirian bangunan, baik bangunan rumah maupun bangunan perkantoran pada umumnya akan tetap memilih batu bata buatan warga Bululuar sebagai bahan dinding bangunannya. Pernah pada suatu ketika tukang bangunan melakukan penimbangan batu bata asal Dusun Bululuar dan batu bata asal tempat lainnya dengan rasio tingkat keberatan, ternyata batu bata asal Dusun Bululuar lebih berat. Padahal ukuran cetakan batu bata secara umum relatif sama. Sampai-sampai tukang bangunan merasa kesulitan untuk mematahkannya dengan "cetok" kerjanya. Bila dipaksakan, cetok tukang akan "pelok" atau peot sendiri. Ada apa gerangan?

Pembeda kualitas batu bata asal Dusun Bululuar dengan tempat lainnya ditentukan oleh beberapa faktor. Pertama, tanah yang menjadi bahan baku pembuatan batu bata di Dusun Bululuar merupakan tanah persawahan yang tekstur tanahnya memiliki karakter yang berbeda dengan tanah persawahan pada umumnya. Mungkin inilah yang dikatakakan karunia dan anugerah alam kepada warga Dusun Bululuar. Komposisi tanah di persawahan Dusun Bululuar terdari atas tanah liat (baca, Bawean: memes) dan tanah berpasir yang sedikit bercampur kerikil halus. Campuran inilah yang menyebabkan kekokohan dan ketahanan dari perpecahan atau patah saat dipakai. Wajar, bila terbedakan berat jenis batu bata asal Dusun Bululuar dan asal dasun tempat lainnya. Untuk membuktikan tingkat keberatannya dapat pula dilihat pada mobil pik-up L-300 saat sama-sama mengangkut seribu batu bata produk warga Bululuar. Kendaraan roda empat dimaksud terlihat lajunya membebek dan pir mobilnya terlihat datar yang semula melengkung ke atas. Sedangkan mobil yang sama digunakan mengangkut batu bata asal tempat lainnya dalam jumlah yang sama terasa gampang dan lajunya kencang. Pir mobil pun tetap terlihat lengkungannya ke atas. Kedua, proses pengolahan tanah saat diaduk atau dilencor dengan cara menginjak-injak semaunya benar-benar pekat menyampur sempurna. Kedua jenis komposisi tanah adukan itu menggunakan takaran air yang pas sebagai katalisnya benar-benar air "suci" dan mengalir. Hal ini kadang yang perlu penajaman sebagai anjuran kepada tukang pembuat batu bata di tempat lainnya agar memerhatikan air yang digunakan. Jangan sembarang air digunakan! Tambahan lainnya sebagai penyedap aroma batu bata asal Dusun Bululuar selalu mendapat kucuran keringat dari tukangnya dengan aroma baunya cukup mengesankan di lubang hidung. "Asin-asin sedap!"

Rahasia lain yang kini menjadi konsumsi publik mengenai tingkat kualitas batu bata asal Dusun Bululuar berada di atas batu bata asal tempat lainnya adalah tingkat kemasakan atau kematangan dari proses pembakarannya. Tingkat kemasakan ini dapat dilihat dari warna batu bata yang ada, merahnya benar-brnar merah bara bukan merah pucat atau merah terkulai lemas. Selain itu pula dapat dilihat pada tingkat "kengentingan" dalam tester dengan cara dipukul pakai logam keras. Bahkan, penjatuhan dari ketinggian tertentu batu batu buatan warga Bululuar tetap tidak patah apalagi remuk (baca, Bawean: reppes). Hasil pembakaran yang bermutu baik ini juga ditunjang oleh penataan tungku serta dalam hal penghadapannya sesuai arah gerakan angin. Selama ini, tukang pembuat batu bata lainnya asal membakar saja. Setelah ditelisik lebih jauh saat proses pembakaran batu bata asal Dusun Bululuar didapatkan rahasia perusahaan yang dapat diungkap yakni penggunaan kayu bakar pilihan. Dua jenis kayu bakar yang menghasilkan kobaran api hingga warna jilatannya membiru menyerupai semburan api las karbit berupa kayu akasia dan kayu pohon camplong. Kedua jenis kayu bakar ini menghasilkan onggokan bara (baca, Jawa: geni) yang terus membara selama mulut-mulut tungku pembakaran itu ditutup. Penutupan mulut-mulut tungku ini pertanda batu bata masak hingga dinyatakan siap dientas atau dibongkar. Bukan masak karena tumpukan sekam berapi seperti yang dilakukan perajin batu bata di tempat lainnya, melainkan masak yang matang sebenarnya. Usaha spiritual yang dilakukan perajin batu bata sebelum mengeksekusi pembakaran masih diawali acara selamatan adat dengan doa-doa dan taburan beras kuning di areal pembakaran. Persolan relevan secara rasional dan hurafatnya, believe or not! Up to you mister and miss!

Rahasia yang tak pernah terungkap mengenai pantangan atau hal tabu terkait proses pembakaran batu bata ini adalah adanya larangan keras bagi seorang wanita haid atau datang bulan berlalu atau lewat di dekat mulut-mulut tungku api pembakarannya. Apalagi sampai turut ikut bersama dalam proses pembakaran akan memgalami "porronta" yaitu "porron tapi mentah, (terjemahan bebas: gosong di bagian kulit luar akan tetapi mentah di bagian dalam). Pantangan lain yang harus dihindari berupa penggunaan kayu jambu klutuk atau (baca, Bawean: jambu tolang/jambu biji). Bila kedua pantangan ini dilanggar maka tinggal menunggu kementahan yang akan diderita. Sebanyak apa pun persediaan kayu bakar yang habis ludes terbakar namun hasil pembakarannya tetap nihil. Kepercayaan lain yang menjadi petatah-petitih masa silam bahwa barang siapa yang dalam hidupnya memasak atau membakar tanah maka kelak akan dimasak atau dibakar pula oleh tanah. Ampun, Takutnya! Kecuali, membakar tanah untuk batu bata akan dima'fu demi kemaslahatan umat seperti keperluan bangunan rumah dan tempat ibadah serta bangunan kebaikan lainnya. Untuk menyibak Kekokohan batu bata asal Dusun Bululuar bukanlah hal yang mudah melainkan butuh daya sekuat batanya. Akhirnya, tersibak juga menjadi dua wilayah pabrikan rumah tangga yakni batu bata Bululuar Selatan dan Utara. Tinggal pilih!

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean