Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Misteri Ledakan di Balik Kecelakaan Maut

Misteri Ledakan di Balik Kecelakaan Maut

Posted by Media Bawean on Senin, 02 September 2019


Oleh: Sugriyanto

Tepat pada hari Selasa, 27 Agustus 2019 telah terjadi kecelakaan maut di sepanjang jalan raya dekat gapura masuk Dusun Bululuar Selatan Desa Bululanjang Sangkapura Bawean Gresik Jawa Timur. Rumah tingkat dan toko yang berjarak tak sampai sejengkal di sebelah barat gapura yang menghadap ke arah selatan dekat jalan raya lintasan arah barat ke timur dan sebaliknya menjadi bagian lokasi kejadian naas itu. Akibat "santaknya" atau tingginya kecepatan pengendara yang menyeruduk dari arah belakang atas dasar kesalah maksudan itu, bagian pintu gerbang rumah dekat gapura itu benjut dan penuh genangan darah hingga satu korban "tak bersalah" turut terenggut nyawanya. Darah bersimbah beberapa timba banyaknya di lokasi kejadian, terutama di dalam balik pintu gerbang rumah Ibu Annisa. Ibu berkulit kuning langsat ini seraya berujar dengan teriak penuh kekagetan yang tak ketulungan "Subhanallah!". Ujaran keterperangahan membersit berulang kali sambil berseruh meminta bantuan pertolongan kepada siapa saja setelah mengetahui beberapa korban sama-sama tersungkur penuh bersimbah darah. Sementara dari balik kaca rumahnya, Sang suami Ibu Annisa hanya bisa berseruh dan tak kuasa memberikan pertolongan kepada korban atas larangan buah hatinya terkait riwayat penyakit yang pernah dideritanya di masa lalu.

Berdasarkan penuturan orang paling dekat dengan lokasi kejadian "seruduk maut" dari arah belakang (arah timur) di jalan mulus berpaving Dusun Bululuar Selatan itu didapatkan beberapa keterangan mengejutkan. Lebih dari sepuluh kali musibah naas itu telah terjadi beberapa tahun terakhir di lokasi yang sama. Setelah ditengkokkan ke "orang pintar" atau para dukun setempat mengungkapkan bahwa di dekat lokasi kejadian diduga berdiam "Penunggu" berwujud roh halus berjenis kelamin perempuan yang selalu meminta tumbal atau korban. Para roh halus itu rupanya semakin kerasan (baca, Bawean: perna) menetap di dekat lokasi kejadian dengan memanfaatkan bangunan Bank Bumi Putra yang sudah tak berpenghuni lagi hingga saat ini. Bangunan Bank Bumi Putra cabang Bawean yang sudah lama ditinggalkan oleh pihak pengelolahnya atas dugaan kasus penyelewengan dana masyarakat ini semakin lama semakin terlihat keangkeran dan keseramannya. Salah seorang pengendara yang enggan untuk dicantumkan identitasnya saat dimintai keterangan oleh penulis Bawean Al-Kabari (Bawelkab,red) menuturkan bahwa malam sebelum kejadian "seruduk maut" itu sempat mendengar suara jeritan minta tolong di lokasi kejadian dari seorang wanita di tengah malam saatnya orang terlelap tidur. Mendengar suara itu, pengendara mobil dan penumpang lain di dalamnya sama merasa merinding bulu kuduknya. Tanpa perintah dari penumpang yang lain, pengemudi atau Sang sopir mobil pribadi itu sekonyong-konyong menaikkan laju kecepatan kendaraannya untuk segera berlalu dari sumber suara aneh yang menakutkan itu. Sebagai salah satu ikhtiar berupa panjatan doa untuk keselamatan para pengguna jalan di lokasi tersebut digelar doa burdat bersama oleh kaum nahdiyin di bawah naungan pengurus cabang NU Bawean. Para kaum nahdiyin melakukan kegiatan burdat keliling lingkar jalan Pulau Bawean dengan sasaran salah satunya lokasi kejadian "seruduk maut" pada peringatan 1 Muharram di tahun Hijriyah ini (1441 H/2019).

Pengungkapan lain dari sumber sejarah masa silam dalam bentuk tuturan, didapatkan keterangan lisan bahwa sebelum pihak Belanda membuka jalan lingkar Pulau Bawean di lokasi kecelakaan itu, dulunya tempat tersebut menjadi bagian dari tempat pemakaman. Pihak Belanda tanpa kenal kompromi dengan pihak sesepuh dusun dimaksud untuk tetap melanjutkan pembukaan jalan baru tanpa melalui prosesi "rokat" atau belum merelokasi kuburan yang dipercaya sebagai orang "suci" dari warga setempat. Selain itu pula, tepat di sebelah timur rumah tingkat bertoko yang berupa jalan masuk menuju Kampung Bululuar Selatan itu menjadi tempat nongkrong kaula muda dan warga setempat sekadar untuk mencari sinyal telepon selulernya. Di tempat dekat kejadian "seruduk maut" itu terkategori lokasi sinyal kuat. Kecepatan datangnya sinyal telepon seluler melebihi kecepatan rata-rata di sudut atau penjuru Desa Bululanjang pada umumnya.

Pada malam hari sesaat setelah kejadian "seruduk maut" itu, Selasa malam Rabu sejak pukul 23:00 WIB hingga pukul 01:00 WIB dini hari telah terjadi ledakan beruntun dari sudut-sudut tanah persawahan dan pertegalan di dekat lokasi kejadian. Malam pertama setelah kejadian yang membuat pilu mendalam, tertuma pihak keluarga korban meninggal suasana jalanan berkabung sejenak. Para pengendara sepertinya mulai sadar sebentar setelah melihat barang bukti berupa paving bergores dan simbahan darah. Jalan lintasan berpaving tersebut sepi "katang" atau sepi sesepi sepinya dari lalu lalang pengendara yang biasanya tidak demikian adanya yakni tetap ramai dan bergemuruh suara mesin kendaraan berlalu lalang hingga larut malam. Terintip dari balik kaca rumah bertingkat, Sang penghuni berharap ada pengendara berlalu agar mendapati juga ledakan berulang kali itu. Sampai ledakan terakhir berlalu belum ada juga pengendara yang hendak berlalu pula. Akhirnya, penghuni rumah bertingkat atau rumah "banglo" itu turun dari rumah tingkatnya seraya melakukan penyisiran ke arah sumber ledakan berasal. Di beberapa tempat dekat lokasi kejadian "seruduk maut" itu ditemukan sumber bunyi dimaksud berasal dari beberapa botol "la'ang" atau air enau sadapan dari pohon aren yang menjadi barang komoditi pengendara yang terseruduk saat hendak menjajahkan barang dagangannya ke Desa Bululanjang itu. Botol berisi la'ang yang turut bersemburat ke berbagai sudut tanah berupa persawahan itu mengalami penguapan setelah pada siang harinya tersengat sinar matahari hingga menekan tutup botol la'ang yang mulai berproses menjadi tuak atau arak fermentasi. Aroma bau tuak menyeruak hingga terkesan seperti baru saja terjadi pesta pora minuman keras yang memabukkan pada malam itu. Misteri ledakan di balik kecelakaan maut itu sempat membuat peghuni rumah terdekat harus menahan tawa sebagai wujud rasa bela sungkawa yang mendalam terhadap musibah yang kehadirannya tak bisa diterka oleh siapa saja, termasuk para pengendara dan korban meninggal dunia itu sendiri. Demi kepatuhan terhadap perintah Sang ibu, ia (seorang anak) harus pergi untuk selamnya. Semoga surga yang berada di telapak kaki ibunya kelak di akhirat menjadi saksi untuk memasuki surga Sang pemilik takdir itu jua atas kepatuhan terhadap perintah Sang Ibu dan Robnya. Innalillahi wa inna ilaihi rojion...

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean