Media Bawean, 18 Juli 2008
Sumber Jawa Pos
GRESIK - Ada yang berbeda di loket tiket kapal cepat Ekspres Bahari (EB) 8B di Jalan Pahlawan, Gresik. Kapolsek KPPP Gresik AKP Darsuki memimpin langsung pengawasan penjualan tiket yang selama beberapa hari terakhir dikeluhkan calon penumpang.
Hasilnya, tiket yang sebelumnya dilaporkan habis ternyata masih ada. Itu terjadi karena sejumlah calo membatalkan ''kulakan'' tiket.
Sebagaimana diberitakan, calon penumpang penyeberangan Gresik-Bawean berunjuk rasa setelah gagal mendapatkan tiket. Mereka menduga ada kongkalikong antara petugas loket dan calo. Itu terbukti setelah polisi turun untuk mengawasi penjualan tiket kemarin (17/7).
Sahid, 53, warga Dusun Dedawang, Desa Telukjatidawang, Kecamatan Tambak, merasa berterima kasih atas respons polisi. Sudah sepekan dia keleleran untuk mendapatkan tiket menuju Bawean.
Selama ini, dia selalu ditolak dengan alasan tiket sudah habis. Kalau mau, dia harus membeli ke calo. "Terima kasih Pak Polisi!"seru Sahid sambil menjabat tangan Darsuki.
Sementara itu, Nur Hayati, penumpang berusia 35 tahun, mengatakan sudah memesan tiket sejak dua minggu lalu. Namun, warga Desa Daun, Kecamatan Sangkapura, itu tidak juga mendapatkan tiket dengan alasan habis.
Seorang calo menawarinya dengan harga lebih mahal. "Saya ditawari harga tiket Rp 300.000. Tapi, saya tidak mau karena tidak punya uang," ujarnya setelah membeli tiket ekonomi seharga Rp 120.000 untuk sekali menyeberang.
Darsuki berjanji bahwa pengawasan seperti itu tidak hanya dilakukan setelah adanya aksi unjuk rasa penumpang dan mahasiswa beberapa hari lalu. "Saya akan pantau terus," tandasnya.
Dia menengarai, ada permainan calo dalam pembelian tiket kapal itu. "Sedang kami lalukan penyelidikan," tukasnya.
EB 8B adalah satu-satunya kapal yang melayani penyeberangan Gresik-Bawean.(yad/ruk)
Sumber Jawa Pos
GRESIK - Ada yang berbeda di loket tiket kapal cepat Ekspres Bahari (EB) 8B di Jalan Pahlawan, Gresik. Kapolsek KPPP Gresik AKP Darsuki memimpin langsung pengawasan penjualan tiket yang selama beberapa hari terakhir dikeluhkan calon penumpang.
Hasilnya, tiket yang sebelumnya dilaporkan habis ternyata masih ada. Itu terjadi karena sejumlah calo membatalkan ''kulakan'' tiket.
Sebagaimana diberitakan, calon penumpang penyeberangan Gresik-Bawean berunjuk rasa setelah gagal mendapatkan tiket. Mereka menduga ada kongkalikong antara petugas loket dan calo. Itu terbukti setelah polisi turun untuk mengawasi penjualan tiket kemarin (17/7).
Sahid, 53, warga Dusun Dedawang, Desa Telukjatidawang, Kecamatan Tambak, merasa berterima kasih atas respons polisi. Sudah sepekan dia keleleran untuk mendapatkan tiket menuju Bawean.
Selama ini, dia selalu ditolak dengan alasan tiket sudah habis. Kalau mau, dia harus membeli ke calo. "Terima kasih Pak Polisi!"seru Sahid sambil menjabat tangan Darsuki.
Sementara itu, Nur Hayati, penumpang berusia 35 tahun, mengatakan sudah memesan tiket sejak dua minggu lalu. Namun, warga Desa Daun, Kecamatan Sangkapura, itu tidak juga mendapatkan tiket dengan alasan habis.
Seorang calo menawarinya dengan harga lebih mahal. "Saya ditawari harga tiket Rp 300.000. Tapi, saya tidak mau karena tidak punya uang," ujarnya setelah membeli tiket ekonomi seharga Rp 120.000 untuk sekali menyeberang.
Darsuki berjanji bahwa pengawasan seperti itu tidak hanya dilakukan setelah adanya aksi unjuk rasa penumpang dan mahasiswa beberapa hari lalu. "Saya akan pantau terus," tandasnya.
Dia menengarai, ada permainan calo dalam pembelian tiket kapal itu. "Sedang kami lalukan penyelidikan," tukasnya.
EB 8B adalah satu-satunya kapal yang melayani penyeberangan Gresik-Bawean.(yad/ruk)
Posting Komentar