Media Bawean, 29 September 2008
Oleh : Penulis Muhammad, B.Sc, S.Pi (muh.tirta@yahoo.co.id)
Perairan Bawean yang kaya akan sumber hayati lautnya seperti ikan, jenis Crustasea, Teripang dan lain-lain jenisnya. Sementara ini perairan laut Bawean merupakan fishing ground (daerah penangkapan ikan) baik oleh nelayan Bawean maupun nelayan yang dari luar Bawean, seperti Nelayan Brondong (Lamongan) Pekalongan, Tegal. Nelayan dari luar Bawean seperti Pekalongan, Tegal dan brondong mempunyai armada penangkapan ikan yang besar bila dibandingkan dengan bawean itu sendiri. Sehingga jangkauan untuk mencapai fishing ground lebih jauh dan bisa berhari-hari di tengah laut.
Nelayan Bawean fishing groundnya dari pantai relatif lebih dekat dan jangkauannya lebih singkat, dimana biasanya nelayan Pulau Bawean berangkat menuju fishing ground pukul 16.00 (pukul 4 sore ), pulang jam 05.00 pagi dan sampai didarat pukul 06.00. Bila hasil tangkapan nelayan itu tidak dapat ikan, biasanya nelayan Bawean sudah tidak melaut lagi dan nunggu kalau ada informasi nelayan setempat lainnya sudah dapat ikan.
Lain halnya nelayan yang dari luar Bawean seperti Brondong, Pekalongan dan Tegal, biasanya kalau ditempat itu tidak ada ikan, nelayan tersebut masih mencari fishing groun hingga pertengahan Kalimantan dan Pulau Bawean dan sebelah timur sampai ditengah laut Bawean dan Masalembuh. Sehingga lama operasi penangkapannya bisa berkisar 15 hari sampai 30 hari ditengah laut. Biasanya perahu nelayan tersebut sudah dilengkapi berbekalan yang cukup dan es untuk menjaga kesegaran ikan. Bila hasil tangkapan sudah penuh maka nelayan tersebut pulang ke Jawa.
Jika pada musim ikan (bulan 6 sampai bulan 12 ) nelayan Pulau Bawean kesulitan untuk menjual hasil tangkapannya di darat. Umumnya nelayan Bawean menjual pada pedagang di tengah laut yang nelayan setempat menyebut "Gendong". Pedagang "Gendong" ini berasal dari daerah Brondong (Lamongan ) dan Tuban. Jumlah "gendong" tersebut banyak sekali. Kadang kala saat puncak musim ikan "gendong" itupun tidak mampu untuk membeli hasil tangkapan nelayan Bawean. Dengan adanya sistim pasar (transaksi pembelian ikan ditengah laut) posisi tawar dari nelayan Bawean sangat lemah sekali. Yang menentukan harga adalah pembeli ("Gendong") dengan demikian harga ikan hasil tangkapan akan rendah dan pendapatan nelayan akan rendah.
Sebenarnya untuk menghidari sistim pasar di tengah laut, Pemerintah Pusat dalam hal ini Departemen Kelautan dan Perikanan telah membangun Pelabuhan Perikanan Pantai Bawean dengan segala fasilitasnya, dan didalamnya dibangun juga TPI (Tempat Pelengan Ikan) yang sampai saat ini belum juga berfungsi sebagaimana yang kita harapkan.
Niat baik Pemerintah Pusat membangun Tempat Pelelangan Ikan (TPI) adalah baik sekali, dimana TPI merupakan sarana atau tempat terjadinya transaksi bisnis antara nelayan dengan pedagang ikan. Dimana di tempat pelelangan ikan ini pedagang berkumpul dan nelayan mendaratkan ikan untuk dijual, kemudian dilelang oleh Petugas lelang, dengan demikian harga yang ditawarkan oleh pedagang yang paling tinggi, dialah yang dapat hasil tangkapan ikan tersebut. dengan kata lain pendapatan nelayan akan meningkat dengan adanya harga ikan yang mengikuti harga pasar. Sedangkan kewenangan untuk mengelolah TPI (Tempat Pelelangan Ikan) tersebut adalah Koperasi nelayan atau KUD.)
Tentunya potensi perikanan yang besar ini tidak bisa dimenafaatkan secara optimal, manakala faktor-faktor produksi belum tersedia cukup baik, seperti modal, Skill, tenaga kerja. Harapan itu semua bisa dalam kenyataan apabila ada kebijakan baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, masyarakat Bawean baik yang ada di Bawean maupun diluar Bawean (baik dalam negeri maupun Luar Negeri) untuk saling topang menopang untuk mewujudkannya.
Untuk itu kondisi sumber alam yang tersedia tersebut merupakan peluang kita untuk mengadakan investasi.
Penulis punya banyak harapan bahwa ekonomi bawean bisa lebih cepat maju dengan adanya potensi-potensi terutama Sumber Daya Manusia yang saat ini oleh Allah SWT yang sudah diberi tingkat intelektual yang tinggi dan fasilitas yang cukup baik.
Apalagi ada diantara adik-adik kita yang sudah menerjunkan diri di permainan Politik praktis dan menjadi Calon DPR RI dan DPRD dan Insya Allah akan masih muncul generasi calon Intelektual Bawean yang akan mewarnai corak perkembangan Pulau yang tercinta.
Oleh : Penulis Muhammad, B.Sc, S.Pi (muh.tirta@yahoo.co.id)
Perairan Bawean yang kaya akan sumber hayati lautnya seperti ikan, jenis Crustasea, Teripang dan lain-lain jenisnya. Sementara ini perairan laut Bawean merupakan fishing ground (daerah penangkapan ikan) baik oleh nelayan Bawean maupun nelayan yang dari luar Bawean, seperti Nelayan Brondong (Lamongan) Pekalongan, Tegal. Nelayan dari luar Bawean seperti Pekalongan, Tegal dan brondong mempunyai armada penangkapan ikan yang besar bila dibandingkan dengan bawean itu sendiri. Sehingga jangkauan untuk mencapai fishing ground lebih jauh dan bisa berhari-hari di tengah laut.
Nelayan Bawean fishing groundnya dari pantai relatif lebih dekat dan jangkauannya lebih singkat, dimana biasanya nelayan Pulau Bawean berangkat menuju fishing ground pukul 16.00 (pukul 4 sore ), pulang jam 05.00 pagi dan sampai didarat pukul 06.00. Bila hasil tangkapan nelayan itu tidak dapat ikan, biasanya nelayan Bawean sudah tidak melaut lagi dan nunggu kalau ada informasi nelayan setempat lainnya sudah dapat ikan.
Lain halnya nelayan yang dari luar Bawean seperti Brondong, Pekalongan dan Tegal, biasanya kalau ditempat itu tidak ada ikan, nelayan tersebut masih mencari fishing groun hingga pertengahan Kalimantan dan Pulau Bawean dan sebelah timur sampai ditengah laut Bawean dan Masalembuh. Sehingga lama operasi penangkapannya bisa berkisar 15 hari sampai 30 hari ditengah laut. Biasanya perahu nelayan tersebut sudah dilengkapi berbekalan yang cukup dan es untuk menjaga kesegaran ikan. Bila hasil tangkapan sudah penuh maka nelayan tersebut pulang ke Jawa.
Jika pada musim ikan (bulan 6 sampai bulan 12 ) nelayan Pulau Bawean kesulitan untuk menjual hasil tangkapannya di darat. Umumnya nelayan Bawean menjual pada pedagang di tengah laut yang nelayan setempat menyebut "Gendong". Pedagang "Gendong" ini berasal dari daerah Brondong (Lamongan ) dan Tuban. Jumlah "gendong" tersebut banyak sekali. Kadang kala saat puncak musim ikan "gendong" itupun tidak mampu untuk membeli hasil tangkapan nelayan Bawean. Dengan adanya sistim pasar (transaksi pembelian ikan ditengah laut) posisi tawar dari nelayan Bawean sangat lemah sekali. Yang menentukan harga adalah pembeli ("Gendong") dengan demikian harga ikan hasil tangkapan akan rendah dan pendapatan nelayan akan rendah.
Sebenarnya untuk menghidari sistim pasar di tengah laut, Pemerintah Pusat dalam hal ini Departemen Kelautan dan Perikanan telah membangun Pelabuhan Perikanan Pantai Bawean dengan segala fasilitasnya, dan didalamnya dibangun juga TPI (Tempat Pelengan Ikan) yang sampai saat ini belum juga berfungsi sebagaimana yang kita harapkan.
Niat baik Pemerintah Pusat membangun Tempat Pelelangan Ikan (TPI) adalah baik sekali, dimana TPI merupakan sarana atau tempat terjadinya transaksi bisnis antara nelayan dengan pedagang ikan. Dimana di tempat pelelangan ikan ini pedagang berkumpul dan nelayan mendaratkan ikan untuk dijual, kemudian dilelang oleh Petugas lelang, dengan demikian harga yang ditawarkan oleh pedagang yang paling tinggi, dialah yang dapat hasil tangkapan ikan tersebut. dengan kata lain pendapatan nelayan akan meningkat dengan adanya harga ikan yang mengikuti harga pasar. Sedangkan kewenangan untuk mengelolah TPI (Tempat Pelelangan Ikan) tersebut adalah Koperasi nelayan atau KUD.)
Tentunya potensi perikanan yang besar ini tidak bisa dimenafaatkan secara optimal, manakala faktor-faktor produksi belum tersedia cukup baik, seperti modal, Skill, tenaga kerja. Harapan itu semua bisa dalam kenyataan apabila ada kebijakan baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, masyarakat Bawean baik yang ada di Bawean maupun diluar Bawean (baik dalam negeri maupun Luar Negeri) untuk saling topang menopang untuk mewujudkannya.
Untuk itu kondisi sumber alam yang tersedia tersebut merupakan peluang kita untuk mengadakan investasi.
Penulis punya banyak harapan bahwa ekonomi bawean bisa lebih cepat maju dengan adanya potensi-potensi terutama Sumber Daya Manusia yang saat ini oleh Allah SWT yang sudah diberi tingkat intelektual yang tinggi dan fasilitas yang cukup baik.
Apalagi ada diantara adik-adik kita yang sudah menerjunkan diri di permainan Politik praktis dan menjadi Calon DPR RI dan DPRD dan Insya Allah akan masih muncul generasi calon Intelektual Bawean yang akan mewarnai corak perkembangan Pulau yang tercinta.
Posting Komentar