Media Bawean, 7 September 2008

LL B Hons London
Sihir disebutkan dalam Alquran dalam surat `Al Baqarah ayat 102 mengenai Harut dan Marut, kedua malaikat yang mengajar kepada manusia sihir “sedangkan janganlah kamu kafir” kata mereka. Sejak itu sihir merupakan amalan kepercayaan orang-orang syirik dan mereka mendapat pertolongan selain dari Allah dalam urusan pekerjaan mereka di dunia.
Bawean menyambung tradisi tersebut sejak lama. Mendengar dari cerita-cerita lama, Bawean terkenal dengan orang-orang yang handal mempelajari ilmu hitam dan ilmu putih. Kiai-kiai yang terkenalpun mempelajari dan mengamalkannya sebagai bagian dari hidup mereka untuk mempertahankan diri, kata mereka.. Jika tidak, mereka tidak merasa aman akan lingkungan yang mereka tinggal. Juga mungkin karena tradisi merantau mereka juga mengamalkan amalan tersebut untuk kepentingan pribadi.
Pembunuhan Sarifi 42 tahun oleh Zainal Abidin, tersangka, di desa Patar Selamat Sangkapura adalah , tragedi yang mungkin pernah dibayangkan oleh orang-orang sebelum mereka bagaimana akan menyelesaikan masaalah sihir yang berlaku dalam masyarakat mereka. Mungkin ini akan menjadikan tanda bahwa manusia sudah berani menanganinya dengan jalan “kasar” daripada berkompromi dimeja musyawarah. Tapi ini bukanlah yang pertama dan ini juga bukanlah yang terakhir.
Sejak saya masuk ke Bawean dari tahun 1993, saya tidak pernah mendengar kisah orang yang dibunuh dengan benda tajam di Pulau Bawen. Pulau Bawean yang aman dari peperangan dan pembunuhan. Biarpun di gelanggang pencak silat, orang Bawean jarang menggunakan tenaga batin atau tenaga fisik, tapi cukup dengen kesenian dan keahlian silat mereka. Tapi banyak juga cerita mengenai sihir dimana-mana, dikampung-kampung pendalaman. Mungkin ia juga sebabnya ramai orang luar dari Pulau Bawean tidak berani datang ke Boyan (Bawean : Red) sendirian. Waktu itu saya sering ka Bawean, kadangkala setiap bulan, sehingga ada orang yang merasa keberadaannya saya sebagai satu ancaman yang mesti dihapuskan.
Ada satu saat pada ketika saya sedang berkhutbah, saya di sihir di atas mimbar. Badan saya seperti dimasuki seekor ular dan rasanya sangat pedih sekali, dan saat itu saya berhentikan khutbah pertama saya dan berbaring dibelakang masjid siap menghadapi hari kematian saya. Tapi saya tidak mati. Setelah selesai shalat ramai saudara-saudara saya yang sudah mula mengeshak orang lain dan mereka hendak menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan hal itu. Saya menghalangi mereka dan mengeluarkan ucapan bahwa saya akan memberi hadiah besar kapada mereka yang boleh membunuh saya di atas mimbar karena itu adalah tiket saya ke sorga. Herannya, selepas ucapan itu tidak ada lagi sihir yang datang. Malah rumah saya sudah tidak lagi didatangi pelesit hijau pada waktu malam. Kalau tidak, setiap malam ramai pelesit yang rajin melawat saya di rumah.
Pada tahun yang sama saya berangkat ka Mekah kerana itu adalah rutin saya setiap tahun. Disana saya berdoa kapada Allah Sang Pencipta segala makhluk semoga Allah cabut nyawa orang-orang yang punya sihir dan yang mengamalkan sihir di Desa Paromaan. Sewaktu saya pulang, orang pertama yang meninggal dunia di desa Paromaan adalah seorang dukun. Dia mati menggantungkan dirinya. Kedua, dari kalangan kenalan saya, matinya baru ditemukan 2 hari selepas kematian di penuhi dengan semut menggigit di seluruh badannya. Dan setelah berturut-turut 3 orang tua meninggal yang memang di kenal sebagai orang yang memang punya sihir. Mendengarkan hal tersebut saya mengucapkan syukur pada masyarakat Paromaan bahwa Allah telah mengabulkan doa saya dan mudah-mudahan Paromaan bersih dari syirik dan amalan maksiat saperti itu.
Orang berkata “Kenapa Pak Haji tidak mendoakan seluruh Bawean supaya mereka yang punya sihir mati juga.”
Saya menjawab biarlah tukang sihir itu hidup diluar Paromaan karena diluar Paromaan masih ada lurah-lurah yang jahat dan masih main politik uang, ada kiai-kiai yang mau menandingi kehandalan lawannya, juga ada polisi yang korupsi dan seterusnya. Biarlah mereka berbunuh-bunuhan antara mereka, asalkan mereka tidak masuk ke Paromaan.
Siapa yang dapat melarang mereka dalam politik uang, sogok dan korupsi.? Diluar Desa Paromaan bukanlah urusan saya, dan mudah-mudahan Desa Paromaan akan tetap bersih, biarpun disekelilingnya masih rusak dengan perkara syirik dan sihir.
Sejak kematian yang berturut-urut itu berlaku, di Paromaan orang sudah tidak sibuk dengan dukun. Biarpun pernah saya dengar ada perkara-perkara kerasukan orang halus dan setan, cukuplah mereka di obat dengan do'a dan ayat Al Fatihah. Warga Paromaan tambah akrab, dan mereka lebih percaya bahwa do'a yang mustajabah itu lebih baik daripada mencari dukun A untuk melawan dukun B. Karena akhirnya desa itu menjadi lahan pertempuran dukun lawan dukun. Malah orang yang di katakan dulu menyihir saya menjadi lebih baik dari dulu. Alhamdulillah.
Apakah memaafkan orang yang menganiaya kita itu lebih baik kita maafkan atau kita bunuh?
Itulah pelajaran yang harus kita terapkan dalam akidah dan keimanan kita. Kita mesti kembali kapada Allah dalam apa jua masalah dunia yang tidak dapat kita luruskan dengen mengalah. Janganlah kita menggunakan kekerasan sabagai jalan keluar kapada hal saperti yang telah berlaku di Patar Selamat karena sekarang Sarifi sudah meninggal dan Zainal Abidin sudah selamat, tetapi dia tidak selamat dari undang-undang negeri yang akan mengadilinya.
Posting Komentar