Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Lembaga Pendidikan Islam Harus Mereformasi Sistem Pendidikannya

Lembaga Pendidikan Islam Harus Mereformasi Sistem Pendidikannya

Posted by Media Bawean on Sabtu, 11 Oktober 2008

Media Bawean, 11 Oktober 2008

Sumber : Republika

JAKARTA -- Lembaga pendidikan Islam seperti madrasah dan pesantren perlu mereformasi sistem pendidikan untuk melahirkan manusia-manusia yang unggul dan kreatif, kata Sekretaris Dewan Pakar Perhimpunan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII),Dr Sofyan Djalil yang juga Meneg BUMN.

"Para pengelola pesantren dan madrasah perlu memperhatikan serius bagaimana meningkatkan kualitas pendidikan dengan mendidik para siswa agar kreatif," kata Sofyan ketika memberikan sambutan pada acara pelantikan Pengurus Besar Perhimpunan KB PII di Jakarta, Sabtu.

"Kreativitas akan menyelesaikan masalah-masalah di depan," katanya seraya menambahkan tak seperti zaman dahulu, teknologi saat ini berubah cepat dan diperlukan orang-orang yang kreatif untuk mengatasi masalah.

Ia menyebutkan beberapa contoh orang yang kreatif seperti H. Arfae dari daerah Bawean, Jawa Timur.

Kendati tak lulus SD, menurut Sofyan, H. Arfae mampu mengatasi masalah abrasi yang mengancam Pulau Bawean dengan penanaman pokon bakau selama 20 tahun. "Tak ada profesor yang dapat melakukan hal seperti itu," ujarnya.


Ia juga berpendapat pendidikan di madrasah atau pesantren jangan menerapkan sistem pendidikan yang masih banyak dipakai di Pakistan.

"Sistem pendidikan di madrasah atau sejenis pesantren yang telah diberlakukan pada abad menengah masih diterapkan di negara itu hingga kini. Ada lulusannya yang siap mati dengan melakukan bom bunuh diri," kata Sofyan yang meduduki pos Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono -Wakil Presiden Jusuf Kalla. Menurut dia, Pakistan termasuk tempat yang mengkhawatirkan karena keamanannya rawan.

Sementara itu Tanri Abeng, yang terpilih sebagai Ketua Umum Perhimpunan KB PII periode 2008-2011, juga menyinggung tentang sistem pendidikan di madrasah di India yang mengajarkan bahasa Arab dan Urdu.

"Banyak madrasah di sana hanya mengajarkan dua bahasa itu sehingga lulusannya tak mampu berbahasa Inggris misalnya yang merupakan bahasa internasional. Bagaimana harus berkompetisi?" kata Tanri yang merupakan mantan Menteri Negara BUMN tersebut.

Kedua tokoh yang semasa masih pelajar aktif di PII di masing-masing daerahnya memiliki kesamaan pendapat bahwa lembaga-lembaga pendidikan Islam harus mereformasi sistem pendidikan baik di madrasah atau pesantren untuk melahirkan manusia unggul dan kreatif. "Perhimpunan KB PII harus mengambil peran dalam hal ini," kata Tanri yang menggantikan Prof. Dr. Ryaas Rasyid.

Dalam susunan Pengurus Pusat Perhimpunan KB PII, terdapat nama-nama sejumlah tokoh seperti M. Jusuf Kalla sebagai Ketua Kehormatan dengan beberapa anggota seperti Hidayat Nurwahid, Moh. Mahfud Md, Jimly Asshiddiqie, A.M. Fatwa, Aksa Mahmud dan beberapa menteri. Dewan Pakar diketuai Ryaas Rasyid dan Dewan pertimbangan dipimpin M. Husnie Thamrin, mantan wakil ketua DPR/MPR. (ant/ah)

SHARE :

Posting Komentar

 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean