Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Melarang Maen, Maka Dimusuhi

Melarang Maen, Maka Dimusuhi

Posted by Media Bawean on Jumat, 10 Oktober 2008

Media Bawean, 10 Oktober 2008

Menghapus budaya amaen di daerah pergunungan khususnya adalah hal yang sulit. Bisa jadi, bila melarangnya akan dimusuhi oleh orang dikampungnya, begitulah informasi yang diterima dari Ustadz Abdullah dari Gandariyah Balikterus.

Menurut Ustadz Abdullah," amaen adalah tradisi turun-temurun yang sulit dihapus dari budaya masyarakat," katanya.

"Kami sudah seringkali memberikan nasehat dan pengarahan, tetapi warga justru balik menyerang kami," katanya.

"Kami sendiri kurang tahu apa isi dari amaen tersebut, yang jelas bagi bagi kami amaen adalah budaya yang kurang baik dan harus hilangkan," ujarnya Ustdaz Abdullah.


Amaen menurut beberapa sumber yang diterima Media Bawean, yaitu lelaki mendatangi pihak perempuan dimalam hari, umumnya saat lampu listrik mati jam 10 atau 11 malam. Pihak yang bermaen datang kerumah perempuan yang akan dimaeni dengan menggunakan lampu senter dan lainnya. Setelah diterima mereka akan masuk ke dalam rumah, didalam rumah mereka akan ngobrol antara lelaki dan perempuan.

Menurut salah satu orang yang pernah bermaen dan keberatan disebut namanya, "amaen isinya banyak yang kurang baik, yaitu berciuman dan terkadang tidur bersama, padahal bukan status suami isteri yang sah," katanya.

"Tapi anehnya pihak orang tua menerima dengan baik, anaknya diperlakukan seperti itu," katanya. (bst)

SHARE :

Posting Komentar

 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean