Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Undip Kecolongan Lima Mahasiswa Gadungan

Undip Kecolongan Lima Mahasiswa Gadungan

Posted by Media Bawean on Jumat, 10 Oktober 2008

Media Bawean, 10 Oktober 2008

Sumber : SINDO
SEMARANG(SINDO) – Universitas Diponegoro (Undip) Semarang kecolongan dalam proses penerimaan mahasiswa baru.

Sebanyak lima mahasiswa yang masih menempuh perkuliahan diketahui menggunakan dokumen palsu ketika mendaftar. Modusnya, mahasiswa gadungan itu mengaku pindahan dari perguruan tinggi negeri (PTN) lain.

Padahal, mereka hanya tamatan SMA dan tidak pernah kuliah. Tidak tanggung-tanggung, fakultas yang dipilih untuk kuliah di Undip adalah Fakultas Kedokteran (FK). Sementara universitas yang diakui sebagai PTN asal juga tak kalah ternama seperti Universitas Indonesia (UI) Jakarta, Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, dan Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung.

Saking canggihnya modus kejahatan ini, satu dari mahasiswa gadungan bisa menikmati bangku perkuliahan hingga semester XI. Lima mahasiswa yang belakangan terbongkar aksinya itu masing-masing berinisial AM, 19, warga Peterongan, Jombang, Jawa Timur, yang mengaku pindahan dari FK UI; JM, 20, asal Sungai Buloh, Selangor, Malaysia, mengaku dari FK Unair; AR, 22, penduduk Jalan Karimata, Jember, mengaku dari FK UI; EI, 23, tinggal di Pasar Lama Kombangan, Geger, Bangkalan, Madura; dan HM, 21, warga Tanjung Ori, Tambak, Gresik, yang mengaku dari FK Unpad.

Kelima pengguna dokumen persyaratan mahasiswa transfer itu telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Direktorat Reskrim Polda Jawa Tengah (Jateng). Ironisnya, dari kelima mahasiswa gadungan itu, empat di antaranya merupakan perempuan.Hanya satu pelaku,JM,yang berjenis kelamin pria.

Sementara polisi juga berhasil meringkus pembuat dokumen pengantar mahasiswa transfer palsu, M AliYahya, warga Jombang, Jawa Timur. Direktur Reskrim Polda Jateng Kombes Pol Dewa Parsana mengungkapkan, terbongkarnya kasus pemalsuan dokumen ini berawal dari pihak Undip yang melakukan pengecekan administrasi mahasiswa pindahan atau transfer.

Setelah berkoordinasi dengan polisi, ditemukan kecurigaan pada dokumen data orangtua salah satu tersangka.” Di dokumen tertulis bahwa mahasiswa itu bermaksud pindah karena mengikuti ayahnya yang pindah tugas di Jateng. Ayahnya itu diakui sebagai polisi berpangkat Aiptu dengan golongan III.

Padahal,polisi dengan pangkat Aiptu itu golongannya adalah II,” ujarnya kepada wartawan di Semarang kemarin. Kasat II Ekonomi Polda Jateng AKBP Y Edi Kusnowo menambahkan, guna memudahkan proses transfer, para mahasiswa gadungan itu memanfaatkan momen pendaftaran mahasiswa baru.

Pada masa tersebut, panitia pendaftaran sedang disibukkan oleh kegiatan penerimaan mahasiswa.Agar proses transfer berjalan lancar,mereka sengaja memilih PTN asal ternama sembari mencantumkan transkrip nilai palsu yang berisi nilai bagus.

”Mengenai keterlibatan orang dalam dari universitas yang dituju, sampai saat ini kita belum menemukan indikasi itu,” ujarnya. Menurutnya,pihak universitas akan dengan senang hati menerima mahasiswa pandai pindahan dari universitas yang grade-nya lebih tinggi.

Hasil pemeriksaan polisi, para mahasiswa gadungan itu rela menyetor Rp100juta–500 juta kepada pembuat dokumen palsu. Polisi masih melakukan pengembangan untuk melacak dokter-dokter yang bermodal dokumen mahasiswa transfer palsu. Pengakuan Ali Yahya menguatkan hal tersebut.

Sementara itu,Pembantu Rektor III Undip Sukinta mengakui adanya lima mahasiswa Undip yang masuk menggunakan dokumen palsu. Mereka masuk ke Undip selama 2006–2007 dengan menyerahkan sejumlah bukti palsu bahwa mereka berasal dari sejumlah universitas ternama di Indonesia.

” Awalnya kita mencurigai salah satu dari mereka. Setelah kita lakukan cek ulang ke universitas asal,ternyata mereka dulunya bukan mahasiswa dari sejumlah universitas tersebut,” ungkapnya kemarin.

Dia mengatakan, salah satu mahasiswa yang masuk menggunakan dokumen palsu tersebut diketahui berasal dari Malaysia dan mengaku semester IV sebelum masuk Undip. ”Masuk ke Undip pada Semester V, sedangkan dari dokumen yang diberikan, dia berasal dari Unair yang saat itu semester IV,” ujarnya.

Masalah tersebut sebenarnya sudah dilaporkan Undip ke kepolisian sejak Juli lalu. ”Adanya pemalsuan dokumen ini dan mereka berhasil lolos serta masuk karena berbarengan dengan penerimaan mahasiswa baru. Jadi, dalam hal pengawasan, mereka dapat lolos,” katanya. (agus joko/susilo himawan)

SHARE :

Posting Komentar

 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean