Media Bawean, 20 November 2008
Badruttamam, SH. adalah sosok figur muda di Pulau Bawean yang suskes sebagai Kepala Sekolah MTs. Himayatul Islam desa Kebuntelukdalam Sangkapura. Dalam kurun 4 tahun sebagai kepala sekolah, telah berhasil menjadikan MTs. Himayatul Islam lirikan banyak orang tua untuk menyekolahkan anaknya. Bahkan siswanya berasal dari Yogyakarta, Sidoarjo, Gresik untuk belajar di MTs. Himayatul Islam.
"Sejak diangkat jadi kepala sekolah tahun 2004, ternyata perkembangan jumlah siswa setiap tahunnya meningkat, sekarang jumlahnya 225 siswa," katanya.
"Peningkatan jumlah siswa tidak terlepas dari kesadaran orang tua untuk pentingnya pendidikan anaknya. Serta ditunjang dengan adanya 3 Pondok Pesantren, yaitu Pondok Pesantren Ummi Rotiah dengan Pengasuh Drs. K. Anwari Faqih, Pondok Pesantren Tashirul Ulum dengan Pengasuh Kyai Manar dan Pondok Pesantren Umar Faruq dengan Pengasuh KH. Subadar," ucapnya.
"Sedangkan kendala yang kami hadapi yaitu tenaga pengajar (guru) sulit mencari sesuai bidangnya, dan fasilitas seperti perpustakaan kurang lengkap dan labotarium belum ada," ujar Badruttamam, SH.
"MTs. Himayatul Islam termasuk akreditasi B, dengan berinduk ke MTs. Hasan Jufri. Untuk menghadapi UAN, siswa kelas III wajib mengikuti program belajar tambahan dengan materi pelajaran bidang studi UAN," jelasnya.
"Selama ini tidak pernah ada dari siswa di MTs. Himayatul Islam yang terlibat dalam kenakalan remaja di Pulau Bawean. Dengan adanya lingkungan sangat mendukung dan komunikasi dengan orang tua siswa selalu kami lakukan, bahwa disekolah tanggungjawab pihak sekolah dan dirumah adalah tanggungjawab penuh orang tua. Serta pihak sekolah memiliki orang-orang khusus disetiap daerah untuk mengontrol perkembangan siswa, jika ditemukan terlibat kasus maka pihak sekolah tidak segan untuk mengeluarkannya," paparnya. (bst)
Badruttamam, SH. adalah sosok figur muda di Pulau Bawean yang suskes sebagai Kepala Sekolah MTs. Himayatul Islam desa Kebuntelukdalam Sangkapura. Dalam kurun 4 tahun sebagai kepala sekolah, telah berhasil menjadikan MTs. Himayatul Islam lirikan banyak orang tua untuk menyekolahkan anaknya. Bahkan siswanya berasal dari Yogyakarta, Sidoarjo, Gresik untuk belajar di MTs. Himayatul Islam."Sejak diangkat jadi kepala sekolah tahun 2004, ternyata perkembangan jumlah siswa setiap tahunnya meningkat, sekarang jumlahnya 225 siswa," katanya.
"Peningkatan jumlah siswa tidak terlepas dari kesadaran orang tua untuk pentingnya pendidikan anaknya. Serta ditunjang dengan adanya 3 Pondok Pesantren, yaitu Pondok Pesantren Ummi Rotiah dengan Pengasuh Drs. K. Anwari Faqih, Pondok Pesantren Tashirul Ulum dengan Pengasuh Kyai Manar dan Pondok Pesantren Umar Faruq dengan Pengasuh KH. Subadar," ucapnya.
"Sedangkan kendala yang kami hadapi yaitu tenaga pengajar (guru) sulit mencari sesuai bidangnya, dan fasilitas seperti perpustakaan kurang lengkap dan labotarium belum ada," ujar Badruttamam, SH.
"MTs. Himayatul Islam termasuk akreditasi B, dengan berinduk ke MTs. Hasan Jufri. Untuk menghadapi UAN, siswa kelas III wajib mengikuti program belajar tambahan dengan materi pelajaran bidang studi UAN," jelasnya.
"Selama ini tidak pernah ada dari siswa di MTs. Himayatul Islam yang terlibat dalam kenakalan remaja di Pulau Bawean. Dengan adanya lingkungan sangat mendukung dan komunikasi dengan orang tua siswa selalu kami lakukan, bahwa disekolah tanggungjawab pihak sekolah dan dirumah adalah tanggungjawab penuh orang tua. Serta pihak sekolah memiliki orang-orang khusus disetiap daerah untuk mengontrol perkembangan siswa, jika ditemukan terlibat kasus maka pihak sekolah tidak segan untuk mengeluarkannya," paparnya. (bst)
Posting Komentar