Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Lepas Rindu lewat Masakan

Lepas Rindu lewat Masakan

Posted by Media Bawean on Kamis, 20 November 2008

Media Bawean, 20 November 2008

Sumber : SINDO
IKAN SEMOR,FESTIVAL Kuliner Nusantara 2008 yang berlangsung di Batam,belum lama ini,dihadiri oleh 250 warga Singapura keturunan Indonesia.


Seperti apa kemeriahannya? Banyak hal bisa membuat orang rindu akan kampung halaman. Apalagi jika lama tidak pulang dan mengunjungi tanah tumpah darah tercinta. Demikian pula yang dirasakan oleh warga keturunan Indonesia di Singapura.

Selain rindu suasana kampung halaman, salah satu yang membuat mereka rindu pada negeri kelahiran dan tidak bisa melupakannya adalah keragaman makanan tradisional yang sangat sulit ditemukan di negara yang mereka tinggali sekarang.

Agar warga Singapura berdarah Indonesia itu dapatmengobati rasa rindu pada masakan tradisional Nusantara, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI (Budpar) bersama pemerintah daerah Batam menggelar acara bertajuk ”Festival Kuliner Nusantara 2008”.Festival dilangsungkan di Hotel Golden View, Jalan Bengkong Laut, Batam,belum lama ini.

Berbagai hidangan tradisional disajikan dalam festival ini,mulai menu ringan yang cocok dikonsumsi pada sore hari, seperti ubi pasak dan lelo, yaitu campuran keladi dengan kelapa parut, hingga opor nangka yang biasanya tersaji dalam pestapesta perkawinan. Puluhan menu tradisional yang disajikan sanggup menggugah rasa haru warga Singapura keturunan Indonesia, hingga membuat mereka antusias mencicipi berbagai menu tersebut.

”Tujuan dilaksanakannya Festival Kuliner Nusantara 2008 di Batam, kami ingin mengobati kerinduan masyarakat Singapura keturunan Indonesia terhadap menumenu tradisional yang tidak bisa lagi mereka temukan di Singapura,” kata Direktur Promosi Dalam Negeri Budpar RI Fathul Bahri.

Festival yang sama, menurut Fathul Bahri, rencananya juga ingin dilangsungkan di daerah-daerah perbatasan, yang dianggap sebagai pintu masuk wisatawan mancanegara ke Indonesia. ”Ke depannya,kami akan menggelar festival serupa didaerah lain, seperti Tarakan, Atambua, dan Papua,” sebutnya.

Festival kuliner pertama di Batam ini ditanggapi secara positif oleh salah seorang warga Singapura, Mansur. Sebagai warga keturunan Indonesia yang berdomisili di Singapura, Mansur mengaku cukup kesulitan mencari menu tradisional Indonesia. Dalam festival tersebut, Mansur ikut pula membuat menu tradisional.

”Menu tradisional Indonesia sangat beragam. Dalam festival ini, saya bersama warga Singapura berdarah Bawean mempersembahkan hidangan tradisional dari Bawean. Menu favorit di Bawean ketika ada pesta adalah opor nangka,” kata Mansur. Selain opor nangka,menu lain yang tidak kalah menggugah selera dan digemari banyak pengunjung festival adalah ikan semor.

”Untukmendapatkanikan semor yang nikmat,ikan yang digunakan haruslah ikanberukuran sedang.Tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Selain itu, ikan haruslah dalam keadaan segar,” kata Mansur. Menu tradisional Indonesia yang tidak kalah menarik yang ditemukan dalam festival kuliner di Batam itu adalah sajian bernama kela celok toroy.

Dalam bahasa Bawean, toroy berarti bunga tulip. ”Kalau Thailand punya kerupuk bunga kamboja, Indonesia, khususnya Bawean, juga punya sayur dari bunga, yaitu sayur bunga tulip yang dibuat dengan kuah bening dan rasa yang menyegarkan,” kata Mansur. (bernadette lilia nova)

SHARE :

Posting Komentar

 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean