Media Bawean, 17 November 2008
Sumber : Berita Jatim
Diduga Ada Penggelembungan Ganti Rugi
Reporter : Hardy
Gresik - Setelah kasus korupsi reklamasi Bawean sampai ke meja hijau, kini polisi memdidik dugaan penguapan dana ganti rugi tanaman di proyek Lapangan Terbang Perintis (LTP) Bawean.
Dari pengumpulan data awal unit Idik II Satreskrim Polres Gresik menemukan indikasi penyimpangan yang dilakukan oknum pejabat Pemkab Gresik.
Dugaan penyimpangan ganti rugi tanaman untuk lapter di Bawean dibenarkan Kasatreskrim Polres Gresik AKP Fadli Widiyanto. "Pada tahap pengumpulkan data dan berkas terkait proses ganti rugi hingga pencairan dana, anggota kami menemukan indikasi dugaan penyimpangan, tapi masih perlu didalami. Apabila data sudah terkumpul semua, kita tingkatkan ke penyidikan," katanya, Minggu (16/11/2008).
Untuk menunjang proyek prestisius LTP Bawean, perlu dibebaskan lahan seluas 63 hektare lagi di Desa Tanjungori, Kecamatan Tambak. Lahan tersebut milik negara, namun digarap ratusan warga Bawean. Akhirnya, diputuskan mengganti tanamannya saja. Pemkab Gresik melalui APBD menyediakan anggaran Rp 561 juta dan Rp 8,6 juta untuk tambahan uang transport.
Data yang dihimpun beritajatim.com, menyebutkan, ada dugaan penggelembungan jumlah pemilik tanaman hingga 50%. Bahkan bisa lebih dari nilai tersebut. Artinya, dari total dana yang dicairkan Rp 561 juta yang sampai di tangan pemilik tanaman, hanya separuhnya yang diserahkan.
"Makanya, saya nanti akan memeriksa sekitar 241 orang sesuai dengan kuitansi penerimaan yang dapatkan. Dari situ akan kami dapatkan data bahwa mereka terima semuanya atau separuhnya," kata sumber dari Polres Gresik yang tidak mau disebutkan namanya.
Siapa pejabat Pemkab Gresik yang terlibat ? Akpol lululsan 98 ini enggan menjawab. "Sabar dulu, Mas," jawabnya singkat. [bj2/ard]
Sumber : Berita Jatim
Diduga Ada Penggelembungan Ganti Rugi
Reporter : Hardy
Gresik - Setelah kasus korupsi reklamasi Bawean sampai ke meja hijau, kini polisi memdidik dugaan penguapan dana ganti rugi tanaman di proyek Lapangan Terbang Perintis (LTP) Bawean.
Dari pengumpulan data awal unit Idik II Satreskrim Polres Gresik menemukan indikasi penyimpangan yang dilakukan oknum pejabat Pemkab Gresik.
Dugaan penyimpangan ganti rugi tanaman untuk lapter di Bawean dibenarkan Kasatreskrim Polres Gresik AKP Fadli Widiyanto. "Pada tahap pengumpulkan data dan berkas terkait proses ganti rugi hingga pencairan dana, anggota kami menemukan indikasi dugaan penyimpangan, tapi masih perlu didalami. Apabila data sudah terkumpul semua, kita tingkatkan ke penyidikan," katanya, Minggu (16/11/2008).
Untuk menunjang proyek prestisius LTP Bawean, perlu dibebaskan lahan seluas 63 hektare lagi di Desa Tanjungori, Kecamatan Tambak. Lahan tersebut milik negara, namun digarap ratusan warga Bawean. Akhirnya, diputuskan mengganti tanamannya saja. Pemkab Gresik melalui APBD menyediakan anggaran Rp 561 juta dan Rp 8,6 juta untuk tambahan uang transport.
Data yang dihimpun beritajatim.com, menyebutkan, ada dugaan penggelembungan jumlah pemilik tanaman hingga 50%. Bahkan bisa lebih dari nilai tersebut. Artinya, dari total dana yang dicairkan Rp 561 juta yang sampai di tangan pemilik tanaman, hanya separuhnya yang diserahkan.
"Makanya, saya nanti akan memeriksa sekitar 241 orang sesuai dengan kuitansi penerimaan yang dapatkan. Dari situ akan kami dapatkan data bahwa mereka terima semuanya atau separuhnya," kata sumber dari Polres Gresik yang tidak mau disebutkan namanya.
Siapa pejabat Pemkab Gresik yang terlibat ? Akpol lululsan 98 ini enggan menjawab. "Sabar dulu, Mas," jawabnya singkat. [bj2/ard]
Posting Komentar