Media Bawean, 18 Desember 2008
Oleh : Halim Perdana* ( Jai Za@ymail.com)
Satu momentum tepat mestinya, dicetuskannya gagasan “Bawean Aobe e” yang dideklarasikan oleh beberapa pengusaha sukses keturunan Boyan, hanya sayang sepengetahuan saya mereka yang berkumpul di kota Solo itu kebanyakan warga Laok Gunung kalau boleh saya tarik suatu garis, dari tikungan Dekatagung (Bangsal) dibarat lewat atas sampai Batusendi ditimur maka terbelahlah Bawean mejadi dua bagian. Memang secara struktur Pemerintahan pun Bawean menjadi dua, belahan Bawean utara disebut Kecamatan Tambak dan diselatan Kecamatan Sangkapura sekaligus sebagai ibukota Al Boyani.
Perlukah Kongres Al Boyani.
Sangat disayang pertemuan setiap dua tahunan yang diselenggarakan masyarakat Bawean Jawa sebagai sarana bersilaturrahmi sepertinya kurang merangkul keberadaan warga Al Boyan yang menyebar diseantero belah bumi bagian timur, pertemuan tahun ini yang diselenggarakan dikota budaya Surakarta tepatnya di Bangsal Kasunanan Kraton Surakarta dari tanggal 16-18 Oktober 2008 hanya dihadiri oleh beberapa kota di Jawa Timur dan Jawa Tengah, ada juga satu kota dari Jawa Barat.
Dipertemuan Syawalan tersebut sempat terlontar suatu gagasan BAWEAN “la aobe” saya kurang mengerti dengan kata La Aobe, saya pikir penggagas terobsesi dengan tema kampanye Presiden Amerika terpilih “Obama”, yang popular dengan ucapannya yang mampu membius rakyatnya dengan sebutan “Change” bahasa Bawean Amerikanya Aobe.
Kembali pada gagasan BAWEAN la aobe menurut saya koklebih pas dengankata “AOBE E” karena perubahan belum terjadi, masih berupa gagasan karena gagasan, perlu pemikiran orang-orang cerdik pandai (para cendikia Boyan) dimana saja keberadaannya boleh dong urun rembuk, membuat BLU FREM yang pas dengan kondisi masyarakat Bawean yang agamis, dan tidak boleh lepas dari akar budaya, nantinya; Pendidikan sudah harus ada SMK Kelautan, Sekolah Tehnologi Al Qur’an (Pondok Pesantren khusus yang mengkaji tekhnologi didalam Al Qur’an) seperti kandungan surah Al lsra' yang sarat tekhnologi dan surat-surat yang lain. Sehingga potensi sumber daya alam kita mampu dioptimalkan dengan demikian sangat perlu diadakan Kongres Al Boyani sudah tidak ada lagi dikotomi Laok Gunung, Deje Gunung.
Media Bawean Sarana Mediasi
Untuk mewujudkan impian besar ini, tentunya perlu sarana dan prasarana yang memadai agar angan angan, impian kita jadi kenyataan. Satu satunya yang dapat menjambatani, mengumpul saran, pendapat, pemikiran warga Boyan hanya MEDIA BAWEAN merupakan media up date yang dapat mengonsep apa-apa nanti yang akan dibawa ke kongres warga Boyan. Menurut asumsi pemikiran saya, karena silaturrahmi Kediri masih dua tahun dari sekarang masih cukup waktu untuk mengkondisikan, tentang juklak juknis, saya pikir MEDIA BAWEAN lebih paham untuk menyiapkan itu semua karena diMEDIA BAWEAN banyak cendikia yang berpengalaman dalam bermacam organisasi/perkumpulan.
Sebagai putra/putri terbaik bukan tugas yang berat kalau hanya untuk mengundang setiap yang mengaku KATORONAN BHEBIAN untuk mencurahkan suatu pemikiran ditinjau dari semua disiplin keilmuan, untuk menggolkan gagasan/angan-angan “BAWEAN AOBE e” Harapan saya, niat baik dari penggagas agar mendapat respon dari para pembaca Media Bawean, media kesayangan kita semua. Semoga dan Amin.....
*Halim Perdana adalah Pengusaha keturunan Bawean di Surabaya dan Pembaca Aktif Media Bawean. Gagasannya selalu Nyentrik, serta wawasannya cukup luas khususnya memikirkan daerah Kelahirannya Pulau Bawean.
Perlukah Kongres Al Boyani.
Sangat disayang pertemuan setiap dua tahunan yang diselenggarakan masyarakat Bawean Jawa sebagai sarana bersilaturrahmi sepertinya kurang merangkul keberadaan warga Al Boyan yang menyebar diseantero belah bumi bagian timur, pertemuan tahun ini yang diselenggarakan dikota budaya Surakarta tepatnya di Bangsal Kasunanan Kraton Surakarta dari tanggal 16-18 Oktober 2008 hanya dihadiri oleh beberapa kota di Jawa Timur dan Jawa Tengah, ada juga satu kota dari Jawa Barat.
Dipertemuan Syawalan tersebut sempat terlontar suatu gagasan BAWEAN “la aobe” saya kurang mengerti dengan kata La Aobe, saya pikir penggagas terobsesi dengan tema kampanye Presiden Amerika terpilih “Obama”, yang popular dengan ucapannya yang mampu membius rakyatnya dengan sebutan “Change” bahasa Bawean Amerikanya Aobe.
Saya kan termasuk juga putra yang terlahir dipulau yang berada ditengah laut Jawa itu, boleh dong urun rembuk untuk beda pendapat karena kata La edentik dengan Sudah sedang Aobe sama dengan Berubah atau perubahan. Di era mellinium ini kita harus betul mengadakan studi kelayakan untuk mengadakan suatu perubahan, langkah langkah awal apa, yang harus digarap/kerjakan atau Master Plant harus jelas, sehingga suatu gagasan menjadi riil, karena tampa kertas kerja yang jelas kita tak ubahnya seperti orang menggantang asap.
Kembali pada gagasan BAWEAN la aobe menurut saya koklebih pas dengankata “AOBE E” karena perubahan belum terjadi, masih berupa gagasan karena gagasan, perlu pemikiran orang-orang cerdik pandai (para cendikia Boyan) dimana saja keberadaannya boleh dong urun rembuk, membuat BLU FREM yang pas dengan kondisi masyarakat Bawean yang agamis, dan tidak boleh lepas dari akar budaya, nantinya; Pendidikan sudah harus ada SMK Kelautan, Sekolah Tehnologi Al Qur’an (Pondok Pesantren khusus yang mengkaji tekhnologi didalam Al Qur’an) seperti kandungan surah Al lsra' yang sarat tekhnologi dan surat-surat yang lain. Sehingga potensi sumber daya alam kita mampu dioptimalkan dengan demikian sangat perlu diadakan Kongres Al Boyani sudah tidak ada lagi dikotomi Laok Gunung, Deje Gunung.
Media Bawean Sarana Mediasi
Untuk mewujudkan impian besar ini, tentunya perlu sarana dan prasarana yang memadai agar angan angan, impian kita jadi kenyataan. Satu satunya yang dapat menjambatani, mengumpul saran, pendapat, pemikiran warga Boyan hanya MEDIA BAWEAN merupakan media up date yang dapat mengonsep apa-apa nanti yang akan dibawa ke kongres warga Boyan. Menurut asumsi pemikiran saya, karena silaturrahmi Kediri masih dua tahun dari sekarang masih cukup waktu untuk mengkondisikan, tentang juklak juknis, saya pikir MEDIA BAWEAN lebih paham untuk menyiapkan itu semua karena diMEDIA BAWEAN banyak cendikia yang berpengalaman dalam bermacam organisasi/perkumpulan.
Sebagai putra/putri terbaik bukan tugas yang berat kalau hanya untuk mengundang setiap yang mengaku KATORONAN BHEBIAN untuk mencurahkan suatu pemikiran ditinjau dari semua disiplin keilmuan, untuk menggolkan gagasan/angan-angan “BAWEAN AOBE e” Harapan saya, niat baik dari penggagas agar mendapat respon dari para pembaca Media Bawean, media kesayangan kita semua. Semoga dan Amin.....
*Halim Perdana adalah Pengusaha keturunan Bawean di Surabaya dan Pembaca Aktif Media Bawean. Gagasannya selalu Nyentrik, serta wawasannya cukup luas khususnya memikirkan daerah Kelahirannya Pulau Bawean.
Posting Komentar