Media Bawean, 28 Desember 2008
Refleksi Akhir Tahun 2008
Oleh : Mr. Gerbang Bawean
Di tahun 2008 Pulau Bawean terjadi peristiwa berduka dengan adanya bencana di Candi dan Laoksabeh. Kenapa bencana terjadi? tentunya kita bisa intropeksi diri sendiri sebagai warga Pulau Bawean.
Tentunya bencana terjadi ada sebab akibatnya. Seandainya keutuhan hutan di Pulau Bawean terjamin dan terjaga, kemungkinan struktur tanah yang ada tidak bergerak. Tetapi saat tanah yang sebelumnya ditanami pepohonan dengan akar yang kuat diganti dengan tanaman rumput untuk makanan hewan, maka tanah sudah tidak memiliki kekuatan.
Pasca bencana di Pulau Bawean, bukan berarti warga Pulau Bawean akan bertobat untuk menjaga kelestarian hutan yang ada. Tetapi mereka tambah parah dan membabi buta untuk menghabisi pohon-pohon di hutan Bawean. Setiap hari terdengar bunyi mesin sinso di hutan untuk merobohkan kayu yang ada.
Keperdulian warga Bawean untuk menjaga dan kesadaran untuk melestarikan lingkungan sangat kurang. Sementara pihak berwenang pun lebih banyak diam, daripada bertindak untuk melakukan pencegahan atas rusaknya hutan Pulau Bawean akibat penebangan pohon di hutan secara liar. Sehingga warga Bawean secara umum, lebih banyak bertanya-tanya dengan kinerja pihak berwenang untuk menjaga kelestarian hutan di Pulau Bawean.
Seandainya pihak berwenang ditingkat Pemerintah Provinsi Jawa Timur ataupun Pusat membentuk tim khusus melakukan peninjauan ke Pulau Bawean untuk melihat kondisi riil hutan Pulau Bawean. Kami sangat yakin tim tersebut akan banyak menemukan bentuk pelanggaran hukum yang dilakukan oleh pihak kehutanan di Pulau Bawean.
Tentunya bencana terjadi ada sebab akibatnya. Seandainya keutuhan hutan di Pulau Bawean terjamin dan terjaga, kemungkinan struktur tanah yang ada tidak bergerak. Tetapi saat tanah yang sebelumnya ditanami pepohonan dengan akar yang kuat diganti dengan tanaman rumput untuk makanan hewan, maka tanah sudah tidak memiliki kekuatan.
Pasca bencana di Pulau Bawean, bukan berarti warga Pulau Bawean akan bertobat untuk menjaga kelestarian hutan yang ada. Tetapi mereka tambah parah dan membabi buta untuk menghabisi pohon-pohon di hutan Bawean. Setiap hari terdengar bunyi mesin sinso di hutan untuk merobohkan kayu yang ada.
Keperdulian warga Bawean untuk menjaga dan kesadaran untuk melestarikan lingkungan sangat kurang. Sementara pihak berwenang pun lebih banyak diam, daripada bertindak untuk melakukan pencegahan atas rusaknya hutan Pulau Bawean akibat penebangan pohon di hutan secara liar. Sehingga warga Bawean secara umum, lebih banyak bertanya-tanya dengan kinerja pihak berwenang untuk menjaga kelestarian hutan di Pulau Bawean.
Seandainya pihak berwenang ditingkat Pemerintah Provinsi Jawa Timur ataupun Pusat membentuk tim khusus melakukan peninjauan ke Pulau Bawean untuk melihat kondisi riil hutan Pulau Bawean. Kami sangat yakin tim tersebut akan banyak menemukan bentuk pelanggaran hukum yang dilakukan oleh pihak kehutanan di Pulau Bawean.
Posting Komentar