Media Bawean, 9 Januari 2009
Oleh : Halim Perdana
Pembangkit Listrik tenaga Diesel(PLTD) merupakan tekhnologi yang boros pembiayaan (kost), mestinya Pemda tidak menganjurkan berdirinya PLTD minimal didirikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) kalau memang perencanaannya betul-betul untuk pelistrikan Bawean jangka panjang, tapi tekhnologi inipun tetap merupakan tekhnologi yang membutuhkan biaya oprasional tinggi.
Sebetulnya Pulau Bawean cukup punya energi pemberian Sang Pencipta berupa Danau Kastoba yang dari Zaman Bahola sampai sekarang Danau Kastoba tersebut tetap dalam ketenangan, padahal kemajuan sains dan tekhnologi sudah demikian pesatnya,Why?
Alur Pendidikan Masyarakat Bawean.
Kebanyakan generasi muda Bawean melanjutkann pendidik dibidang studi ilmu-ilmu sosial, malah yang paling banyak menekuni ilmu-ilmu keakheratan (agama). Seandainya sejak dahulu masyarakat Bawean menggandrungi ilmu-ilmu Eksak, mungkin Bawean tidak merana seperti sekarang ini.
Dengan adanya sekolah-sekolah negeri yang ada sekarang tak ada satupun sekolah kejuruan yang mampu menjadikan masyarakat Bawean menguasai tehnik-teknik dasar, rupanya masyarakat Bawean senang pada kerja-kerja yang tak perlu tangannya kotor, dengan menguasai ilmu-ilmu sosial kebanyakan mereka hanya menguasai teori karena banyak menguasai teori maka mereka banyak ngomong, padahal yang namanya kerja harus membuahkan sebuah produk(hasil).
Seandainya masyarakat Bawean menguasai tekhnologi sejak dahulu mungkin putra/i Bawean sudah mampu mendisain kapal-kapal cepat, menciptakan mesin pembajak sawah, dengan penguasaan tekhnologi pertanian bukan tidak mungkin buah-buahan Bawean mempunyai kualitas mangga atau pisang yang menjadi komoditas eksport.
Sebenarnya kita ini adalah warga bahari karena pulau kita dikelilingi oleh lautan, mestinya kita orang pertama yang harus menguasai tekhnologi kelautan karena dengan menguasai tekhnologi kelautan potensi alam disekeliling pulau kita mampu dioptimalkan misalnya : budidaya ikan kerapu,rumput laut, Lobster, kerang mutiara, dll. Padahal para kyai sudah menerangkan bunyi hadis kanjeng Nabi : ingin berjaya didunia kuasai Sains dan Tekhnologi, ingin berjaya diakherat kuasai Ilmu. Lebih dipertegas oleh Kanjeng Nabi, bila ingin berjaya didunia dan akherat kuasai sains dan Tekhnologi.
Potensi Alam Bawean Sebagai Energi Alternative.
Menurut informasi saudara Irfan SE,QIA dari Bandung bahwa sudah banyak warga Bawean yang sudah menjadi Dosen, Rector, tentunya beliau-beliau itu kalau sempat membaca MB mau dong memberikan sumbangsih pemikiran bagaimana mempotensikan sumber energi yang ada di Pulau Bawean seperti keberadaan Danau Kastoba, Airterjun, Gelombang laut, Angen Bherat itu semua adalah energi alami dari Sang Pencipta, mari kita renungkan dan diskusikan untuk kemajuan Bawean kedepan karena tanpa keberadaan tenaga listrik yang mencukupi sudah dapat dipastikan suatu daerah/Negara tidak akan kebagian yang namanya kemajuan (mederenisasi) kita nantinya hanya mampu meminta-minta pada pemerintah daerah dan pusat padahal energi yang ada disekeliling kita tak mampu diwujudkan / dipromosikan.
Kepada calon2 anggota dewan yang mewakili dapilVII, dapilX Untuk Gresik, Gresik Lamongan, harusnya mengadakan kontrak politik dengan masyarakat Bawean, bila suara pemilih Bawean
menjadikan anda duduk dikursi dewan, perjuangan pertama untuk Bawean: bagaimana Hutan gundul mendapat dana Reboisasi, yang kedua: Kelistrikan Bawean diambilkan dari energi alami yang ada diBawean sehingga biaya oprasionalnya dapat ditekan seminim mungkin dengan mendirikanPEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR(PLTA).
Sebetulnya dalam menaggulangi kelistrikan Bawean yang byar pet-byar pet, sekarang cukup memindah Dinamo yang ada diPLN untuk digerakkan dengan dorongan arus air Kastoba untuk menggerakkan Turbin sekaligus menggerakkan Dinamo, keluar arus listrik yang tak menggantungkan lagi pada solar dan kerusakan-kerusakan mekanik.
Mengenai biaya cukup dimintakan pada mentri daerah tertinggal sebagai kompensasi, selama 2 tahun karena menurut hitungan PLN keberadaan listrik Bawean, PLN selalu menanggung kerugian pertahunnya sebanyak 13 Milyar dan masyarakat Bawean harus siap tidak berlistrik ria selama 2 tahun.
Bila anda bertanya, kapasitas air Kastoba bagaimana kalauhabis!!!. Mari kita desains secara daur ulang (Sistem Sirklus) sehingga tak ada air terbuang sia-sia karena air yang habis memutar tubin ditampung dan dikembalikan lagi ke Kastoba Oke.
Mari kita diskusikan Bersama Demi pulau kita. Semoga
Oleh : Halim Perdana
Pembangkit Listrik tenaga Diesel(PLTD) merupakan tekhnologi yang boros pembiayaan (kost), mestinya Pemda tidak menganjurkan berdirinya PLTD minimal didirikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) kalau memang perencanaannya betul-betul untuk pelistrikan Bawean jangka panjang, tapi tekhnologi inipun tetap merupakan tekhnologi yang membutuhkan biaya oprasional tinggi.
Sebetulnya Pulau Bawean cukup punya energi pemberian Sang Pencipta berupa Danau Kastoba yang dari Zaman Bahola sampai sekarang Danau Kastoba tersebut tetap dalam ketenangan, padahal kemajuan sains dan tekhnologi sudah demikian pesatnya,Why?
Alur Pendidikan Masyarakat Bawean.
Kebanyakan generasi muda Bawean melanjutkann pendidik dibidang studi ilmu-ilmu sosial, malah yang paling banyak menekuni ilmu-ilmu keakheratan (agama). Seandainya sejak dahulu masyarakat Bawean menggandrungi ilmu-ilmu Eksak, mungkin Bawean tidak merana seperti sekarang ini.
Dengan adanya sekolah-sekolah negeri yang ada sekarang tak ada satupun sekolah kejuruan yang mampu menjadikan masyarakat Bawean menguasai tehnik-teknik dasar, rupanya masyarakat Bawean senang pada kerja-kerja yang tak perlu tangannya kotor, dengan menguasai ilmu-ilmu sosial kebanyakan mereka hanya menguasai teori karena banyak menguasai teori maka mereka banyak ngomong, padahal yang namanya kerja harus membuahkan sebuah produk(hasil).
Seandainya masyarakat Bawean menguasai tekhnologi sejak dahulu mungkin putra/i Bawean sudah mampu mendisain kapal-kapal cepat, menciptakan mesin pembajak sawah, dengan penguasaan tekhnologi pertanian bukan tidak mungkin buah-buahan Bawean mempunyai kualitas mangga atau pisang yang menjadi komoditas eksport.
Sebenarnya kita ini adalah warga bahari karena pulau kita dikelilingi oleh lautan, mestinya kita orang pertama yang harus menguasai tekhnologi kelautan karena dengan menguasai tekhnologi kelautan potensi alam disekeliling pulau kita mampu dioptimalkan misalnya : budidaya ikan kerapu,rumput laut, Lobster, kerang mutiara, dll. Padahal para kyai sudah menerangkan bunyi hadis kanjeng Nabi : ingin berjaya didunia kuasai Sains dan Tekhnologi, ingin berjaya diakherat kuasai Ilmu. Lebih dipertegas oleh Kanjeng Nabi, bila ingin berjaya didunia dan akherat kuasai sains dan Tekhnologi.
Potensi Alam Bawean Sebagai Energi Alternative.
Menurut informasi saudara Irfan SE,QIA dari Bandung bahwa sudah banyak warga Bawean yang sudah menjadi Dosen, Rector, tentunya beliau-beliau itu kalau sempat membaca MB mau dong memberikan sumbangsih pemikiran bagaimana mempotensikan sumber energi yang ada di Pulau Bawean seperti keberadaan Danau Kastoba, Airterjun, Gelombang laut, Angen Bherat itu semua adalah energi alami dari Sang Pencipta, mari kita renungkan dan diskusikan untuk kemajuan Bawean kedepan karena tanpa keberadaan tenaga listrik yang mencukupi sudah dapat dipastikan suatu daerah/Negara tidak akan kebagian yang namanya kemajuan (mederenisasi) kita nantinya hanya mampu meminta-minta pada pemerintah daerah dan pusat padahal energi yang ada disekeliling kita tak mampu diwujudkan / dipromosikan.
Kepada calon2 anggota dewan yang mewakili dapilVII, dapilX Untuk Gresik, Gresik Lamongan, harusnya mengadakan kontrak politik dengan masyarakat Bawean, bila suara pemilih Bawean
menjadikan anda duduk dikursi dewan, perjuangan pertama untuk Bawean: bagaimana Hutan gundul mendapat dana Reboisasi, yang kedua: Kelistrikan Bawean diambilkan dari energi alami yang ada diBawean sehingga biaya oprasionalnya dapat ditekan seminim mungkin dengan mendirikanPEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR(PLTA).
Sebetulnya dalam menaggulangi kelistrikan Bawean yang byar pet-byar pet, sekarang cukup memindah Dinamo yang ada diPLN untuk digerakkan dengan dorongan arus air Kastoba untuk menggerakkan Turbin sekaligus menggerakkan Dinamo, keluar arus listrik yang tak menggantungkan lagi pada solar dan kerusakan-kerusakan mekanik.
Mengenai biaya cukup dimintakan pada mentri daerah tertinggal sebagai kompensasi, selama 2 tahun karena menurut hitungan PLN keberadaan listrik Bawean, PLN selalu menanggung kerugian pertahunnya sebanyak 13 Milyar dan masyarakat Bawean harus siap tidak berlistrik ria selama 2 tahun.
Bila anda bertanya, kapasitas air Kastoba bagaimana kalauhabis!!!. Mari kita desains secara daur ulang (Sistem Sirklus) sehingga tak ada air terbuang sia-sia karena air yang habis memutar tubin ditampung dan dikembalikan lagi ke Kastoba Oke.
Mari kita diskusikan Bersama Demi pulau kita. Semoga
Posting Komentar