Media Bawean, 13 Januari 2009
Sumber : Jawa Pos
GRESIK - Jalur penyeberangan Gresik-Bawean lumpuh empat hari. Ombak di Selat Jawa tersebut mencapai ketinggian 3 meter lebih. Akibatnya, Administratur Pelabuhan (Adpel) Gresik melarang kapal penyeberangan sejauh 80 mil itu berlayar.
Penyeberangan Gresik-Bawean dilayani dua kapal, yakni KM Express Bahari (EB) 8B untuk penumpang dan KM Dharma Kartika (DK) untuk penumpang dan barang. KM DK sempat berlayar dari Pelabuhan Gresik menuju Pulau Bawean. Namun, setelah menempuh perjalanan sekitar 50 mil, akhirnya kapal itu memutuskan kembali.
"Karena ombaknya cukup tinggi, mencapai 3 meter," kata Syakir Jamhuri, anggota DPRD Gresik asal Desa Sukaoneng, Kecamatan Tambak, Pulau Bawean.
Mereka pun meminta Adpel dan Dinas Perhubungan (Dishub) Gresik untuk mendatangkan kapal yang lebih besar. "Sebab, kalau sampai seminggu penyeberangan lumpuh, akan terjadi kelangkaan kebutuhan pokok," kata anggota komisi C (bidang pembangunan) dari Fraksi Partai Golkar tersebut.
Terpisah, Kasi Kepelabuhanan Adpel Gresik Pudi Astonugroho menyatakan, larangan berlayar itu diberlakukan karena kondisi ombak di perairan Selat Jawa cukup tinggi. "Hari ini saja ketinggian ombak mencapai 3 meter," katanya ketika dikonfirmasi melalui selulernya kemarin (12/1).
Tedi -sapaan- Pudi Astonugroho mengatakan, pihaknya sudah mengusahakan kapal yang lebih besar untuk melayani penyeberangan Gresik-Bawean.
"Kalau tidak salah, tadi siang (kemarin) ada kapal baru milik Dharma Lautan Utama (DLU) yang menggantikan kapal Dharma Kartika," jelanya.
"Saya dapatkan laporan, kapal Setya Kencana milik DLU telah berangkat ke Pulau Bawean. Kapal tersebut memuat 186 penumpang," tambah Tedi yang mengaku masih berada di Surabaya untuk keperluan dinas.(yad/ib)
Sumber : Jawa Pos
GRESIK - Jalur penyeberangan Gresik-Bawean lumpuh empat hari. Ombak di Selat Jawa tersebut mencapai ketinggian 3 meter lebih. Akibatnya, Administratur Pelabuhan (Adpel) Gresik melarang kapal penyeberangan sejauh 80 mil itu berlayar.
Penyeberangan Gresik-Bawean dilayani dua kapal, yakni KM Express Bahari (EB) 8B untuk penumpang dan KM Dharma Kartika (DK) untuk penumpang dan barang. KM DK sempat berlayar dari Pelabuhan Gresik menuju Pulau Bawean. Namun, setelah menempuh perjalanan sekitar 50 mil, akhirnya kapal itu memutuskan kembali.
"Karena ombaknya cukup tinggi, mencapai 3 meter," kata Syakir Jamhuri, anggota DPRD Gresik asal Desa Sukaoneng, Kecamatan Tambak, Pulau Bawean.
Mereka pun meminta Adpel dan Dinas Perhubungan (Dishub) Gresik untuk mendatangkan kapal yang lebih besar. "Sebab, kalau sampai seminggu penyeberangan lumpuh, akan terjadi kelangkaan kebutuhan pokok," kata anggota komisi C (bidang pembangunan) dari Fraksi Partai Golkar tersebut.
Terpisah, Kasi Kepelabuhanan Adpel Gresik Pudi Astonugroho menyatakan, larangan berlayar itu diberlakukan karena kondisi ombak di perairan Selat Jawa cukup tinggi. "Hari ini saja ketinggian ombak mencapai 3 meter," katanya ketika dikonfirmasi melalui selulernya kemarin (12/1).
Tedi -sapaan- Pudi Astonugroho mengatakan, pihaknya sudah mengusahakan kapal yang lebih besar untuk melayani penyeberangan Gresik-Bawean.
"Kalau tidak salah, tadi siang (kemarin) ada kapal baru milik Dharma Lautan Utama (DLU) yang menggantikan kapal Dharma Kartika," jelanya.
"Saya dapatkan laporan, kapal Setya Kencana milik DLU telah berangkat ke Pulau Bawean. Kapal tersebut memuat 186 penumpang," tambah Tedi yang mengaku masih berada di Surabaya untuk keperluan dinas.(yad/ib)
Posting Komentar