Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Tunggu Cuaca Membaik

Tunggu Cuaca Membaik

Posted by Media Bawean on Jumat, 16 Januari 2009

Media Bawean, 16 Januari 2009

Sumber : KOMPAS
Pelayaran
Surabaya, Kompas - Hingga Kamis (15/1), kapal-kapal yang melayari antarpulau masih dilarang berlayar oleh Syahbandar Administratur Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Para awak kapal diminta menunggu sampai cuaca membaik sehingga tidak membahayakan kapal.

Menurut Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika Perak Suwadi Hendra Utama, pada Kamis kemarin ketinggian gelombang di perairan Laut Jawa berkisar 4 meter. Ketinggian gelombang di sekitar perairan Bawean hingga Pulau Masalembu berkisar 3 meter hingga 3,5 meter. Beberapa wilayah perairan tersebut adalah pintu keluar alur pelayaran dari Pelabuhan Tanjung Perak ke beberapa pulau, seperti Kalimantan, Sulawesi, atau pulau-pulau di Nusa Tenggara Barat maupun Timur.

"Ketinggian gelombang di atas 4 meter berbahaya bagi semua jenis kapal, sedangkan ketinggian gelombang antara 3 meter hingga 4 meter berbahaya bagi perahu nelayan, tongkang, dan feri," kata Hendra.

Menurut Hendra, gelombang diperkirakan mulai reda pada hari Sabtu (17/1) dengan ketinggian gelombang di Laut Jawa sekitar 3 meter, perairan Bawean 1,5 meter hingga 2 meter, dan perairan Pulau Masalembu sekitar 2 meter hingga 3 meter.

Kepala Seksi Syahbandar Administratur Pelabuhan Tanjung Perak Kahar Paleppeng mengaku belum memberikan surat surat izin berlayar hingga cuaca membaik. Tinggi gelombang lebih dari 3 meter, membahayakan kapal-kapal berbobot kurang dari 500 ton. Akibatnya, banyak kapal untuk meng-angkut barang antarpulau tertahan di Dermaga Kalimas.

Syarifuddin, awak Kapal Layar Motor Nur Aminah, gelombang tinggi disertai hujan dan angin deras, selain berbahaya bagi kapal juga bisa merusak barang-barang muatan kapal. "Hujan deras dan angin besar kadang merusak barang-barang muatan. Jika demikian, kami yang harus menanggung klaim dari pemilik barang," tuturnya. Karena itu, banyak kapal memilih menunggu cuaca yang lebih baik untuk berlayar.

Sementara itu, informasi dari Bawean menyebutkan, akibat cuaca buruk, tidak ada kapal yang merapat di Bawean dalam pekan-pekan ini. Kepala Desa Tanjungori, Kecamatan Tambak, Bawean, Ilham Syifa, ketika dihubungi dari Gresik, Kamis, menuturkan, akibat tidak ada kapal yang merapat, harga-harga kebutuhan pokok melambung. Dia mencontohkan harga telur ayam mencapai Rp 16.000 per kilogram, bensin Rp 7.500 per liter, minyak tanah Rp 6.000, dan solar Rp 6.000 per liter.

Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pusat mengirimkan siaran prakiraan cuaca ke sejumlah daerah di Indonesia, termasuk Malang. BMKG menyebut kemungkinan terjadinya gelombang tinggi hingga mencapai 6 meter di beberapa lautan di Indonesia.

Beberapa lautan yang masuk kelompok early warning, misalnya Laut Cina Selatan, Teluk Siam, Laut Natuna, Perairan Tanjung Pinang, dan sebagainya. "Gelombang tinggi ini merupakan dampak dari pergerakan massa udara dari Asia ke Australia karena wilayah Australia saat ini bertekanan rendah," tutur Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Karangploso Malang Koswara, Kamis (15/1) di Malang.

Koswara menuturkan bahwa pantai-pantai selatan Malang seperti Ngliyep, Balekambang, Bajulmati, dan Sendangbiru kemungkinan akan menerima dampak yang sama berupa gelombang tinggi dan angin kencang. "Untuk itu para nelayan di Malang selatan diharapkan waspada terhadap kemungkinan gelombang tinggi ini," ujarnya.

Darsono, salah seorang nelayan Pantai Sendang Biru, Malang, mengatakan, sejak beberapa waktu lalu angin terasa kencang dan gelombang mulai tinggi, serta sering timbul hujan. (ABK/ACI/DIA)

SHARE :

Posting Komentar

 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean