Media Bawean, 30 Maret 2009
Sumber : ANTARA
Surabaya (ANTARA) - Para calon anggota legislatif (caleg) di Pulau Bawean, Jawa Timur, mengobral janji soal listrik dalam berbagai ajang kampanye menjelang pemilu pada tanggal 9 April mendatang.
"Sejak dari dulu sampai sekarang, caleg selalu gembar-gembor untuk memperjuangkan listrik di Bawean menyala sepanjang hari, padahal masyarakat sudah muak dengan janji itu," kata warga setempat, H. Ramzi Ramli, Minggu.
Menurut Ketua KUD Purajaya yang mengoordinasikan pembayaran rekening listrik masyarakat Pulau Bawean itu, cara-cara kampanye itu mengingatkan dirinya saat rezim Orde Baru berkuasa.
"Dulu juga seperti itu, tapi mana buktinya? Sampai sekarang listrik di Pulau Bawean masih saja bermasalah," katanya ketika ditemui ANTARA di Surabaya.
Sebanyak 38 caleg di Pulau Bawean yang memperebutkan kursi di DPRD Kabupaten Gresik itu seharusnya lebih kreatif dan cerdas dalam menarik massa.
"Kalau soal listrik, jalan, dan transportasi antara Gresik-Bawean, orang sudah bosan, karena sampai sekarang tak ada perubahan di tiga sektor itu, meskipun pada Pemilu 2004, tiga orang Bawean berhasil menjadi anggota DPRD Gresik," katanya.
Sampai sekarang listrik di Pulau Bawean yang digerakkan dengan tenaga disel di PLTD Sungai Teluk, Sangkapura, katanya, setiap hari hanya menyala selama 17 jam, mulai pukul 17.00 WIB (petang) hingga 10.00 WIB (pagi).
Selain itu, masyarakat di Pulau Bawean masih terkena kebijakan pemadaman listrik secara bergilir setiap dua hari sekali.
Demikian pula dengan jalan lingkar Pulau Bawean sepanjang 55 kilometer, kondisinya hingga kini masih memprihatinkan dan tidak ada upaya perbaikan selama lebih dari 10 tahun terakhir.
"Masyarakat Pulau Bawean selama ini juga merasa terisolasi, lantaran kapal penumpang yang melayani jalur Gresik-Bawean hanya beroperasi dua kali dalam sepekan dan kapal barang dua kali dalam sebulan," katanya.
Sumber : ANTARA
Surabaya (ANTARA) - Para calon anggota legislatif (caleg) di Pulau Bawean, Jawa Timur, mengobral janji soal listrik dalam berbagai ajang kampanye menjelang pemilu pada tanggal 9 April mendatang.
"Sejak dari dulu sampai sekarang, caleg selalu gembar-gembor untuk memperjuangkan listrik di Bawean menyala sepanjang hari, padahal masyarakat sudah muak dengan janji itu," kata warga setempat, H. Ramzi Ramli, Minggu.
Menurut Ketua KUD Purajaya yang mengoordinasikan pembayaran rekening listrik masyarakat Pulau Bawean itu, cara-cara kampanye itu mengingatkan dirinya saat rezim Orde Baru berkuasa.
"Dulu juga seperti itu, tapi mana buktinya? Sampai sekarang listrik di Pulau Bawean masih saja bermasalah," katanya ketika ditemui ANTARA di Surabaya.
Sebanyak 38 caleg di Pulau Bawean yang memperebutkan kursi di DPRD Kabupaten Gresik itu seharusnya lebih kreatif dan cerdas dalam menarik massa.
"Kalau soal listrik, jalan, dan transportasi antara Gresik-Bawean, orang sudah bosan, karena sampai sekarang tak ada perubahan di tiga sektor itu, meskipun pada Pemilu 2004, tiga orang Bawean berhasil menjadi anggota DPRD Gresik," katanya.
Sampai sekarang listrik di Pulau Bawean yang digerakkan dengan tenaga disel di PLTD Sungai Teluk, Sangkapura, katanya, setiap hari hanya menyala selama 17 jam, mulai pukul 17.00 WIB (petang) hingga 10.00 WIB (pagi).
Selain itu, masyarakat di Pulau Bawean masih terkena kebijakan pemadaman listrik secara bergilir setiap dua hari sekali.
Demikian pula dengan jalan lingkar Pulau Bawean sepanjang 55 kilometer, kondisinya hingga kini masih memprihatinkan dan tidak ada upaya perbaikan selama lebih dari 10 tahun terakhir.
"Masyarakat Pulau Bawean selama ini juga merasa terisolasi, lantaran kapal penumpang yang melayani jalur Gresik-Bawean hanya beroperasi dua kali dalam sepekan dan kapal barang dua kali dalam sebulan," katanya.
Posting Komentar