Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Dungkah, Dung-Dung Kah-kah

Dungkah, Dung-Dung Kah-kah

Posted by Media Bawean on Kamis, 11 Juni 2009

Media Bawean, 11 Juni 2009

Latihan Dungkah Di Desa Gunung Teguh

"Dungkah adalah kesenian asli asal Pulau Bawean. Dengan asal kata dari bunyi dung-dung kah-kah, saat gentong ketemu lesung," itulah pejelasan Cuk Sugrito tokoh seniman asal Pulau Bawean saat ditemui Media Bawean dirumahnya hari ini (11/6).

"Dungkah berasal dari kegiatan para ibu-ibu saat menumbuk padi, kemudian dijadikan hiburan diri dengan timbul nada kalotekan," kata Cuk Sugrito.

"Nadanya dirasa enak didengar, kemudian ditambah syair-syair sebagai tanda syukur hasil panen,"ujarnya.

"Umumnya dungkah digunakan saat acara pengantin, yaitu warga Bawean mengambil padi dilumbung lalu ditumbuk bersama-sama," jelas tokoh seniman Bawean.

"Dungkah di Pulau Bawean sudah mulai punah, terkecuali di daerah Menara desa Gunungteguh yang masih ada dan tetap dilestarikan sampai sekarang," paparnya. (bst)

SHARE :

Posting Komentar

 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean