Media Bawean, 11 Juni 2009
Zuhri (50 Th.) sebagai pengganti ayahnya H. Arfa'e yang sudah tua, banyak keluh kesahnya disampaikan kepada Media Bawean sepanjang perjalanan mengelilingi Pasir Putih. Butuh waktu lama untuk berkeliling Pasir Putih sekitar 2 km, demi mengetahui kondisi secara langsung Media Bawean mengikuti jejak langkah Zuhri.
Zuhri mengatakan, "Sekarang warga sudah berani menjarah kayu dan pasirnya di Pasir Putih, dengan alasan ayah tidak memiliki surat tanda bukti kepemilikan," katanya.
"Jadi menurut warga, Pasir Putih ini milik semua orang dan bebas untuk mengambil apa saja yang ada disini. Termasuk kayu, pasir sampai ikannya diambil oleh warga dengan menggunakan perahu," ujar Zuhri.
Kenapa tidak dilarang? Zuhri menjawab,"Saya hanya sendirian, sedangkan warga kalau datang satu perahu sampai delapan orang. Kalau dilarang, saya diancam mau dipukul," jawab Zuhri dengan nada melemah.
"Kami sangat mengharap adanya pelindung untuk menjaga Pasir Putih ini, bayangkan saya bekerja untuk melestarikan lingkungan ternyata hasilnya dirusak," papar Zuhri. (bst)
Zuhri mengatakan, "Sekarang warga sudah berani menjarah kayu dan pasirnya di Pasir Putih, dengan alasan ayah tidak memiliki surat tanda bukti kepemilikan," katanya.
"Jadi menurut warga, Pasir Putih ini milik semua orang dan bebas untuk mengambil apa saja yang ada disini. Termasuk kayu, pasir sampai ikannya diambil oleh warga dengan menggunakan perahu," ujar Zuhri.
Kenapa tidak dilarang? Zuhri menjawab,"Saya hanya sendirian, sedangkan warga kalau datang satu perahu sampai delapan orang. Kalau dilarang, saya diancam mau dipukul," jawab Zuhri dengan nada melemah.
"Kami sangat mengharap adanya pelindung untuk menjaga Pasir Putih ini, bayangkan saya bekerja untuk melestarikan lingkungan ternyata hasilnya dirusak," papar Zuhri. (bst)
Posting Komentar