Media Bawean, 20 Agustus 2009
Bukhari Bersama Isteri
Hari ini (20/8), Media Bawean berkunjung ke rumah Bukhari di kawasan hutan Pulaum Bawean. Untuk menuju ke rumah Bukhari bisa ditempuh dengan naik sepeda motor sampai di halaman rumahnya, tapi jalannya cukup menantang dan terlihat dibawa jalan jurang yang dalam.
Sampai di rumah Bukhari, ternyata orang tidak ada di rumah. Kemudian Media Bawean melanjutkan perjalanannya ke hutan untuk melihat situasi dan kondisi kerusakan hutan di Pulau Bawean. Sepulang dari hutan, Media Bawean berhasil menemui Bukhari bersama isterinya di rumah.
Usia Bukhari sudah 87 tahun, tapi melihat kondisi fisiknya masih kuat dan tegar. Menurut pengakuannya sudah beristeri 4 orang dan punya anak sebanyak 7 orang.
Kenapa Bapak tidak mau berkumpul bersama orang lain seperti di kampung?, Bukhari menjawab, "Saya orang miskin dan bodoh, kalau berkumpul dengan orang lain tidak akan bisa hidup lebih baik. Terkecuali saya miskin dan pintar, mungkin bisa berkumpul dengan yang lainnya," jawabnya.
"Meskipun saya miskin dan bodoh, berhubung hidup di hutan tanpa orang lain ternyata saya mampu untuk hidup dengan memanfaatkan lahan yang ada," jelasnya.
Kondisi Bukhari sekeluarga sangat kekurangan, tetapi menurut pengakuannya tidak mendapatkan bantuan pemerintah seperti beras raskin dan BLT.
Saat akan pamitan pulang, Media Bawean menyampaikan fidayah dari H. Samri Barik, SH. sebesar Rp. 200 ribu. (bst)
Usia Bukhari sudah 87 tahun, tapi melihat kondisi fisiknya masih kuat dan tegar. Menurut pengakuannya sudah beristeri 4 orang dan punya anak sebanyak 7 orang.
Kenapa Bapak tidak mau berkumpul bersama orang lain seperti di kampung?, Bukhari menjawab, "Saya orang miskin dan bodoh, kalau berkumpul dengan orang lain tidak akan bisa hidup lebih baik. Terkecuali saya miskin dan pintar, mungkin bisa berkumpul dengan yang lainnya," jawabnya.
"Meskipun saya miskin dan bodoh, berhubung hidup di hutan tanpa orang lain ternyata saya mampu untuk hidup dengan memanfaatkan lahan yang ada," jelasnya.
Kondisi Bukhari sekeluarga sangat kekurangan, tetapi menurut pengakuannya tidak mendapatkan bantuan pemerintah seperti beras raskin dan BLT.
Saat akan pamitan pulang, Media Bawean menyampaikan fidayah dari H. Samri Barik, SH. sebesar Rp. 200 ribu. (bst)
Posting Komentar