Media Bawean, 10 Agustus 2009
Misnati (50 Th.) asal desa Bululanjang menjalani hidup banting tulang sendiri untuk mempertahankan hidup sendirian yang dilupakan oleh suaminya.
Menurut pengakuan Misnawati kepada Media Bawean hari ini (10/8), mengatakan, "Saat usia cewek, saya mencoba mengadu nasib ke Belitung. Sampai disana saya menikah dengan pria bernama Purnama asal Sukabumi Jawa Barat,"katanya.
"Setelah menikah, saya dikarunai dua anak yaitu Naemah (26 Th.) sekarang sudah menikah dan ikut suaminya tinggal di Pulau Bawean tapi nasibnya serba kekurangan juga. Anak kedua bernama Khairun (20 Th.) sekarang di Balikpapan jualan es," ujarnya.
"Setelah lama di Belitung, saya mengajak suami untuk datang ke Pulau Bawean. Suami saya di Bawean selama 1,5 tahun, kemudian pulang ke rumahnya di Sukabumi. Ditunggu-tunggu sampai sekarang belum ada berita dan kabar, sedangkan alamat rumahnya di Sukabumi saya tidak tahu," papar Misnawati dengan nada sedih.
"Meskipun tanpa suami, saya bisa bertahan hidup dengan bekerja membuat sapu terbuat dari kulit kepala. Untuk mendapatkan kulit kelapa, saya mengupas kelapa milik tetangga. Dalam satu minggu saya membuat dua sapu dengan harga satu sapu dipasar Rp.6ribu," jelasnya Ibu asal warga Bulu Luar Utara desa Bululanjang Sangkapura.
Bagaimana kabar suami sekarang? Misnawati menjawab, "Menurut informasi terakhir, suami saya kembali di Belitung dan menikah lagi dengan perempuan lain," jawabnya.
"Saya masih tetap isteri Purnama dan belum dithalaq sampai sekarang, entah kenapa saya dengan anaknya kok dilupakan di Pulau Bawean," keluhnya. (bst)
Menurut pengakuan Misnawati kepada Media Bawean hari ini (10/8), mengatakan, "Saat usia cewek, saya mencoba mengadu nasib ke Belitung. Sampai disana saya menikah dengan pria bernama Purnama asal Sukabumi Jawa Barat,"katanya.
"Setelah menikah, saya dikarunai dua anak yaitu Naemah (26 Th.) sekarang sudah menikah dan ikut suaminya tinggal di Pulau Bawean tapi nasibnya serba kekurangan juga. Anak kedua bernama Khairun (20 Th.) sekarang di Balikpapan jualan es," ujarnya.
"Setelah lama di Belitung, saya mengajak suami untuk datang ke Pulau Bawean. Suami saya di Bawean selama 1,5 tahun, kemudian pulang ke rumahnya di Sukabumi. Ditunggu-tunggu sampai sekarang belum ada berita dan kabar, sedangkan alamat rumahnya di Sukabumi saya tidak tahu," papar Misnawati dengan nada sedih.
"Meskipun tanpa suami, saya bisa bertahan hidup dengan bekerja membuat sapu terbuat dari kulit kepala. Untuk mendapatkan kulit kelapa, saya mengupas kelapa milik tetangga. Dalam satu minggu saya membuat dua sapu dengan harga satu sapu dipasar Rp.6ribu," jelasnya Ibu asal warga Bulu Luar Utara desa Bululanjang Sangkapura.
Bagaimana kabar suami sekarang? Misnawati menjawab, "Menurut informasi terakhir, suami saya kembali di Belitung dan menikah lagi dengan perempuan lain," jawabnya.
"Saya masih tetap isteri Purnama dan belum dithalaq sampai sekarang, entah kenapa saya dengan anaknya kok dilupakan di Pulau Bawean," keluhnya. (bst)
Posting Komentar