Media Bawean, 13 Oktober 2009
Media Bawean hari ini (13/10) menemui Abdul Fatah dan Saleha korban penipuan berkedok dukun palsu, dirumahnya Desa Sukalela Tambak.
Saleha masih ada hubungan keluarga dengan Abdul Fatah, yaitu Saleha berasal dari Tambilung desa Sokaoneng, menikah dengan kakaknya Abdul Fatah. Didalam rumah, kedua korban berkumpul menunggu ibundanya sedang sakit.
"Sebelumnya ibu saya kehilangan emas 30 gram di rumah, setelah itu kakak ipar Saleha di Tambilung juga kehilangan emas sebanyak 70 gram emas. Setelah kehilangan, saya sibuk mencari dukun kemana-mana di Pulau Bawean, dengan harapan emas yang hilang dicuri orang bisa kembali," katanya.
"Ada informasi dari tetangga bahwa di Sangkapura ada dukun yang bisa mengembalikan barang yang hilang, setelah itu saya minta bantuannya untuk mengembalikan emas yang hilang," ujarnya.
"Setelah sang dukun di rumah, kemudian minta emas sebanyak 30 gram. Dengan alasan, emas yang hilang bila dipancing dengan emas akan kembali lagi. Kemudian meminta gelas dan kain penutup, setelah itu ibu diminta memendamkan matanya dan membaca astaghfirullah. Selesai memedamkan mata, diminta agar membuka mata dan gelas diperintahkan untuk disimpan didalam almari dan diminta agar tidak dibuka sampai ada perintah dari sang dukun," jelas Abdul Fatah.
"Setelah beberapa bulan, sang dukun datang kembali mengatakan khaddamnya minta agar ditambah emas lagi untuk memancing barang yang hilang. Saya dan ibu menyetujui untuk memberikan emas tambahan dan emas dibawa pulang untuk dipanggil ang dukun dirumahnya," paparnya.
"Ditunggu-tunggu barang yang hilang tak pernah kembali, saya membuka gelas dalam almari ternyata didalamnya tidak ada emas yang katanya sang dukun dibuat pancingan," terang Abdul Fatah.
Kejadian yang menimpa Saleha (kakak ipar Abdul Fatah) modusnya sama dengan yang dilakukan oleh sang Dukun kepada Abdul Fatah. (bst)
Saleha masih ada hubungan keluarga dengan Abdul Fatah, yaitu Saleha berasal dari Tambilung desa Sokaoneng, menikah dengan kakaknya Abdul Fatah. Didalam rumah, kedua korban berkumpul menunggu ibundanya sedang sakit.
"Sebelumnya ibu saya kehilangan emas 30 gram di rumah, setelah itu kakak ipar Saleha di Tambilung juga kehilangan emas sebanyak 70 gram emas. Setelah kehilangan, saya sibuk mencari dukun kemana-mana di Pulau Bawean, dengan harapan emas yang hilang dicuri orang bisa kembali," katanya.
"Ada informasi dari tetangga bahwa di Sangkapura ada dukun yang bisa mengembalikan barang yang hilang, setelah itu saya minta bantuannya untuk mengembalikan emas yang hilang," ujarnya.
"Setelah sang dukun di rumah, kemudian minta emas sebanyak 30 gram. Dengan alasan, emas yang hilang bila dipancing dengan emas akan kembali lagi. Kemudian meminta gelas dan kain penutup, setelah itu ibu diminta memendamkan matanya dan membaca astaghfirullah. Selesai memedamkan mata, diminta agar membuka mata dan gelas diperintahkan untuk disimpan didalam almari dan diminta agar tidak dibuka sampai ada perintah dari sang dukun," jelas Abdul Fatah.
"Setelah beberapa bulan, sang dukun datang kembali mengatakan khaddamnya minta agar ditambah emas lagi untuk memancing barang yang hilang. Saya dan ibu menyetujui untuk memberikan emas tambahan dan emas dibawa pulang untuk dipanggil ang dukun dirumahnya," paparnya.
"Ditunggu-tunggu barang yang hilang tak pernah kembali, saya membuka gelas dalam almari ternyata didalamnya tidak ada emas yang katanya sang dukun dibuat pancingan," terang Abdul Fatah.
Kejadian yang menimpa Saleha (kakak ipar Abdul Fatah) modusnya sama dengan yang dilakukan oleh sang Dukun kepada Abdul Fatah. (bst)
Posting Komentar