Media Bawean, 29 Maret 2010
KH. Said Aqil Siradj (Ketua Umum PBNU) pernah satu pondok dalam satu kamar dengan KH. Bajuri Yusuf (Pengasuh Pondok Pesantren Hasan Jufri) selama dua tahun, saat sama-sama sebagai santri di Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta.
Ditemui Media Bawean kemarin (28/3) dikediamannya, KH. Bajuri Yusuf menyatakan bersyukur dengan terpilihnya KH. Said Aqil Siradj sebagai Ketua PBNU. "KH. Said Aqil Siradj sudah tiga kali datang kesini (Ponpes Hasan Jufri : Red.) sebagai penceramah haflatul akhir sanah," katanya.
Kenangan bersama KH. Said Aqil Siradj yang selalu Kyai ingat ? "Said Aqil tergolong cerdas dan hidup sederhana," jawab KH. Bajuri Yusuf.
"Waktu saya kuliah tahun 1970, Said Aqil masih masuk madrasah dan sempat diajari sama Masdar Farid Masudi. Ketika saya pulang ke Bawean, Said Aqil masih kuliah di IAIN Sunan Kalijaga Fakultas Adab,"ujarnya.
"Kemudian saya melanjutkan ke Baghdad Irak, selesai kuliah tahun 1980 secara kebetulan bertemu Said Aqil di Masjidil Haram Mekkah. Katanya sedang belajar di Universitas Ummul Qura, Makkah, Saudi Arabia," jelasnya.
"Sudah saatnya Said Aqil memimpin NU, apalagi selama ini tidak pernah terlibat secara langsung di politik praktis," terang KH. Bajuri Yusuf. (bst)
Ditemui Media Bawean kemarin (28/3) dikediamannya, KH. Bajuri Yusuf menyatakan bersyukur dengan terpilihnya KH. Said Aqil Siradj sebagai Ketua PBNU. "KH. Said Aqil Siradj sudah tiga kali datang kesini (Ponpes Hasan Jufri : Red.) sebagai penceramah haflatul akhir sanah," katanya.
Kenangan bersama KH. Said Aqil Siradj yang selalu Kyai ingat ? "Said Aqil tergolong cerdas dan hidup sederhana," jawab KH. Bajuri Yusuf.
"Waktu saya kuliah tahun 1970, Said Aqil masih masuk madrasah dan sempat diajari sama Masdar Farid Masudi. Ketika saya pulang ke Bawean, Said Aqil masih kuliah di IAIN Sunan Kalijaga Fakultas Adab,"ujarnya.
"Kemudian saya melanjutkan ke Baghdad Irak, selesai kuliah tahun 1980 secara kebetulan bertemu Said Aqil di Masjidil Haram Mekkah. Katanya sedang belajar di Universitas Ummul Qura, Makkah, Saudi Arabia," jelasnya.
"Sudah saatnya Said Aqil memimpin NU, apalagi selama ini tidak pernah terlibat secara langsung di politik praktis," terang KH. Bajuri Yusuf. (bst)
Posting Komentar