Media Bawean, 1 April 2010
Kunjungan Komisi A DPRD Kabupaten Gresik ke Pulau Bawean, salah satu agenda penting adalah berkunjung ke lapangan terbang (lapter) di desa Tanjungori Kecamatan Tambak. Kemarin (31/3) Komisi A dan B berkunjung ke Lapter Bawean didampingi Camat Tambak beserta Kepala Desa Tanjungori.
Kepala Bagian Administrasi Pemerintahan Umum Kabupaten Gresik, Drs. Mulyanto, MM. ketika di lapter menunjukkan hasil Rapat Koordinasi Untuk Pembebasan Lahan Bandara Bawean yang diadakan pada tanggal 11 Februari 2010, bertempat di Dinas Perhubungan dan LLAJ Propinsi Jawa Timur. Hasil rapat sebagai berikut :
Kepala Bagian Administrasi Pemerintahan Umum Kabupaten Gresik, Drs. Mulyanto, MM. ketika di lapter menunjukkan hasil Rapat Koordinasi Untuk Pembebasan Lahan Bandara Bawean yang diadakan pada tanggal 11 Februari 2010, bertempat di Dinas Perhubungan dan LLAJ Propinsi Jawa Timur. Hasil rapat sebagai berikut :
1. Pemerintah Kabupaten Gresik masih konsisten terhadap apa yang menjadi tujuan awal yaitu tetap mengembangkan daerah Bawean untuk menjadi daerah pariwisata, tetapi sampai saat ini masih terkendala harga tanah yang masih tarik ulur antar warga dan pemerintah kabupaten.
2. Sementara ini dari pihak Satker untuk bisa mengerjakan pekerjaan yang lain dahulu sambil menunggu pembebasan tanah yang masih dalam proses negosiasi dengan pemilik lahan.
3. BPN sudah melakukan pengukuran terhadap tanah warga yang akan dibebaskan.
4. Dari pihak Pemerintah Kabupaten Gresik masih menjajagi Rislah dengan pemilik lahan yang masih belum dibebaskan dan diharap tahun ini bisa terealisasi.
5. Bapedda Gresik sudah melakukan Penyesuaian Tata Ruang Wilayah terkait kebutuhan Bandar Bawean.
6. Diperlukan sosialisasi dan negosiasi kembali kepada warga tentang pembebasan lahan untuk Bandara Bawean.
7. langkah-langkah dari Pemerintah Kabupaten Gresik untuk pembebasan lahan akan dialokasikan dalam Perubahan APBD Kab. Gresik Tahun 2010.
Lebih lanjut Drs. Mulyanto, MM. menunjukkan gambar lay out lapangan terbang kepada anggota Komisi A DPRD Gresik, Camat Tambak dan Kades Tanjungori, menurutnya, "Kita hanya butuh lahan 3,5 H. untuk landasan pacu pesawat (runway), dari kebutuhan awalnya 9,5 H.," katanya.
"Pemerintah tetap mematok harga Rp. 60ribu untuk satu meternya," ujar Drs. Mulyanto, MM.
Ilham Syifak, MM. sebagai Kepala Desa Tanjungori, menyangkal bila warganya mematok harga tinggi sampai ratusan ribu rupiah, sekitar 30 orang pemilik lahan yang belum dibebaskan mematok harga paling tinggi Rp.100ribu," terangnya.
Anggota Komisi A DPRD Gresik meminta kepada Kepala Desa untuk mengumpulkan warga pemilik lahan untuk mendengar secara langsung berapa harga sebenarnya yang diinginkan warga. (bst)
"Pemerintah tetap mematok harga Rp. 60ribu untuk satu meternya," ujar Drs. Mulyanto, MM.
Ilham Syifak, MM. sebagai Kepala Desa Tanjungori, menyangkal bila warganya mematok harga tinggi sampai ratusan ribu rupiah, sekitar 30 orang pemilik lahan yang belum dibebaskan mematok harga paling tinggi Rp.100ribu," terangnya.
Anggota Komisi A DPRD Gresik meminta kepada Kepala Desa untuk mengumpulkan warga pemilik lahan untuk mendengar secara langsung berapa harga sebenarnya yang diinginkan warga. (bst)
Posting Komentar