Media Bawean, 28 September 2010
H. Ya'kub Masykur sebagai pendekar pencak terkenal di Pulau Bawean, dikenal banyak orang lantaran selalu menang bila mengikuti pencak.
Ditemui Media Bawean, hari ini (senin, 27/9), dirumahnya daerah Balikbak Hilir desa Balikterus Sangkapura Pulau Bawean, terlihat segar bugar diusia sekitar 75 tahun.
Berapa kali mengikuti pencak? "Sudah tidak bisa terhitung berapa kali tampil dalam pencak Bawean, hanya dua kali kalah," jawab mantan Kepala Desa Balik Terus selama 32 tahun.
"Dulu hampir setiap ada acara perkawinan, selalu mengadakan acara pencak yang diikuti oleh pendekar bersama pemain pencak se Pulau Bawean. Sekarang sudah jarang diadakan, sehubungan pemain pencak tidak bisa diatur,"katanya.
"Penyebab berkurangnya warga Pulau Bawean mengadakan acara pencak, disebabkan sulitnya pemain pencak diatur. Jika terdahulu misalnya setiap pendekar diminta datang bersama tiga pemain pencaknya, yach tiga orang datang ke arena pencak. Tapi sekarang, bila diundang sebanyak tiga orang, ternyata datang sebanyak-banyaknya sehingga membuat repot tuan rumah," jelasnya.
"Sebenarnya, saya sendiri punya keinginan mengaktifkan kembali pencak di Pulau Bawean. Semua pendekar dari Sangkapura dan Tambak dikumpulkan bersama tokoh Pulau Bawean, membahas tentang keberadaan pencak agar bisa diatur kembali," terangnya.
"Tanpa diatur kembali, membuat warga Bawean merasa ketakutan untuk mengadakan acara pencak sehubungan besarnya biaya yang harus dikeluarkan," paparnya.
Perlu diketahui H. Ya'kub Masykur seringkali tampil pencak ke Malaysia, Madura dan Gresik. Beliau seringkali menjadi guru, ilmu pencak dan amaen atau kountow kepada murid-muridnya yang tersebar ke berbagai daerah. "Umumnya orang Bawean yang ingin merantau, sebelum berangkat belajar amaen atau kountow untuk bekal bila menghadapi musuh,"tuturnya.
Menurut H. Ya'kub Masykur, pemain pencak terhebat di Pulau Bawean adalah Al Marhum Hamsudi dari Kepongan. "Dia sangat tangguh, saya sendiri tidak mampu menjatuhkannya, tetapi saya tidak kalah," kenangnya dengan nada sedih.
Pernyataan paling mengejutkan, H. Ya'kub Masykur menyatakan bahwa pencak Bawean berasal dari Singapura. "Orang Bawean merantau ke Singapura, kemudian pulang membawa pencak perpaduan antara Bawean dengan Singapura," ungkapnya. (bst)
"Dulu hampir setiap ada acara perkawinan, selalu mengadakan acara pencak yang diikuti oleh pendekar bersama pemain pencak se Pulau Bawean. Sekarang sudah jarang diadakan, sehubungan pemain pencak tidak bisa diatur,"katanya.
"Penyebab berkurangnya warga Pulau Bawean mengadakan acara pencak, disebabkan sulitnya pemain pencak diatur. Jika terdahulu misalnya setiap pendekar diminta datang bersama tiga pemain pencaknya, yach tiga orang datang ke arena pencak. Tapi sekarang, bila diundang sebanyak tiga orang, ternyata datang sebanyak-banyaknya sehingga membuat repot tuan rumah," jelasnya.
"Sebenarnya, saya sendiri punya keinginan mengaktifkan kembali pencak di Pulau Bawean. Semua pendekar dari Sangkapura dan Tambak dikumpulkan bersama tokoh Pulau Bawean, membahas tentang keberadaan pencak agar bisa diatur kembali," terangnya.
"Tanpa diatur kembali, membuat warga Bawean merasa ketakutan untuk mengadakan acara pencak sehubungan besarnya biaya yang harus dikeluarkan," paparnya.
Perlu diketahui H. Ya'kub Masykur seringkali tampil pencak ke Malaysia, Madura dan Gresik. Beliau seringkali menjadi guru, ilmu pencak dan amaen atau kountow kepada murid-muridnya yang tersebar ke berbagai daerah. "Umumnya orang Bawean yang ingin merantau, sebelum berangkat belajar amaen atau kountow untuk bekal bila menghadapi musuh,"tuturnya.
Menurut H. Ya'kub Masykur, pemain pencak terhebat di Pulau Bawean adalah Al Marhum Hamsudi dari Kepongan. "Dia sangat tangguh, saya sendiri tidak mampu menjatuhkannya, tetapi saya tidak kalah," kenangnya dengan nada sedih.
Pernyataan paling mengejutkan, H. Ya'kub Masykur menyatakan bahwa pencak Bawean berasal dari Singapura. "Orang Bawean merantau ke Singapura, kemudian pulang membawa pencak perpaduan antara Bawean dengan Singapura," ungkapnya. (bst)
Posting Komentar