Media Bawean, 10 Oktober 2010
Sumber : Surabaya Post

GRESIK – Rencana Pemkab Gresik menurunkan tarif kapal penyeberangan Gresik-Bawean ternyata belum jadi harga mati. Masih ada kesimpangsiuran di antara dua pengusaha kapal penyeberangan Gresik-Bawean.
Manajemen KMP Dharma Kartika membantah pernah diajak koordinasi oleh pemkab seperti yang diungkapkan Agus Mulyono, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub), sedangkan pemilik kapal cepat KMP Express Bahari 8B mengaku sebaliknya.
“Saya minta diklarifikasi, selama ini kami, pengusaha kapal, belum pernah diajak koordinasi terkait rencana penurunan tarif oleh Dinas Perhubungan,” kata Sariono, Kepala Operasional KMP Dharma Kartika, Jumat (8/10). Dia mengaku kaget mendengar kabar Pemerintah Kabupaten (pemkab) Gresik dengan pengusaha kapal, usai koordinasi sepakat menurunkan tiket kapal penyeberangan sebesar 9 hingga 13 persen dari tiket yang berlaku saat ini.
Kendati demikian, saat ini Sariono, tidak bisa memastikan manajemen KMP Dharma Kartika akan menyetujui atau tidak rencana tersebut. Hanya saja, sekarang belum ada keputusan dari pihak manajemen karena memang belum pernah diajak koordinasi dengan Dishub, tegas Sariono kembali.
Berbeda dengan pernyataan Kepala Operasional KMP Dharma Kartika, Sukardi Halim, pemilik KMP Express Bahari 8B justru mengaku telah diajak duduk bersama membicarakan penurunan tarif kapal. “Kami pengusaha kapal sudah diajak koordinasi, semua sudah sepakat, tinggal direalisasikan,” kata Sukardi Halim, Sabtu (9/10) pagi tadi.
Anehnya, ketika dia pertama ditanya terkait protes manajemen KMP Dharma Kartika, dia kebingungan menjawab. “Maksudnya begini mas, kami diminta menurunkan tarif, ya kami ikuti saja. Sebelum ini kami sudah diajak koordinasi kok,” tegasnya kembali.
Menurut Dishub, penurunan tarif kapal akan berlaku tanggal 18 Oktober nanti, untuk kelas VIP tarif saat ini Rp150 ribu diturunkan Rp 20 ribu menjadi Rp130 ribu. Tarif eksekutif sekarang Rp125 ribu akan turun menjadi Rp115 ribu, sedangkan untuk tarif ekonomi dari Rp110 ribu menjadi Rp100 ribu.
Terancam Sepi
Untuk mempermudah perjalanan menuju Pulau Bawean, pemerintah saat ini menyiapkan lapangan terbang (lapter) perintis di Desa Tanjungori Kecamatan Tambak. Rencana itu jelas menjadi ancaman bagi dua armada kapal yang hingga kini merupakan satu-satunya transportasi menuju Pulau Putri (julukan Pulau Bawean). Masalahnya nyaris serupa dengan penyeberangan Ujung-Kamal.
Sukardi Halim, mengaku belum memiliki rencana atau persiapan khusus apabila lapter Bawean beroperasi nanti. “Tergantung pilihan penumpang nanti. Kami mendukung saja, kami hanya melayani masyarakat” katanya.
Tapi, Sukardi Halim sudah berancang-ancang membidik wisatawan ketika Bawean nanti sudah menjadi objek wisata di Jawa Timur. “Jika memungkinkan, justru akan kami tambah armada, perahu-perahu kecil melayani perjalanan keliling Bawean,” tutur Sukardi Halim.
Sementara itu, manajemen KMP Dharma Kartika mengaku belum mempunyai rencana apabila lapter Bawean selesai. "Itu tergantung nanti. Untuk saat ini kami belum memikirkan itu, toh hingga sekarang lapternya belum juga selesai-selesai," ujar Sofyan, Kepala Cabang PT Darma Lautan Utama, perusahaan pelayaran Dharma Kartika, beberapa waktu lalu. Dia juga tidak mebantah, transportasi udara itu bakal mempengaruhi jumlah penumpang KMP Dharma Kartika. sep
Posting Komentar