Media Bawean, 11 April 2011
Lomba Menulis Berita Dan Opini
Oleh : Ach. Syafiuddin Z. Al Marjany
Siswa MA Hasan Jufri Kelas XI IPA asal Menara.
Dibangun pada tahun 1999 M, Masjid Al Mubarok Menara beberapa kali mengalami renovasi. Selain karena tuntutan kebutuhan , tapi juga untuk melengkapi fasilitasnya.
Masjid berukuran 30 X 55 M serta dengan tinggi 30 M ini adalah salah satu kebanggaan bagi masyarakat dusun Menara. Masjid berlantai dua ini bagai istana ditengah – tengah kampung. Tak dapat dipungkiri bahwa masjid Al Mubarok tergolong masjid terbaik di pulau Bawean setelah masjid Jami' Sangkapura dan masjid Sungai Rujing . Jika dilihat dari kejauhan masjid ini seperti berlantai empat padahal hanya dua lantai .
Sebagai masjid jami’ masjid ini selalu ramai didatangi warga. Baik hari –hari biasa ataupun hari Jumat. Bahkan khusus hari Jumat sampai shaf terakhir penuh terisi. Bila hari raya tiba maka ta’mir masjid menyiapkan alas untuk menampung jama’ah yang meluber sampai jalan raya. Semua warga dusun menara mengikuti shalat ‘id dan bersilaturahim. Tua muda, laki-laki perempuan, kaya dan miskin tumpah ruah menuju masjid dan setelah itu saling mengunjungi dari rumah ke rumah.
Masjid yang megah dan anggun ini berdiri bukan tanpa rintangan. Dulu warga Menara terpecah menjadi dua kubu yaitu blok Barat dan Timur dengan masjid masing-masing. Setelah dimusyawarahkan maka disepakati untuk membuat masjid jami’ untuk menyatukan semua warga.
Kini masjid telah berdiri megah. Menjadi tanggung jawab semua warga dusun Menara untuk memakmurkannya setiap waktu. Khususnya kawula muda wajib hukumnya mengisi dengan kegiatan yang bermanfaat. Masjid harus menjadi markaz umat islam. Kemegahan masjid al-Mubarok tanpa memakmurkannya sama dengan pohon berdaun lebat tanpa buah. Artinya kurang berkah.
Posting Komentar