Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Menguping Kabar Prostitusi
Di Pulau Bawean

Menguping Kabar Prostitusi
Di Pulau Bawean

Posted by Media Bawean on Jumat, 01 April 2011

Media Bawean, 1 April 2011

Lomba Menulis Berita Dan Opini
Oleh : Abdul Wafid dan Jamili

Sepanjang sejarah manusia prostitusi ( pelacuran) selalu menyertai. Prostitusi identik dengan keberadaan manusia itu sendiri. Ia hadir berbarengan dengan himpitan ekonomi, kemiskinan dan ketimpangan social. Kejahatan selalu berkejaran dengan kebaikan. Seruan untuk berbuat baik selalu berhadapan dengan ajakan untuk berbuat jahat.

Memberantas kejahatan sama halnya dengan mencabut rumput artinya bila satu hilang maka yang lain akan muncul. Jadi bila ingin benar-benar membersihkannya maka harus konsisten dan jangan mengenal kata jemu.

Bawean adalah pulau santri. Seluruh penduduknya beragama islam 100 %. Maka kabar adanya prostitusi menjadi tamparan keras bagi semua warga. Karena bila benar praktek haram itu ada di Bawean maka seperti borok yang menggeroti sekujur badan. Seperti kata pepatah “ Nila setitik merusak susu sebelanga”. Benarkah ada prostitusi di Bawean ?

Menurut teman kami dari desa X , kabar itu memang kencang beredar di masyarakatnya. Induk semangnya adalah warga desa X tersebut. Sang Induk semang ini adalah Y. Y inilah yang mengorganisir semuanya mulai dari mencari pelanggan, menghubungi si perempuan sampai menentukan lokasi. Dilihat dari kesehariannya Y adalah orang yang sederhana. Y tidak pernah kerja di luar Bawean. Sejak sebelum menikah ia selalu di Bawean. Cara bicaranya kasar dan jarang bergaul dengan warga sekitarnya. Masyarakat banyak tidak senang dengan sikapnya. Tapi kami belum percaya.

Di rumahnya sering datang perempuan muda yang ngobrol dan bercanda sampai larut malam. Pakaiannya selalu seronok. Wajah mereka sangat mudah dikenali karena selalu tetap orangnya. Kabarnya si Y ini merekrut perempuan dari desa sekitar bahkan sampai kecamatan Tambak. Dengan adanya HP maka koordinasi menjadi mudah dilakukan. Tapi kami belum percaya.

Menurut teman kami, aparat desa sudah seringkali menasehati. Tetapi dia tetap saja bandel. Ia beralibi bahwa prakteknya dilakukan diluar desanya. Jadi ia tidak bisa disebut mengotori desanya. Kabarnya pelanggannya bervariasi mulai dari orang-orang kapal yang sedang bersandar sampai aparat. Bahkan si Y ini memang dekat dengan aparat. Y sering bermain di kantornya. Pantas ia merasa ada yang melindungi. Tapi kami belum percaya.

Mengapa si Y nekat menjalankan praktek kotor ini? Padahal ia sudah bersuami?. Ketika kami tanya teman kami, ia menjawab bahwa memang sudah hobynya. Ia merasa tidak bersalah. Ia merasa bahwa ia tidak pernah mengganggu orang lain. Ia tidak pernah mencuri dan korupsi. Ia tidak sadar bahwa tindakannya sudah mencoreng nama Bawean dan lebih tragis lagi perbuatan tersebut akan mendatangkan murka Allah SWT.

Bila benar kabar ini maka sungguh ironi. Harus segera dicarikan solusinya. Menurut kami solusinya adalah harus ada kekompakan antara ulama dan umara. Ulama harus datang dan memberi nasehat. Sedangkan umara harus memberi sangsi bila ia terus melaksanakan perbuatan tersebut. Karena pekerjaan itu ia lakukan disebabkan dorongan nafsu belaka bukan karena himpitan ekonomi. Kami berharap semoga kabar ini tidak benar.

Nama : Abdul Wafid dan Jamili
Kelas : Kelas XI MAK Hasan Jufri

SHARE :

Posting Komentar

 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean