Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Tahlilan Mertua Paman Man
Di Tampo Pudakit Barat

Tahlilan Mertua Paman Man
Di Tampo Pudakit Barat

Posted by Media Bawean on Sabtu, 09 April 2011

Media Bawean, 9 April 2011


Mertua Paman Man (Malaysia) di Tampo Pudakit Barat, Sangkapura, Pulau Bawean, meninggal dunia hari jum'at dini hari jam 01.00 WIB. (8/4/2011). 

Siapakah Paman Man? Paman Man adalah kelahiran Malaysia yang beristerikan orang Bawean, beliau termasuk salah satu pendukung Media Bawean sejak awal didirikan sampai sekarang. 

Tahlilan hari kedua (sabtu, 9/4/2011), dihadiri banyak warga setempat dan sekitarnya dari berbagai daerah. Diawali pembacaan surat yasin, dilanjutkan pembacaan tahlilan, setelahnya diadakan tadarrus oleh warga sekitar rumah Alhmarhumah.

Media Bawean turut berduka cita dengan wafatnya Almarhumah Mertua Paman Man, Semoga amal kebaikannya diterima disisi-Nya dan mendapat ampunan dari Allah SWT. 

Kecintaan Paman Man kepada ibunda mertuanya, pernah disampaikan dalam bentuk puisi dimuat Media Bawean edisi tanggal 25 April 2008,

BUNDA OH BUNDA... IBU OH IBU...!!!
KARYA PAMAN di JIRAN

Detik jam di dinding menandakan waktu sudah larut malam,
Aku coba untuk memejamkan mata tetapi tidak berdaya,
Ingatan lampau ke Pulau Bawean bermain main di fikiranku,
Terbayang bayang dimata dan terngiyang ngiyang di telinga ini,
Hilai tawa budi bahasa sanak saudara di Bawean,
Bagaimanakah khabar mereka sekarang.

Hari tambah malam, embun telah membasahi daun,
Anak dan isteriku sudah lama lena,
Namun mataku belum bisa pejam,
Fikiranku tambah tajam,
Terkenang aku kepada Bawean,
Terkenang aku kepada Bunda,
Apa kabar kau Bunda,
Ampunilah aku Bunda,
Karena tahun ini aku ngak bisa pulang,
seperti mana tahun tahun lalu,
walau ku tahu ibu amat merinduiku.

Tiba tiba air mata mengalir bergelinang membasahi pipi,
Namun kerinduan di hati tidak juga terobat,
Hati menjadi sebak...sembilu dan aku rasa bersalah,
Duhai Bunda ku sayang,
Ampunilah aku, ampunilah aku Bunda,
Karena tidak bisa mengucup dahi Bunda,
Di pagi lebaran aidil adha.

Duhai Bundaku,
Engkaulah satu satunya,
Yang aku masih ada,
Ya Allah....Ya Tuhan ya rohman ya rohim,
Kuharapkan semoga Bunda panjang umurnya,
Agar bisa kita bertemu lagi,
Karena aku sungguh rindu padamu,
Kalau aku dapet mengucup dahimu,
Seperti lepas beban yang tergalas di bahu,
Oh ibu betapa aku rindu padamu...

Ibu oh ibu,
Engkaulah ratu hidupku,
Walau rupamu telah berkerut,
Tapi kau nampak bagai bidadari,
Di mataku........

Oh ibu, dari raut wajahmu,
Terbayang seribu makna,
Bahwa dikau juga sangat merindui,
Kepada anak anakmu yang di rantauan,

Duhai ibu restuilah kami,
Bukan kami mahu meninggalkan ibu kesorangan,
Tapi kami berjuang mencari rezeki,
Demi sesuap nasi yang belum pasti.

Oh ibu, aku sangat2 sayang padamu,
Aku sangat kangen padamu,
Ingin aku bawa kamu sekali lagi,
Di bumi aku mencari rezeki ini,
Tapi apakan daya,
Tubuh badan ibu sudah tidak terdaya,
Ampunilah aku oh ibu.

Ibu oh ibu,
Kasih sayang dan doamu untukku,
Sentiasa merahmati aku,
Kalo ibu ridho padaku,
Insya Allah Tuhan juga ridho padaku,
Oh Ibu, aku sangat sayang padamu.

Ibu oh Ibu,
Aku berharap,
Semoga Ibu memahami situasiku,
Bukan aku ngak mahu pulang,
Tapi apakan daya Ibu,
Bidang kerjaanku ini telah mengikatku,
Dengan hukum yang tiada orang tahu.

Ibu oh Ibu......
Kasihanilah aku,
Doakanlah aku,
Agar aku terus berjaya,
Terlepas dari segala seksa,
Punya kekuatan dan harapan,
Untuk menangkis tohmahan dunia.

Ibu oh Ibu,
Aku berjanji padamu,
Akan segera mencari jalan,
Supaya aku bisa hadir disampingmu,
Dapat mencium dahimu,
Sambil mengurut kakimu.

Oh ibu betapa aku sayang dan kangen padamu.....!!!
Hanya engkau yang memahamiku,
Dengan doa doamu,
Aku terus kuat untuk meneruskan perjuangan hidup,
Dengan tekad dan semangat karena mu ibu.

Oh ibu..mudah mudahan kita bisa ketemu,
Nanti akan ku tolak perlahan lahan,
Kerusi rodamu Ibu,
Bersiar siar mengambil angin lalu,
Sambil kita bercerita kisah suka dan duka,
Seperti dahulu,
Supaya Ibu ceria selalu.

Aku tahu Ibu,
Betapa kau sungguh bahagia,
Kalau semua anak anakmu,
Ada sentiasa di sampingmu Ibu.

Pengorbanan mu Ibu,
Dari kecil hingga kami dewasa,
Tidak dapat kami balas,
Walau dengan apa jua.

Ibu oh Ibu,
Senyum senyumlah selalu,
Walau ku tahu,
Di dalam dadamu,
Sebak menanggung rindu,
Pada anak anak mu yang jauh di rantauan....

Oh Ibuuuuuuuuuuuuuuuuuuu...!!!
Engkaulah ratu hidupku....!!!
Ibu dikaulah idaman kalbu...!!

Kepada semua anak2 Bawean di rantauan....
Kalau sudah lama ngak pulang ke Bawean,
Tapi masih punya orang tua....
Pulanglah ke Bawean,
Peluklah ibu dan ayah,
Kucuplah muka, tangan dan kakinya,
Sebagai tanda kasih sayang kita kepadanya.....

Selagi ada ayah dan ibu...
Belalah nasib mereka,
Jangan lupa kirimannya,
Sebagai tanda ingatan kita,
Walau jauh di mana,
Ayah dan ibu tetap dihati kita.
Jangan sama sekali melupakan,
Ayah dan Ibu kita di Bawean tercinta.

SHARE :

Posting Komentar

 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean