Media Bawean, 10 Juni 2011
KH. Mustafa Kamal sebagai putra Bawean yang sukses di Sukabumi Jawa Barat, dalam ceramahnya ketika pelantikan PC. Fatayat NU Bawean (1/6/2011), berpesan sebagai orang Bawean seharusnya memegang teguh empat pedoman hidup yaitu Al Qur'an. Al Hadist, Safinah-Sullam, dan Barzanji.
Bagaimana eksistensi barzanji di Pulau Bawean? Pembacaan barzanji dalam acara masih seringkali digunakan, diantaranya selamatan kelahiran anak dan lainnya. Salah satu kampung gudangnya orang yang pandai membaca barzanji adalah desa Kebuntelukdalam, Sangkapura, Pulau Bawean.
Ninwari sebagai tokoh masyarakat Kebuntelukdalam dihubungi Media Bawean, mengatakan sampai saat ini masih banyak orang-orang dewasa, termasuk remaja yang belajar membaca barzanji kepada guru-guru yang sudah pandai.
"Ada beberapa guru di Kebuntelukdalam, yang menerima belajar barzanji yang santrinya berasal dari banyak daerah di Pulau Bawean,"katanya.
"Umumnya belajar barzanji pada hari kamis, malam jum'at,"paparnya.
Menurut Ninwari, hampir keseluruhan warga desa Kebuntelukdalam sudah pandai membaca barzanji, bila ada acara sudah tidak kesulitan mencari orang-orang pandai membaca barzanji.
"Tetapi sayangnya, barzanji dalam acara seringkali dibaca singkat saja sehubungan banyak orang yang tidak betah lama-lama menghadiri dalam acara,"ujarnya.
"Pembacaan barzanji hanya dalam acara maulid yang bacaan secara lengkap,"tuturnya Ninwari. (bst)
Posting Komentar