Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Kampung Tanah Rata di Puncak Gunung Bawean

Kampung Tanah Rata di Puncak Gunung Bawean

Posted by Media Bawean on Senin, 20 Juni 2011

Media Bawean, 20 Juni 2011


Jelajah kampung Media Bawean, di hari pertama (senin, 20/6/2011) memasuki kampung Tanah Rata, desa Kepuhteluk, kecamatan Tambak, Pulau Bawean, Gresik.

Kyai Suradi sebagai pemuka agama yang mengasuh mushollah, dan rumahnya berdekatan dengan masjid Tanah Rata, menjelaskan asal usul kampunya. Menurutnya, nama kampung Tanah Rata diambil dari adanya tanah diatas bukit yang rata. Dari seluruh penjuru, bila memasuki tanah yang rata dipastikan menanjak atau naik keatas, sesampainya di puncak ada sebidang tanah rata. "Sehingga dinamakan kampung Tanah Rata,"katanya.

Penghasilan penduduk di kampung Tanah Rata adalah bekerja ke negeri jiran Malaysia, hampir setiap rumah memiliki keluarga disana. Sebagian penduduk berpenghasilan sehari-hari sebagai petani, yang hasilnya di jual ke Pasar Kepuhteluk.

Jumlah rumah sebanyak 57 kepala keluarga, sedangkan jumlah penduduk yang menetap diperkirakan mencapai 250 orang.

Bagaimana dengan tradisi permainan di tengah malam? "Alhamdulillah, sekarang sudah tidak ada tradisi permainan,"jawabnya.

"Memang dahulu, tradisi permainan sangat marak, dan hampir hasil perjodohan adalah hasil dari permainan. Tetapi sekarang sudah terkikis habis dan tidak ada,"terang Kyai Suradi.

Kyai Suradi di kampung Tanah Rata sebagai pengasuh mushollah (langgar) dari sejak usia muda sebelum menikah sampai sekarang. "Jumlah santri yang mengaji sebanyak 15 anak, sehubungan terbagi dua tempat mengaji di kampung Tanah Rata,"jelasnya.

Banguan mushollah yang berdiri adalah hasil pembangunan dari pihak masyarakat, sedangkan sumbangsih pemerintah sampai saat ini belum pernah tersentuh. (bst)

SHARE :

Posting Komentar

 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean