Media Bawean, 22 Juni 2011
Nilai hasil ujian nasional tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) sudah diumumkan hari senin, tanggal 20 Juni 2011.
Nilai tertinggi UN se- Pulau Bawean didominasi oleh siswa SDN 4 Tambak, yaitu sebanyak 9 siswa memperoleh nilai tertinggi dan nilai sama, dengan jumlah nilai 28,85, sedangkan 4 siswa memperoleh nilai sama dengan jumlah 28, 80 dan 2 siswa memperoleh nilai sama 28,65 dan sebanyak 4 siswa memperoleh nilai sama yaitu 28,60.
Melihat nilai sekolah, ternyata hanya satu anak yang rata-rata memperoleh nilai angka 9, yaitu Ismi Soifah, dengan nilai bahasa Indonesia (9,45), matematika (9,58) dan IPA (9,78). Sedangkan siswa lainnya, memperoleh nilai antara 8 dan 7.
Melihat nilai sekolah, ternyata hanya satu anak yang rata-rata memperoleh nilai angka 9, yaitu Ismi Soifah, dengan nilai bahasa Indonesia (9,45), matematika (9,58) dan IPA (9,78). Sedangkan siswa lainnya, memperoleh nilai antara 8 dan 7.
Dari 19 siswa peserta Ujian Nasional (UN), masing-masing nilai bidang studi mendapatkan nilai diatas 9,00. Bagaimana respon tokoh di Pulau Bawean?
M. Natsir Abrari (Budayawan Asal Tambak)
Hasil Ujian Nasional (UN) dengan nilai rata-rata diatas angka 9,00 seluruh bidang studi Ujian Nasional (UN) dari keseluruhan siswa di SDN 4 Tambak, secara logika perlu dipertanyakan, sebab kemampuan seseorang terkadang tidak sama antara satu dengan lainnya.
Ada beberapa kemungkinan, yaitu siswa sudah memiliki kecerdasan yang sama sehingga nilai yang diperoleh rata-rata diatas angka 9,00. Atau waktu pelaksanaan ujian nasional diantara siswa yang pintar memberikan kunci jawaban, atau guru yang bersangkutan memberikan jawaban soal, ataupun pengawas ujian memberikan kelonggaran siswa bekerjasama antara satu dengan lainnya.
Baharuddin (Wakil Ketua KTB)
Kurang rasional jika hasil nilai ujian nasional seragam diatas nilai 9,00. Perlu ada tim investigasi atas pelaksanaan ujian nasional yang dilaksanakan di sekolah tersebut.
Mustahil, sepintar apapun anak didik dipastikan nilai yang diperoleh akan berbeda-beda dan tidak seragam. Ini merupakan tanda-tanda pelaksanaan ujian nasional sama dengan dagelan.
Haruskah kita bangga dengan nilai tinggi dan seragam? apa tidak seharusnya diadakan ujian ulang sehingga bisa diketahui kemampuan mereka yang sebenarnya. (bst)
10 comments
Alhamdulillah....
seharusnya kita bersyukur dengan apa yang diperoleh mereka...
wah...... tenaga PENGAJARNYA berarti tenaga yang berkualitas semua, karena bisa membuat anak didiknya pintar2 smua....( gak ada yang bodoh 1 orangpun )
hebat....hebat...... (ayo para wali murid kita ajak anak2 kita sekolah d SD ini ya..... biar smuanya berprestasi)
Saya setuju dg komentar bapak2 dalam isi berita, agak-agaknya mencurigakan. Pihak sekolah suruh bicara yang sejujurnya saja, klo tidak mengaku, tanyakan ke anak2 SD yang sudah lulus itu, pasti ada yang mau berkata jujur tentang hal yang sebenarnya.
Kecuali sudah berkomplot untuk tutup mulut dan berdusta, betapa ironisnya...
kalau 2 nilai sama itu biasa....
kalau 3 atau 4 sama itu bisa saja....
kalau 5 nilai sama itu bisa saja mukjizat Allah...
Tapi kalau 9???? Innalillah......
dan untuk Kpla uptd dindik tambak dan kepala sekolah tambak 4,
saya ucapkan....MasyaAllah....
kecerdasan sm smw g' msk akal.
cba kepala sekolah dmnta keterangan.
saya taqin ini contekan massal...
saiful bahri kepala SDN 4 TAMBAK
sejak saya jadi guru mulai sukwan di SDN 2 Tanbak hasil Ujin anak yang saya bina tidak pernah dibawah lima besar, pada waktu putra bapak H. Ali Dhafir yang namanya Yudistiana Naike Erir pertama kali saya mengajar kelas 6 ( pada Waktu itu saya Sukwan ) mendapatkan nilai terbaik bukan hanya dia sendirian tapi 10 siswa masuk 10 besar, tahun kemarin (UASBN 2010 ) SISWA - SISWI SDN 2 Peromaan yang katanya anak pedesaaan ( saya sebagai kepala sekolahnya waktu itu juga dapat nilai tertbaik sekecamatan tambak, perlu saudara ketahui yang mengomentari hasil nilai UN SDN 4 Tambak, sebenarnya anda bertanya apa yang dilakukan SDN 4 Tambak, sehingga dapat nilai seperti itu, kami ingin membagikan trik - trik cara mengerjakan UN agar - agar anak - anak yang kita bina dapat nilai terbaik bukan hanya pandai mengeritik, kami menanamkan pada anak didik kami sejak dini agar mau belajar dengan, tidak artinya sebuah Ijazah tanpa di barengi dengan ilmunya.
bapak komentator yang kami hormati, apakah bapak juga sudah melihat hasil nilai UN sekolah yang lain, bagaiman hasilnya? apakah juga hasilnya sama atau nilai nya dibawah 6. tolong itu juga dikomentari. perlu bapak komentator ketahui apabila masih ada anak - anak yang mendapat nilai dibawah 6 asalkan anak itu tidak ediot, perlu dipertanyakan apakah masuknya siang atau gurunya tidak bisa. Kami ( guru - guru SDN 4 Tambak) tidak pernah masuk lebih dari pukul 07.00 wib bahkan kami masuk pukul 06.45. anak - anak malamnya kami bina lagi. kami lakukan besusah payah sejak anak - anak SDN 4 Tambak naik kekelas 4. setelah hasilnya baik kami dikomentari dengan jelek. apakah kami harus mengajar yang nilainya kurang dari standart atau bagaimana? perlu diketahui anak yang mendapat nilai tertbaik anak - anak yang kurang mampu, nyaris anak - anak itu tidak bisa melajutkan lagi. sehingga guru kami harus bersusah payah membujuk anak - anak tersebut agar bisa melanjukkan. kami eman dengan prestasinya yang di capainya. bukan hanya sekarang memperoleh nilai terbaik tahun 2010 nilai terbaik perorangan sekecamtan Tambak bahkan mewakili kecamatan tambak ikut lomba mata pelajaran ke kab. Gresik. tlng ini jug di anggap positif jang dianggap negatif.
Sebaiknya berfikir positif aja, sebelum fakta dan data di cek kelapangan, marilah kita belajar menghargai prestasi orang lain, kami yakin masyarakat bawean masyarakat yang cerdas dan penuh sopan santun, dari Suherman (alumni smun 1 sangkapura angkatan 99) tinggal di samarinda kalimantan timur
Jumlah nilai Azmil Mubarak dari SDN2 Sangkapura juga sama yaitu 28,85 tapi rincian nilainya berbeda dengan SDN 4 Tambak, yaitu, bidang studi Bahasa Indonesia (9,60), Matematika (9,75) dan IPA (9,50). Seandainya dari ke 9 siswa yang memperoleh jumlah nilai yang sama ada 2 atau tiga orang saja yang berbeda rinciannya mungkin di atara kita tidak akan memberikan komentar miring tapi karena ke sembilan siswa mempunya JUMLAH NILAI DENGAN RINCIAN YANG SAMA itulah yang akhirnya dipermasalahkan. Kemajuan prestasi siswa memang harus diapresiasi tapi kita juga harus mampu membuka diri apabila ada di antara kita yang memberikan komentar guna mencari kebenaran.
Posting Komentar