Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Penumpang Kapal Protes
Larangan Booking Tiket

Penumpang Kapal Protes
Larangan Booking Tiket

Posted by Media Bawean on Selasa, 07 Juni 2011

Media Bawean, 7 Juni 2011

Sumber : Surabaya Post

GRESIK – Penghapusan sistem booking atau pemesanan tiket kapal penyeberangan Gresik – Bawean oleh Pemkab Gresik menuai protes dari sejumlah kalangan. Karena kebijakan tersebut penumpang harus antre panjang di terminal Pelabuhan Gresik untuk mendapatkan tiket. Beberapa orang bahkan harus berangkat dini hari lantaran takut kehabisan tiket.

Ketua DPRD Kabupaten Gresik, Zulfan Hasyim, mengaku kesal dengan kebijakan baru dari Pemkab Gresik tersebut. Kekesalan itu muncul lantaran kebijakan itu dikeluarkan tanpa melalui musyawarah alias dianggap sepihak. "Jika ingin membuat kebijakan baru, mestinya dimusyawarahkan bersama dulu untuk mendapatkan hasil lebih baik dan tidak berdampak seperti yang sekarang dirasakan oleh para calon penumpang menuju Bawean,” kata politisi asal Bawean itu, Senin (6/6).

Menurut Zulfan, kebijakan pembelian tiket dengan antre ini sangatlah tidak lumrah. “Ada ibu-ibu baru melahirkan harus berdiri lama untuk antre mendapatkan tiket. Tapi ternyata kehabisan tiket. Ada juga calon penumpang yang sudah antre sejak pukul 02.00 dini hari sampai-sampai meninggalkan kewajiban salat subuh, Naudzubillah,” terang politisi PKB tersebut.

Karena itu, dia meminta Pemkab Gresik mengevaluasi kembali kebijakan penjualan tiket dengan model antre tersebut. “Mestinya, sistem untuk menghapus praktik pencaloan tidak seperti ini karena semakin mempersulit penumpang. Bukannya sistem yang diterapkan semakin maju, malah mundur ke belakang," terangnya.

Kebijakan itu juga menuai protes dari para penumpang. Abdul Razak, salah satu penumpang kapal asal Bawean, Desa Kumalasa Kecamatan Sangkapura menilai kebijakan pemerintah kali ini sangat tidak efektif, menyiksa calon penumpang yang akan menyeberang.

“Mereka harus datang antre tiket sangat pagi sekali karena takut tidak mendapatkan tiket, kebanyakan tidak sarapan dan bahkan tidak melaksanakan salat subuh karena takut tidak mendapatkan tiket,” ujarnya.

Sedangkan, Muntarifi, penumpang lainnya mengungkapkan, untuk memberantas praktik calo sebenarnya tidak perlu harus antre. Sebenarnya cukup hanya dengan menuliskan nama dan nomor KTP pada tiket kapal, seperti tiket pesawat. Penumpang yang tidak cocok dengan identitas yang tercatat di tiket dengan tegas harus dilarang masuk kapal.

“Sebenarnya, pemerintah bisa mengadopsi penjualan tiket pesawat. Jadi penumpang tidak perlu antre panjang di depan loket tiket, tetapi bisa booking. Hal ini akan mempersulit praktik pencaloan,” jelasnya.

Menurutnya, sistem yang diterapkan pemerintah kali ini akan selalu membuat calon penumpang was-was. Apalagi para penumpang kapal penyeberangan Gresik – Bawean sebagian besar adalah para tenaga kerja Indonesia (TKI) dari Malaysia atau Singapura. "Sistem antrean dalam penjualan tiket kapal akan membuat saudara-saudara kita di Malaysia ataupun di Singapura menjadi takut pulang ke Pulau Bawean, sebab mereka tidak mendapatkan kejelasan untuk memperoleh tiket," ujar Muntarifi. sep

SHARE :

1 comments:

Anonim 6 Agustus 2011 pukul 05.23

boleh juga beli di loket kyak sistim kereta api, tapi boleh beli juga tiket hari berikutnya...sistim antrinya pake nomer kyak di bank2...jadi gak perlu berdiri, berbaris...

Posting Komentar

 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean