Media Bawean, 6 Agustus 2011
Mukarramah (31 th.) asal Kumalabaru, desa Kumalasa, Sangkapura, Pulau Bawean, kini aktif sebagai mahasiswa S2 di University Of Hawaii At Manoa USA (Amerika Serikat), dihubungi Media Bawean (sabtu, 6/8/2011) tentang nuansa berbedanya melaksanakan ibadah puasa di luar negeri dengan di Pulau Bawean, mengatakan, "Sebenarnya keluargaku di Pulau Bawean, sedangkan diriku dibesarkan di tengah-tengah budaya yang hangat masyarakat Bawean,"katanya.
"Berpuasa di Pulau Bawean, berarti menjalankan ibadah puasa juga bernostalgia dengan kehangatan bersama keluarga, saudara, tetangga, dan kemeriahan masyarakat dalam menjalankan ibadah puasa,"ujarnya.
"Sedangkan di Surabaya, disibukkan dengan bekerja yang dirasakan hanya ibadah puasanya saja, apalagi di Amerika tidak terdengar adzan, apalagi tanda-tanda adanya bulan puasa,"paparnya.
"Itulah menyebabkan mengapa orang lebih memilih untuk mudik dan berpuasa di tanah asalnya, dibandingkan berpuasa ditempat lain,"jelas Mukarramah.
Komentar dikumpulkan Media Bawean melalui Grup Facebook, sebagai berikut :
Wawa Ameng : Kalau dikampung sendiri kita bisa berkumpul bersama keluarga, kalau ditempat lain kita berpuasa bersama kawan yang senasib dengan kita. Terkadang kita merasakan sedih, terkadang merasakan senang, itulah hidup orang merantau.
Acik Roncot : Kalau puasa di kampung terasa lebih tenang dalam menjalani ibadah puasa lebih banyak masa (waktu) untuk tadarrus atau sholat taraweh, kalau diperantauan lebih disibukkan oleh kerja, sehingga terkadang tidak sholat taraweh karena terlalu capek bekerja
B'Chome Udyah Bhualiiyo : Sangat berbeda tentunya, kalau dikampung bareng-bareng rame-rame, kadang-kadang pake' obor. Kalaau diperantauan sungguh penuh pengorbanan melas.com.
Ainul Hakki : Kalau puasa di Pulau Bawean adalah lebih enak dan lebih baik, karena di Bawean kita bisa menjalankan ibadah puasa dengan begitu sempurna sekali. Kita bisa sholat tepat waktunya, bisa sholat sunnat, bisa mengaji dan ibadah-ibadah yang lain. Namun beda kalau kita berpuasa di daerah lain, contohnya di Malaysia, mereka sibuk dengan pekerjaan masing-masing, sehingga ada yang tidak puasa, walaupun puasa mereka mungkin ngak bisa sholat, apalagi sholat sunnat, karena masa (waktu), ataupun mungkin keletihan. Tapi kita sebagai umat islam tidak bisa menjadikannya alasan untuk tidak berpuasa atau sholat.
Zain Endink Zjain : Kalaau di Bawean bisa atung-tung, Kalau di Singapura tidak ada orang atung-tung , kalau masalah shalat taraweh atau tadarrus bisa melaksanaka sendiri-sendiri. (bst)
Posting Komentar