Media Bawean, 12 Desember 2011
GRESIK – Cinta ditolak, pisau berbicara. Itulah yang dilakukan Dedik Andriyanto pada Sabtu sore lalu (10/12). Akibat perbuatannya itu, petugas kebersihan berusia 30 tahun tersebut harus rela hidup dibui. Korban, sebut saja Inem (samaran), 19, asal Desa Sangkapura, Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean, tidak terima dan melapor ke polisi.
Sabtu sekitar pukul 15.00, Inem yang bekerja di rumah Ismul, Jl Jawa Indah, kompleks Perumahan GKB, mendengar pintu rumah diketuk beberapa kali oleh Dedik. Merasa saling kenal, pembantu rumah tangga berkulit kuning, rambut lurus panjang, dan berusia 19 tahun itu membukakan pintu rumah majikannya. ”Saya disuruh Bapak (Ismul,Red) membersihkan rumah,” kata polisi yang menirukan ucapan Dedik.
Tersangka langsung menuju dapur. Namun, dia tidak membersihkan rumah, melainkan mengambil sebilah pisau. Dengan mengendap-endap, Dedik mendekati Inem dan menyergapnya dari belakang. Pisau dapur sepanjang 20 sentimeter ditempelkan ke leher Inem sambil mengancam akan membunuhnya. ”Kalau kamu berteriak, saya bunuh,” masih kata polisi yang menirukan tersangka.
Inem gemetaran karena takut akan ”dihabisi”. Melihat Inem, cewek yang dicintainya, ketakutan, pelaku semakin bernafsu untuk memerkosanya. Dedik terus meraba dan menggerayangi Inem. Ketika Dedik hendak melorot celana dalam, Inem berontak. Pisau dapur terlepas dari tangan Dedik. Inem langsung keluar rumah.
Melihat Inem kabur, Dedik, warga Kelurahan Karangturi, Kecamatan Gresik, itu juga memilih kabur daripada ditangkap satpam perumahan tersebut. (yad/c7/ruk)
Sumber : Jawa Pos 12 Desember 2011
Kiriman Ajib Ghufron