Media Bawean, 16 Februari 2012
Lomba Menulis Berita & Opini Tahun 2012
Kategori Umum
Oleh : Hj. Hadijah, S. Pd., M.M.
Kepala TK Islamiyah Tambak Bawean
" Latih Anak Sejak Dini Gemar Bersedekah"
Si kaya bersedekah,itu 'biasa'.
Si miskin bersedekah, itu 'luar biasa'.
Si fakir bersedekah, itu 'sangat luar biasa'.
A. Identitas
Judul : Ikhlas Bersedekah
Karya: Rangga
Produser: TK Islamiyah Tambak Bawean
Sutradara : Abdul Khaliq Natsir Abrari
Durasi : 15 menit
Dipentaskan : di Halaman Gedung SMPNU-SMANU Islamiyah Bawean
Tanggal/Jam : 18 Februari 2012, jam 09.00 WIB.
Dipentaskan : di Halaman Gedung SMPNU-SMANU Islamiyah Bawean
Tanggal/Jam : 18 Februari 2012, jam 09.00 WIB.
Para Pemain:
Rizqi Fatahnaya Yayak: Ali bin Abi Thalib.
Ika : Fatimah Azzahrah
Izza Aziz , Ijrul Ending, Wira Nidam: Orang miskin
Boboy Zen : Musafir.
Dafa Falehon : Anak yatim
Deby Ghazali: Anak saudagar
Zahra Yek Hasyim: Penjual roti
B. Sinopsis Drama
Naskah drama ini akan dipentaskan pada peringtan maulid Nabi Muhammad saw. di TK Islamiyah, Sabtu, 18-02-2012, pukul 09.00.
Tokoh utama drama anak ini adalah Ali bin Abi Thalib yang diperankan oleh Rizqi Fatahnaya Yayak
Ali bin Abi Thalib selain dikenal sebagai sahabat yang pemberani, sahabat yang pintar, juga dikenal sahabat yang sangat dermawan. Kisah keteladanan keluarga Ali bin Abi Thalib yang telah dengan ikhlas bersedekah kepada orang miskin, anak yatim, dan tawanan perang inilah kisah ini bermula.
Paristiwa itu terjadi ketika Fatimah bernazar kepada Allah jika kedua putranya, Hasan dan Husein sembuh, mereka akan berpuasa selama tiga hari. Hasan dan Husein pun ikut berpuasa.
Ketika berpuasa pada hari pertama, makanan untuk berbuka sudah siap, namun tiba-tiba datang seorang fakir miskin yang meminta belas kasihannya. Seketika itu juga makanan yang sedianya siap dimakan diberikan kepada fakir miskin itu.
Keesokan harinya, puasa kedua dilanjutkan. Setelah waktu berbuka tiba dan keluarga Ali siap menikmati hidangan, datang seorang anak yatim yang mengiba meminta makan. Anak yatim itu mengeluh kelaparan dengan tubuh kurus kering. Mereka merasa iba melihat anak itu, akhirnya makanan yang sudah siap dimakan di meja diberikan pada anak yatim itu.
Puasa ketiga diteruskan untuk memenuhi nazar. Mulai dari terbit fajar hingga menjelang maghrib puasa itu dilakukan dengan khidmat. Persiapan sudah dilakukan termasuk memasak makanan. Pada saat akan berbuka, makanan sudah terletak di meja. Tinggal memakannya saja.
Namun tak lama kemudian terdengar ketukan pintu seorang tua. Ketukan bertubi- tubi dengan suara lemah lusuh. Setelah pintu terbuka, tampak seorang tua yang lunglai tak berdaya. Raganya tak kuasa bebas digerakkan. Orang itu adalah tawanan perang yang dilepaskan kaum kafirin namun tidak diberi makan sehingga tertatih kelaparan. Dengan lapang dada, akhirnya makanan yang akan digunakan berbuka pada hari ke tiga itu diberikan pada tawanan tadi. Selama tiga hari hal itu terjadi terus menerus sehingga keluarga Ali hanya berbuka dengan air.
Sebagai bagian dari kesatuan keluarga, Rasulullah lambat laun mengetahui hal itu. Dengan hati sedih Rasulullah membesarkan hati keluarga Ali dengan kasih sayang. Dikabarkannya bahwa apa yang mereka lakukan itu adalah perbuatan yang amat terpuji di sisi Allah. Dan Allah akan memberi imbalan yang lebih baik atas kesabaran mereka. Peristiwa itu kemudian dinash-kan Allah dalam QS al-Insan 7-8.
يوفون بالنذر و يخافوب يوما كان شره مستطيرا
[٧]
ويطعمون الطعام على حبه مسكينا و يتيما و أسيرا [٨]
"Mereka menunaikan nazar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di mana-mana. Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan.
C. Keunggulan dan Kelemahan
Bahasa anak yang polos,apa adanya, singkat, ceplas-ceplos, dan padat akan membantu penonton memahami jalan cerita yang beralur campuran. Kelemahannya antara lain terletak pada posisi tokoh di atas panggung, 'blocking' yang diperankan anak 'baru tampil' itu sering menyulitkan sutradara. Anak kecil memang susah diatur. Sering berbuat salah,dan jika lupa mereka tidak bisa berimprovisasi. Sebagai orang tua, kita sering menganggap kesalahan anak itu sebagai hal yang wajar, alami, malah kadang-kadang terkesan lucu! Beda dengan peran sebagian orang tua kita di Senayan, misalnya, yang berbuat salah harus berurusan dengan pengadilan dan berujung di balik terali besi.
D. Kebermanfaatan
Jika film anak "Garuda di Dadaku" dinilai sebagai tontonan yang dapat membangkitkan rasa nasionalisme dan dapat membangkitkan gairah gemar berolahraga, maka drama anak "Ikhlas Bersedekah" ini dapat dijadikan tontonan yang mendidik agar anak gemar bersedekah. Dengan demikian ada "Lima Gemar" yang sering dikampanyekan para pendidik : Gemar Menulis, Gemar Membaca, Gemar Menabung, Gemar Berolahraga,dan Gemar Bersedekah.
Jik terus diintensifkan ajakannya, setidaknya " Lima Gemar" ini akan mengurangi sifat "Gemar Berbohong" seperti yang dipertontonkan sebagian "orang tua" kita di pengadilan baru-baru ini.
Referensi:
1.Hasan,Abdillah F. 2010."Nasehat dari Ahli Surga".Surabaya.Jawara
2.http://dongeng.urbanoir.ikhlasbersedekah