Media Bawean, 13 Februari 2012
Lomba Menulis Berita & Opini Tahun 2012
Kategori Umum
Nama Penulis : QAMARUDDIN
Alamat Asal : Tampo Pudakit Barat
No Hp :081234297361
Alamat Sekarang :Tlogomaas gg 09 no 26
Penulis adalah Mahasiswa Universitas Brawijaya Malang, Jurusan Fisika(FMIPA)

Midher (keliling bawean) merupakan tradisi tahunan yang dilaukan oleh masyarakat bawean baik anak-anak, orang tuan maupun pemuda-pemudi yang dilakukan satu hari atau dua hari setelah hari raya. Tradisi ini sudah ada sejak dahulu dan diwariskan secara turun-temurun dan secara tepatnya mider ini merupakan sebuah acara rekreasi yang dimulai dari rumah menuju ke tempat-tempat wisata kemudian diteruskan menyusuri jalan yang mengelilingi bawean sampai akhirnya kembali ke posisi semula alias rumah dan waktunya kira-kira sekitar 6-10 jam-an tergantung jumlah tempat wisatanya yang dikunjungi. Dan acara atau tradisi mider ini dapat dilakukan oleh dua orang dengan berkendara motor maupun berkelompok dengan menyewa mobil.
Tradisi midher ini sangat digandrungi oleh kaum muda-mudi jarena mereka menganggap tradisi ini dapat menunjukkan jati diri mereka kepada khalayak begitulah kiranya. jauh-jauh hari sebelumnya para kaum muda sudah merencanakan dan mempersiapkan acara ini secara matang baik dari jumlah anggota yang ingin ikut, jumlah dana yang dibutuhkan dan menyewa peralatan musik seperti salon (sound), mesin diesel dan lain-lain.
Ketika hari H tiba dan persipanpun sudah lengkap maka merekapun berangkat dengan menaaiki mobil yang sudah terpasang beberapa sound system yang membuat gelegar musik disco beradu sepanjang jalan dengan kelompok lain dan sudah dapat dipastikan jika beberapa kelompok sudah sampai ketempat wisata maka suara musik itu makin tidak karuan, yah, sesuai hukum fisika interfrensi bunyi, jika beberapa sumber bunyi bertemu maka terjadilah perpaduan atau interfrensi bunyi yang menyebabkan bunyi tidak karuan. Hal ini dilakun mereka karena ingin disebut kelompok yang paling gaul yang mempunyai sound sytem paling keras, dari sini mereka berjingrak-jingrak seakan ingin menunjukkan jati diri mereka. Disisi lain buday midher ini mengandung dampak negatif karena banyak pemuda yang mauk-mabukan alias minum-minuman keras, tawuran, ugal-ugalan di jalan dan yang paling fatal yaitu ketika para rombongan sampai di alun-alun sangkapura dan waktu magrib telah tiba mereka tetap menyalakan musik dengan keras seakan merasa tidak berdosa dengan perbuatannya. Peristiwa semacam ini terjai setiap tahun yang akhirnya para tokoh Bawean melarang lagi tradisi midher dengan membawan sound system. Naudzubillah semoga dosa mereka diampuni! Amiiin
Adapun tempat wisata yang sering dikunjungi yaitu seperti pantai, air terjun, air panas, makam wali (diponggo), kebun salak, pasir putih, tajung gaang, bayangkara dan masih banyak yang lainnya yang jika disebutkan satu persatu disini mungkin tidak mencukupi satu lembar kertas, dari sini dapat dilihat bahwa Pulau Bawean merupakan pulau wisata yang sekiranya sangat tepat jika dijuluki Pulau Bali ke dua.